Teks -- Efesus 2:1-18 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life: Ef 2:2 - ORANG-ORANG DURHAKA.
Nas : Ef 2:2
Ayat Ef 2:1-4 mengungkapkan alasan utama mengapa orang Kristen
harus menaruh belas kasihan dan kemurahan besar terhadap mereka yang ma...
Nas : Ef 2:2
Ayat Ef 2:1-4 mengungkapkan alasan utama mengapa orang Kristen harus menaruh belas kasihan dan kemurahan besar terhadap mereka yang masih hidup dalam pelanggaran dan dosa.
- 1) Semua orang yang tanpa Kristus dikuasai oleh "penguasa kerajaan angkasa", yaitu Iblis (ayat Ef 2:2). Pikiran mereka dibutakan oleh Iblis terhadap kebenaran Allah (ayat Ef 2:2; 2Kor 4:3-4). Mereka diperbudak oleh dosa dan dorongan tabiat berdosa (ayat Ef 2:3; Luk 4:18).
- 2) Karena kondisi rohani orang yang tidak dibaharui, maka terlepas dari kasih karunia Allah, mereka tidak dapat menerima atau mengerti kebenaran (ayat Ef 2:5,8; 1Kor 1:18; Tit 2:11-14).
- 3) Orang Kristen harus memandang sesama manusia dari perspektif alkitabiah. Mereka yang terlibat dalam percabulan dan kesombongan patut dikasihani karena perbudakan mereka kepada dosa dan Iblis (ayat Ef 2:1-3; bd. Yoh 3:16).
- 4) Mereka yang hidup tanpa Kristus tetap bertanggung jawab atas dosa-dosa mereka, karena Allah memberikan setiap orang terang dan kasih karunia seperlunya agar mereka dapat mencari Allah dan meloloskan diri dari belenggu dosa oleh iman dalam Kristus (Yoh 1:9; Rom 1:18-32; Rom 2:1-16).
Full Life: Ef 2:8 - KARENA KASIH KARUNIA ... OLEH IMAN.
Nas : Ef 2:8
Lihat art. IMAN DAN KASIH KARUNIA.
Nas : Ef 2:8
Lihat art. IMAN DAN KASIH KARUNIA.
Full Life: Ef 2:9 - BUKAN HASIL PEKERJAANMU.
Nas : Ef 2:9
Orang tidak dapat diselamatkan oleh usahanya sendiri, perbuatan amal
atau usaha sungguh-sungguh untuk menaati perintah Allah. Seorang ...
Nas : Ef 2:9
Orang tidak dapat diselamatkan oleh usahanya sendiri, perbuatan amal atau usaha sungguh-sungguh untuk menaati perintah Allah. Seorang hanya diselamatkan oleh kasih karunia Allah. Sebab-sebabnya adalah sebagai berikut:
- 1) Semua orang yang tidak selamat mati secara rohani (ayat Ef 2:1), berada di bawah kuasa Iblis (ayat Ef 2:2), diperbudak dosa (ayat Ef 2:3), dan di bawah murka Allah (ayat Ef 2:3).
- 2) Agar selamat, seseorang harus menerima keselamatan yang disediakan Allah (ayat Ef 2:4-5), diampuni dosa (Rom 4:7,8), dihidupkan secara rohani (Kol 1:13), dibebaskan dari kuasa Iblis dan dosa (Kol 1:13), dijadikan ciptaan baru (ayat Ef 2:10; 2Kor 5:17), dan menerima Roh Kudus (Yoh 7:37-39; 20:22). Tidak ada usaha sendiri yang dapat mengerjakan hal-hal di atas.
- 3) Yang mendatangkan keselamatan adalah kasih karunia Allah oleh iman (ayat Ef 2:5,8). Pemberian kasih karunia Allah ini meliputi hal-hal berikut:
- (a) Pertama datanglah panggilan untuk bertobat dan beriman (Kis 2:38). Bersamaan dengan panggilan ini mulailah Roh Kudus bekerja di dalam diri orang, memberikan kepadanya kuasa dan kemampuan untuk menanggapi Allah.
- (b) Mereka yang menanggapi dengan iman dan pertobatan serta menerima
Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat menerima kasih karunia
tambahan untuk dibaharui atau dilahirkan kembali oleh Roh Kudus
(lihat art. PEMBAHARUAN)
dan dipenuhi dengan Roh (Kis 1:8; 2:38; Ef 5:18). - (c) Mereka yang menjadi ciptaan baru di dalam Kristus menerima kasih
karunia terus-menerus untuk menjalani hidup Kristen, menolak dosa
dan melayani Allah (Rom 8:13-14; 2Kor 9:8). Orang percaya
berjuang untuk hidup bagi Allah oleh kasih karunia-Nya yang bekerja
di dalam mereka (1Kor 15:10). Kasih karunia Allah bekerja dalam
orang percaya yang sungguh-sungguh, hingga mereka rela dan bertindak
menurut maksud baik Allah (Fili 2:12-13). Sejak awal hingga
akhir, keselamatan terjadi karena kasih karunia Allah
(lihat art. IMAN DAN KASIH KARUNIA).
Full Life: Ef 2:18 - JALAN MASUK KEPADA BAPA.
Nas : Ef 2:18
Jalan masuk kepada Allah Bapa adalah melalui Yesus Kristus oleh Roh
Kudus. "Jalan masuk" artinya bahwa kita yang beriman kepada Krist...
Nas : Ef 2:18
Jalan masuk kepada Allah Bapa adalah melalui Yesus Kristus oleh Roh Kudus. "Jalan masuk" artinya bahwa kita yang beriman kepada Kristus memiliki kebebasan dan hak untuk menghampiri Bapa sorgawi kita dengan keyakinan bahwa kita akan diterima, dikasihi dan disambut.
- 1) Jalan masuk ini diperoleh melalui Kristus -- darah-Nya yang tercurah di salib (ayat Ef 2:13; Rom 5:1-2) dan doa syafaat-Nya di sorga bagi semua orang yang datang kepada-Nya (Ibr 7:25; bd. Ibr 4:14-16).
- 2) Jalan masuk kepada Allah memerlukan bantuan Roh Kudus. Kuasa Roh yang tinggal di dalam kita memungkinkan kita berdoa dan berseru kepada Allah sesuai dengan maksud dan kehendak-Nya (Yoh 14:16-17; 16:13-14; Rom 8:15-16,26-27).
Jerusalem: Ef 2:2 - kerajaan angkasa Harafiah: wilayah kekuasaan di udara. Menurut kepercayaan zaman dahulu udara didiami macam-macam roh jahat. Penguasa mereka ialah Iblis.
Harafiah: wilayah kekuasaan di udara. Menurut kepercayaan zaman dahulu udara didiami macam-macam roh jahat. Penguasa mereka ialah Iblis.
Ialah kami orang-orang Yahudi.
Jerusalem: Ef 2:5 - kita Ialah baik orang-orang bukan Yahudi, Efe 2:1-2, maupun orang Yahudi, Efe 2:3. Jalan pikiran yang terputus oleh Efe 2:3 (semacam antar kurung) diterusk...
Var: dalam Kristus
Var: oleh kasih karuniaNya.
Jerusalem: Ef 2:6 - -- Dalam ayat ini dan Kol 2:12; 3:1-4 Paulus memandang kebangkitan dan kemuliaan sorgawi orang Kristen sebagai suatu realitas yang sudah terwujud (bdk te...
Dalam ayat ini dan Kol 2:12; 3:1-4 Paulus memandang kebangkitan dan kemuliaan sorgawi orang Kristen sebagai suatu realitas yang sudah terwujud (bdk telah membangkitkan). Sebaliknya Rom 6:3-11; 8:11,17 dst memandang sebagai sebuah realitas di masa depan (akan hidup, akan dihidupkan). Pandangan ini tentang eskatologis yang sudah terwujud merupakan pandangan khas surat-surat Efesus dan Kolose.
Jerusalem: Ef 2:11 - dahulu kamu Masa lampau yang dilukiskan Paulus di sini bukan hanya masa lampau sidang pembacanya, tetapi lebih-lebih masa lampau seluruh dunia bukan Yahudi.
Masa lampau yang dilukiskan Paulus di sini bukan hanya masa lampau sidang pembacanya, tetapi lebih-lebih masa lampau seluruh dunia bukan Yahudi.
Ialah tanpa Mesias
Jerusalem: Ef 2:12 - ketentuan-ketentuan yang dijanjikan Harafiah: perjanjian-perjanjian janji. Yang dimaksudkan ialah perjanjian-perjanjian yang berturut-turut diikat Allah dengan Abraham Ishak, Yakub, Musa...
Harafiah: perjanjian-perjanjian janji. Yang dimaksudkan ialah perjanjian-perjanjian yang berturut-turut diikat Allah dengan Abraham Ishak, Yakub, Musa, Daud, dll, bdk Kej 12:1; 15:1; Kel 19:1; Ima 26:42,45; Sir 44:1-45:26; Wis 18:22; 2Ma 8:15; Rom 9:4. Adapun perjanjian-perjanjian itu memuat janji-janji keselamatan di zaman Mesias
Jerusalem: Ef 2:12 - pengharapan Ialah pengharapan akan Mesias; pengharapan itu dahulu merupakan milik khas Israel, Efe 1:12
Ialah pengharapan akan Mesias; pengharapan itu dahulu merupakan milik khas Israel, Efe 1:12
Jerusalem: Ef 2:12 - tanpa Allah Orang-orang kafir memang memuja banyak ilah, tetapi tidak memuja satu-satunya Allah sejati, 1Ko 8:5 dst.
Orang-orang kafir memang memuja banyak ilah, tetapi tidak memuja satu-satunya Allah sejati, 1Ko 8:5 dst.
Jerusalem: Ef 2:13 - -- Salib Yesuslah yang mengakibatkan orang-orang Yahudi dan bukan Yahudi berdekatan, Efe 2:14-15, lalu bersama-sama mendekati Allah, Efe 2:16-18.
Salib Yesuslah yang mengakibatkan orang-orang Yahudi dan bukan Yahudi berdekatan, Efe 2:14-15, lalu bersama-sama mendekati Allah, Efe 2:16-18.
Jerusalem: Ef 2:14 - tembok pemisah Ini menyinggung pagar tembok yang dalam Bait Allah di Yerusalem memisahkan pelataran orang Yahudi dari pelataran orang kafir, bdk Kis 21:28 dst.
Ini menyinggung pagar tembok yang dalam Bait Allah di Yerusalem memisahkan pelataran orang Yahudi dari pelataran orang kafir, bdk Kis 21:28 dst.
Jerusalem: Ef 2:15 - -- Hukum Musa yang membuat orang-orang Yahudi menjadi bangsa istimewa juga memisahkan mereka dari bangsa-bangsa lain. Yesus sudah membatalkan hukum Musa ...
Hukum Musa yang membuat orang-orang Yahudi menjadi bangsa istimewa juga memisahkan mereka dari bangsa-bangsa lain. Yesus sudah membatalkan hukum Musa itu dengan sekali untuk selama-lamanya melaksanakannya guna semua manusia, Kol 2:14+
Jerusalem: Ef 2:15 - manusia baru Manusia baru itu merupakan pra-lambang umat manusia baru yang diciptakan kembali oleh Allah (bdk 2Ko 5:17+) dalam diri Kristus yang dibangkitkan sebag...
Manusia baru itu merupakan pra-lambang umat manusia baru yang diciptakan kembali oleh Allah (bdk 2Ko 5:17+) dalam diri Kristus yang dibangkitkan sebagai "Adam kedua", 1Ko 15:45, setelah Kristus di dalam diriNya di salib mematikan keturunan Adam pertama yang jatuh binasa karena dosanya, bdk Rom 5:12 dst; Rom 8:3; 1Ko 15:21. Oleh karena diciptakan "di dalam kebenaran dan kekudusan", Efe 4:24, manusia baru itu adalah "tunggal", sebab di dalamnya lenyaplah segala perpecahan di antara manusia, Kol 3:10 dst; Gal 3:27 dst.
Jerusalem: Ef 2:16 - satu tubuh Tubuh yang satu itu pertama-tama tubuh jasmaniah Kristus sendiri yang dikorbankan di salib, Kol 1:22+; tetapi selanjutnya tubuh itu juga Tubuh "Mistik...
Jerusalem: Ef 2:17 - Ia datang dan memberitakan Ialah melalui rasul-rasulnya yang telah memberitakan Injil keselamatan dan damai-sejahtera.
Ialah melalui rasul-rasulnya yang telah memberitakan Injil keselamatan dan damai-sejahtera.
Jerusalem: Ef 2:18 - satu Roh Roh yang satu yang menjiwai Tubuh yang satu, yakni tubuh Kristus yang bersatu dengan GerejaNya, ialah Roh Kudus yang sudah merubah rupa tubuh Kristus ...
Roh yang satu yang menjiwai Tubuh yang satu, yakni tubuh Kristus yang bersatu dengan GerejaNya, ialah Roh Kudus yang sudah merubah rupa tubuh Kristus yang dibangkitkan dan dari situ merambat kepada anggota-anggota Tubuh Kristus. Ciri trinitas ayat ini kentara sekali.
Ende: Ef 2:2 - Penguasa keradjaan angkasa, roh terkenal itu Jang dimaksudkan ialah setan
sebagai kepala roh-roh djahat, jang dibajangkan mendiami angkasa dan menguasai
djagad raja nasib manusia.
Jang dimaksudkan ialah setan sebagai kepala roh-roh djahat, jang dibajangkan mendiami angkasa dan menguasai djagad raja nasib manusia.
Ende: Ef 2:2 - Putera-putera kedurhakaan Itu menurut peribahasa Jahudi berarti: termasuk
kaum durhaka, jaitu kaum penentang Indjil.
Itu menurut peribahasa Jahudi berarti: termasuk kaum durhaka, jaitu kaum penentang Indjil.
Ende: Ef 2:3 - Kita semua Dengan "kamu" tadi Paulus menjapa golongan umat bekas penjembah
dewa-dewa. Sekarang dengan "kita semua" ia memaksudkan seluruh penjembah dewa-dewa.
Se...
Dengan "kamu" tadi Paulus menjapa golongan umat bekas penjembah dewa-dewa. Sekarang dengan "kita semua" ia memaksudkan seluruh penjembah dewa-dewa. Sekarang dengan "kita semua" ia memaksudkan seluruh umat, tetapi chususnja golongan Jahudi, termasuk ia sendiri.
Ende: Ef 2:3 - Putera murka jaitu termasuk golongan orang durhaka jang patut dimurkai
Allah, dan selalu diantjami hukuman abadi.
jaitu termasuk golongan orang durhaka jang patut dimurkai Allah, dan selalu diantjami hukuman abadi.
jaitu melulu sebab Allah memberi rahmat.
Ende: Ef 2:6 - Telah mendudukkan kita disurga Sebagai anggota Tubuh mistikNja kita ada
"dalam Kristus", jaitu dalam Kristus jang duduk dalam kemuliaanNja disurga.
Kita sudah mempunjai bagian dalam...
Sebagai anggota Tubuh mistikNja kita ada "dalam Kristus", jaitu dalam Kristus jang duduk dalam kemuliaanNja disurga. Kita sudah mempunjai bagian dalam kemuliaan itu, tetapi masih setjara tersembunji. Kita sedang menikmati "tjengkeramnja" (Efe 1:14) dalam kepertjajaan dan pengharapan dan itu sudah mempengaruhi sikap dan tjara hidup kita. Bdl. Efe 1:18-23.
Ende: Ef 2:8-9 - -- Untuk lebih djelas mengerti ajat-ajat ini, baik batjalah
Gal 3:1-14; 4:3-7; 5:4-6; Rom 3:19; 4:25.
Untuk lebih djelas mengerti ajat-ajat ini, baik batjalah Gal 3:1-14; 4:3-7; 5:4-6; Rom 3:19; 4:25.
Ende: Ef 2:10 - Tjiptaan Jang dimaksudkan disini bukannja sebagai machluk kodrati, melainkan
sebagai "machluk baru" jaitu "manusia ataskodrati". Hidup ataskodrati itu
"ditjipt...
jaitu jang bersifat ataskodrati dan bernilai untuk hidup abadi.
Ende: Ef 2:10 - Sudah disediakan lebih dahulu Perbuatan-perbuatan baik itu tetap merupakan
buah-buah dari rahmat jang bekerdja dalam kita. "Berdjalan dalamnja": Segala
tingkah laku kita harus bert...
Perbuatan-perbuatan baik itu tetap merupakan buah-buah dari rahmat jang bekerdja dalam kita. "Berdjalan dalamnja": Segala tingkah laku kita harus bertjorak dan berwudjud ataskodrati.
jaitu menurut keturunan kodrati dan tidak bersunat.
Suatu penghinaan orang Jahudi terhadap kaum "kafir" jang tidak bersunat.
bukan diadakan oleh Roh Kudus.
Ende: Ef 2:11 - Pada daging bukan dalam roh, jaitu suatu tanda lahiriah sadja, jang tidak
bernilai rohani, dan sebab itu samasekali tidak patut dibanggakan. Ungkapan itu
sangat b...
bukan dalam roh, jaitu suatu tanda lahiriah sadja, jang tidak bernilai rohani, dan sebab itu samasekali tidak patut dibanggakan. Ungkapan itu sangat bertjorak sindiran terhadap orang Jahudi, jang merasa dirinja sutji karena sunat itu.
Ende: Ef 2:12 - Tanpa Kristus Maksudnja disini: tanpa pengetahuan dan pengharapan akan
kedatangan Mesias, jang akan melepaskan mereka dari segala kemalangan.
Maksudnja disini: tanpa pengetahuan dan pengharapan akan kedatangan Mesias, jang akan melepaskan mereka dari segala kemalangan.
Ende: Ef 2:12 - Terasing tidak sanggup atau tidak dibiarkan masuk kaum pilihan dan mendapat
bagian dalam hak kewargaannja dan penjelenggaraan Allah jang istimewa, penuh
berkat...
tidak sanggup atau tidak dibiarkan masuk kaum pilihan dan mendapat bagian dalam hak kewargaannja dan penjelenggaraan Allah jang istimewa, penuh berkat.
jaitu terhadap Allah dan keradjaanNja.
Ende: Ef 2:14 - Tembok ialah peraturan-peraturan keras berdasarkan hukum taurat, jang
melarang orang Jahudi bergaul dengan orang-orang takbersunat sebab dipandang
nadjis. Ha...
ialah peraturan-peraturan keras berdasarkan hukum taurat, jang melarang orang Jahudi bergaul dengan orang-orang takbersunat sebab dipandang nadjis. Hal itu menimbulkan ketegangan kebentjian dan permusuhan. Kiasan "tembok" mengingat akan tembok tinggi jang memisahkan halaman kaum kafir dari ruangan-ruangan kenisah jang lain.
Ende: Ef 2:15 - Hukum dengan segala perintah dan ketentuan-ketentuannja Jang dimaksudkan
chususnja disini, ialah peraturan-peraturan mengenai pergaulan dengan orang-orang
bukan Jahudi.
Jang dimaksudkan chususnja disini, ialah peraturan-peraturan mengenai pergaulan dengan orang-orang bukan Jahudi.
Ref. Silang FULL: Ef 2:2 - Kamu hidup // dunia ini // kerajaan angkasa // orang-orang durhaka · Kamu hidup: Ef 2:3,11-13; Rom 11:30; 1Kor 6:11; 5:8; Kol 3:7; Tit 3:3; 1Pet 4:3
· dunia ini: Rom 12:2
· kerajaan angkasa: Yoh 1...
· Kamu hidup: Ef 2:3,11-13; Rom 11:30; 1Kor 6:11; 5:8; Kol 3:7; Tit 3:3; 1Pet 4:3
· dunia ini: Rom 12:2
· kerajaan angkasa: Yoh 12:31; [Lihat FULL. Yoh 12:31]
· orang-orang durhaka: Ef 5:6
Ref. Silang FULL: Ef 2:3 - Sebenarnya dahulu // nafsu daging · Sebenarnya dahulu: Ef 2:2; Ef 2:2
· nafsu daging: Gal 5:24; Gal 5:24
Ref. Silang FULL: Ef 2:5 - oleh kesalahan-kesalahan // kamu diselamatkan · oleh kesalahan-kesalahan: Ef 2:1; Mazm 103:12
· kamu diselamatkan: Ef 2:8; Yoh 5:24; Kis 15:11; Kis 15:11
Ref. Silang FULL: Ef 2:6 - Kristus Yesus // dengan Dia // di sorga · Kristus Yesus: Rom 6:5; Rom 6:5
· dengan Dia: Ef 1:20
· di sorga: Ef 1:3; Ef 1:3
Ref. Silang FULL: Ef 2:7 - kasih karunia-Nya // dengan kebaikan-Nya · kasih karunia-Nya: Rom 2:4; Rom 2:4
· dengan kebaikan-Nya: Tit 3:4
Ref. Silang FULL: Ef 2:8 - kasih karunia // kamu diselamatkan // oleh iman · kasih karunia: Rom 3:24; Rom 3:24
· kamu diselamatkan: Ef 2:5
· oleh iman: Rom 9:30; Rom 9:30
Ref. Silang FULL: Ef 2:9 - hasil pekerjaanmu // memegahkan diri · hasil pekerjaanmu: Ul 9:5; Rom 4:2; 2Tim 1:9; Tit 3:5
· memegahkan diri: 1Kor 1:29
Ref. Silang FULL: Ef 2:10 - ini buatan // Allah, diciptakan // pekerjaan baik · ini buatan: Yes 29:23; 43:7; 60:21
· Allah, diciptakan: Ef 4:24
· pekerjaan baik: Tit 2:14; Tit 2:14
· ini buatan: Yes 29:23; 43:7; 60:21
· Allah, diciptakan: Ef 4:24
Ref. Silang FULL: Ef 2:11 - bahwa dahulu // tangan manusia · bahwa dahulu: Ef 2:2; Ef 2:2
· tangan manusia: Kol 2:11
Ref. Silang FULL: Ef 2:12 - mendapat bagian // yang dijanjikan // tanpa pengharapan · mendapat bagian: Yes 14:1; 65:1
· yang dijanjikan: Gal 3:17
· tanpa pengharapan: 1Tes 4:13
Ref. Silang FULL: Ef 2:13 - yang dahulu // dekat // darah Kristus · yang dahulu: Ef 2:2; Ef 2:2
· dekat: Ef 2:17
· darah Kristus: Kol 1:20
Ref. Silang FULL: Ef 2:14 - damai sejahtera // telah mempersatukan · damai sejahtera: Ef 2:15; Yoh 14:27; Yoh 14:27
· telah mempersatukan: 1Kor 12:13; Ef 3:6
· damai sejahtera: Ef 2:15; Yoh 14:27; [Lihat FULL. Yoh 14:27]
· telah mempersatukan: 1Kor 12:13; Ef 3:6
Ref. Silang FULL: Ef 2:15 - sebagai manusia // dan ketentuannya // menjadi satu · sebagai manusia: Kol 1:21,22
· dan ketentuannya: Kol 2:14
· menjadi satu: Gal 3:28
· oleh salib: 2Kor 5:18; Kol 1:20,22
Ref. Silang FULL: Ef 2:17 - damai sejahtera // dekat · damai sejahtera: Luk 2:14; Luk 2:14
· dekat: Ef 2:13; Mazm 148:14; Yes 57:19
· damai sejahtera: Luk 2:14; [Lihat FULL. Luk 2:14]
· dekat: Ef 2:13; Mazm 148:14; Yes 57:19
Ref. Silang FULL: Ef 2:18 - satu Roh // jalan masuk // kepada Bapa · satu Roh: 1Kor 12:13; Ef 4:4
· jalan masuk: Ef 3:12
· kepada Bapa: Kol 1:12
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry: Ef 2:1-3 - Keadaan Jemaat Efesus pada Dasarnya
Pasal ini berisi uraian mengenai,
I. Keadaan orang-orang Efesus ini, yang pada dasarnya adalah orang-orang yang malang (ay. 1-3). Hal ini ...
- Pasal ini berisi uraian mengenai,
- I. Keadaan orang-orang Efesus ini, yang pada dasarnya adalah orang-orang yang malang (ay. 1-3). Hal ini disampaikan sekali lagi dalam ay. 11-12.
- II. Perubahan yang indah, yang dikerjakan di dalam diri mereka oleh kasih karunia yang mengubahkan (ay. 4-10). Ini diulangi sekali lagi dalam ay. 13.
- III. Hak istimewa yang hebat dan luar biasa yang diterima dari Kristus, baik oleh orang Yahudi maupun orang bukan Yahudi yang telah bertobat (ay. 14-22). Rasul Paulus berusaha supaya mereka menyikapi dengan selayaknya perubahan luar biasa yang telah dikerjakan oleh anugerah ilahi di dalam diri mereka. Sikap yang demikian memang sangat pantas ditunjukkan terhadap perubahan yang besar tersebut, yang dikerjakan oleh anugerah yang sama di dalam diri semua orang yang menerima kasih karunia. Dengan begitu, di sini terdapat sebuah gambaran yang jelas baik mengenai malangnya keadaan manusia yang belum diperbarui, maupun mengenai bahagianya keadaan jiwa-jiwa yang sudah diubahkan. Ini cukup untuk menggugah dan memperingatkan orang-orang yang masih tinggal di dalam dosa mereka, serta membuat mereka bergegas keluar dari keadaan tersebut. Ini juga dapat menghibur dan menyenangkan hati orang-orang yang telah dihidupkan oleh Allah, dengan mengingat hak istimewa yang luar biasa yang telah diberikan kepada mereka.
Keadaan Jemaat Efesus pada Dasarnya (2:1-3)
- Keadaan orang Efesus yang pada dasarnya malang itu dijelaskan sebagian di sini. Perhatikan,
- 1. Jiwa yang belum diperbarui adalah jiwa yang mati di dalam pelanggaran dan dosa. Semua orang yang tinggal di dalam dosa mereka, mati di dalam dosa. Bahkan tidak hanya itu, tetapi juga di dalam pelanggaran dan dosa, yang bisa berarti segala macam dosa, baik yang sudah biasa dilakukan maupun yang dilakukan satu kali saja, baik dosa di dalam hati maupun dosa dalam perbuatan. Dosa adalah kematian jiwa. Di mana pun hal itu terjadi, maka di situ pun segala kehidupan rohani lenyap. Orang berdosa ada dalam keadaan mati, karena tidak lagi berpegang pada hukum, dan kehilangan kuasa kehidupan rohani. Mereka terbuang dari Allah, sumber kehidupan. Mereka juga mati secara hukum, karena dikatakan bahwa seorang penjahat yang bersalah harus mati.
- 2. Keadaan berdosa adalah suatu keserupaan dengan dunia ini (ay. 2). Di ayat pertama, Paulus berbicara tentang keadaan batiniah mereka. Di sini, ia berbicara mengenai perilaku mereka secara lahiriah. Di dalamnya, yaitu di dalam pelanggaran dan dosa, dahulu kamu hidup. Kamu hidup dan berperilaku sedemikian rupa seperti yang biasa dilakukan orang dunia.
- 3. Pada dasarnya, kita adalah budak yang terikat pada dosa dan Iblis. Barangsiapa hidup dalam pelanggaran dan dosa, dan mengikuti jalan dunia ini, ia mentaati penguasa kerajaan angkasa. Demikianlah Iblis, atau penguasa setan-setan, digambarkan. Lihat Matius 12:24, 26. Pasukan malaikat yang telah jatuh adalah seperti sebuah kekuatan yang dipersatukan di bawah seorang pemimpin. Karena itu, apa yang di tempat lain disebut sebagai kuasa-kuasa gelap di sini disebut dalam bentuk tunggal. Angkasa digambarkan sebagai takhta kerajaan Iblis, dan baik orang Yahudi maupun orang kafir memang berpendapat bahwa angkasa penuh dengan roh-roh, dan di sanalah roh-roh itu bekerja. Tampaknya Iblis memiliki kekuasaan tertentu (dengan seizin Allah) di bagian angkasa yang lebih rendah. Di sana dia telah siap sedia untuk menggoda manusia, dan sebisa mungkin melakukan kejahatan sebanyak-banyaknya di dunia. Namun, sungguh merupakan penghiburan dan sukacita bagi umat Allah bahwa Dia, yang menjadi Kepala dari segala yang ada bagi jemaat, telah menaklukkan Iblis dan membelenggunya. Namun orang jahat adalah budak Iblis, karena mereka hidup mengikutinya. Mereka hidup dan bertindak sesuai dengan kehendak dan kesenangan si perebut kekuasaan ini. Perbuatan dan tujuan mereka dilakukan seturut dengan nasihatnya, dan menuruti godaannya. Mereka tunduk kepadanya, dan menjadi tawanannya yang mengikat mereka dengan kehendaknya, sehingga ia disebut sebagai ilah dunia ini, dan roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka. Orang-orang durhaka adalah orang-orang yang memilih untuk tidak menaati Allah, dan melayani Iblis. Di dalam diri mereka Iblis bekerja dengan begitu kuat dan efektif. Sebagaimana Roh yang baik mengerjakan apa yang baik di dalam jiwa yang taat, demikian pula roh yang jahat ini mengerjakan apa yang jahat di dalam diri orang jahat. Dan sekarang ia bekerja, bukan hanya sejak sekarang ini, melainkan juga sudah sejak dunia diberkati dengan terang Injil yang mulia. Rasul Paulus menambahkan, sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka. Kata-kata ini mengacu pada orang Yahudi. Di sini Paulus menyiratkan bahwa pada dasarnya dahulu mereka berada di dalam keadaan yang malang dan menyedihkan, serta sama jahat dan kejinya dengan orang-orang bukan Yahudi yang belum diperbarui itu sendiri. Paulus menggambarkan lebih jauh keadaan mereka yang sesungguhnya di dalam perkataannya yang berikut.
- 4. Pada dasarnya kita diperbudak oleh daging dan kesenangan kita yang keji (ay. 3). Dengan menuruti kehendak daging dan pikiran, manusia ternoda oleh pencemaran jasmani dan rohani. Tetapi Rasul Paulus menyuruh orang Kristen menyucikan diri dari semuanya itu (2Kor. 7:1). Menuruti keinginan daging dan pikiran mencakup segala dosa dan kejahatan yang dilakukan di dalam dan oleh para penguasa jiwa, baik yang lebih rendah maupun yang lebih tinggi atau lebih berkuasa. Sifat bejat kita mencondongkan kita kepada segala dosa itu, dan kita hidup untuk melakukan semua dosa tersebut. Pikiran yang bersifat kedagingan menjadikan manusia sebagai budak yang sempurna terhadap nafsunya yang bejat. Memenuhi kehendak daging, begitulah kata-katanya dapat ditafsirkan, menunjukkan besarnya kekuatan nafsu-nafsu ini, dan kuasa apa yang mereka punyai atas orang-orang yang menyerahkan diri kepadanya.
- 5. Pada dasarnya kita adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain. Orang Yahudi harus dimurkai, seperti halnya orang bukan Yahudi. Dan pada dasarnya kodrat orang yang satu sama saja seperti yang lain, bukan hanya karena kebiasaan dan karena meniru, melainkan juga sudah sejak kita mulai ada, dan juga dikarenakan kecenderungan dan nafsu alamiah kita. Karena pada dasarnya semua orang adalah orang-orang durhaka, maka pada dasarnya mereka juga adalah orang-orang yang harus dimurkai. Setiap hari Allah murka terhadap orang yang jahat. Tindakan dan keadaan kita begitu layak dimurkai, dan akan berakhir di dalam murka kekal, seandainya anugerah ilahi tidak turut campur tangan. Oleh sebab itu, jelas sekali mengapa orang berdosa harus menaruh perhatian terhadap anugerah yang akan mengubah mereka dari orang-orang yang harus dimurkai menjadi anak-anak Allah dan ahli waris kemuliaan! Sampai di sini, Rasul Paulus telah menjelaskan betapa malangnya keadaan manusia yang sesungguhnya di dalam ayat-ayat ini. Kita akan mendapati bahwa topik ini dibahas lagi oleh Paulus dalam beberapa ayat berikutnya.
Matthew Henry: Ef 2:4-10 - Perubahan yang Dikerjakan dalam Diri Jemaat Efesus Perubahan yang Dikerjakan dalam Diri Jemaat Efesus (2:4-10)
Di sini Paulus memulai penjelasannya mengenai perubahan mulia yang dikerjakan di dalam ...
Perubahan yang Dikerjakan dalam Diri Jemaat Efesus (2:4-10)
- Di sini Paulus memulai penjelasannya mengenai perubahan mulia yang dikerjakan di dalam diri orang-orang Efesus oleh kasih karunia yang mengubahkan. Di dalamnya perhatikanlah,
- I. Oleh siapa, dan dengan cara apa, perubahan itu diadakan dan dilakukan.
- 1. Dalam bentuk negatif: Bukan hasil usahamu (ay. 8). Iman kita, pertobatan kita, dan keselamatan kekal yang kita miliki diperoleh bukan semata-mata karena kecakapan kita, atau kebaikan kita sendiri. Itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri (ay. 9). Semua ini terjadi bukan karena apa pun yang kita kerjakan, sehingga kita sama sekali tidak boleh memegahkan diri. Barangsiapa memegahkan diri, tidak boleh bermegah karena dirinya sendiri, melainkan harus di dalam Tuhan. Tidak ada tempat bagi manusia untuk bermegah atas kecakapan dan kekuatannya sendiri, atau seolah-olah ia telah berbuat sesuatu sehingga layak untuk dikenan begitu rupa oleh Allah.
- 2. Dalam bentuk positif: Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, dst. (ay. 4). Allah sendirilah yang mengadakan perubahan yang besar dan menggembirakan ini, dan kasih-Nya yang besar itu menjadi sumber dan mata air dari perubahan tersebut. Dari situlah Dia memutuskan untuk menunjukkan rahmat. Kasihlah yang menyebabkan Dia berbuat kebaikan terhadap kita yang dipandang hanya sebagai makhluk ciptaan. Sedangkan rahmat memandang kita sebagai makhluk yang murtad dan malang. Perhatikan, kasih Allah yang kekal atau kehendak-Nya yang baik terhadap ciptaan-Nya merupakan mata air yang darinya semua rahmat-Nya mengalir kepada kita. Kasih Allah adalah kasih yang besar, dan rahmat-Nya adalah rahmat yang melimpah, begitu besar tidak terlukiskan, dan begitu melimpah tidak habis-habisnya. Maka oleh kasih karunia kamu diselamatkan (ay. 5), dan karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman. Itu adalah pemberian Allah (ay. 8). Perhatikan, setiap orang berdosa yang sudah diubahkan adalah orang berdosa yang sudah diselamatkan. Mereka ini sudah dimerdekakan dari dosa dan murka. Mereka dibawa ke dalam keselamatan, dan melalui kasih karunia telah diberi hak untuk menikmati kebahagiaan kekal. Kasih karunia yang menyelamatkan mereka adalah kebaikan dan perkenan Allah yang diberikan secara cuma-cuma dan sesungguhnya tidak layak mereka terima. Dan Dia menyelamatkan mereka, bukan karena melakukan hukum Taurat, melainkan melalui iman kepada Kristus Yesus. Dengan cara itu, mereka boleh ambil bagian di dalam berkat Injil yang luar biasa. Baik iman maupun keselamatan yang sangat dipengaruhi oleh iman tersebut, adalah pemberian Allah. Tujuan iman yang begitu luar biasa ditunjukkan melalui pewahyuan ilahi, dan ditegaskan oleh kesaksian dan bukti yang telah diberikan Allah kepada kita. Kepercayaan kita akan keselamatan, dan keselamatan yang kita peroleh melalui iman, sepenuhnya disebabkan oleh pertolongan dan anugerah ilahi. Allah telah mengatur semuanya itu sehingga tampak bahwa segala sesuatu berasal dari kasih karunia. Perhatikanlah,
- II. Di dalam apa perubahan ini terjadi, dalam beberapa hal, sesuai dengan malangnya keadaan kita yang sebenarnya. Beberapa di antaranya disebutkan di bagian ini, sementara yang lain disebutkan di bawah.
- 1. Kita yang telah mati dihidupkan (ay. 5). Kita diselamatkan dari kematian dosa, dan suatu pegangan dasar hidup rohani ditanamkan di dalam diri kita. Kasih karunia yang diberikan di dalam jiwa seseorang adalah kehidupan baru di dalam jiwa tersebut. Sebagaimana maut menutupi indra, menyumbat seluruh kekuatan dan daya kita, maka begitu juga keadaan berdosa menutupi kita dari segala sesuatu yang baik. Kasih karunia membuka dan melepaskan segala sesuatu, serta melapangkan jiwa. Perhatikan, seorang berdosa yang telah diperbarui menjadi jiwa yang hidup. Ia menjalani hidup yang dikuduskan, setelah ia lahir dari Allah. Dan ia hidup di dalam pengertian akan hukum, setelah dilepaskan dari kesalahan dosa oleh kasih karunia yang mengampuni dan membenarkan. Dia telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus. Kehidupan rohani kita diperoleh melalui kesatuan kita dengan Kristus. Di dalam Dialah kita hidup. Sebab Aku hidup dan kamu pun akan hidup.
- 2. Kita yang telah dikuburkan akan dibangkitkan (ay. 6). Di sini, apa yang masih belum terjadi dikatakan seolah-olah sudah terjadi, meskipun sebenarnya kita memang sudah dibangkitkan berkat persatuan kita dengan Dia, yang telah dibangkitkan Allah dari kematian. Ketika Allah membangkitkan Kristus dari kematian, Ia sungguh telah membangkitkan juga semua orang percaya bersama dengan Kristus, karena Dia adalah kepala bagi mereka. Dan ketika Allah mendudukkan Kristus di sebelah kanan-Nya di sorga, Dia telah mengangkat dan memuliakan mereka di dalam Kristus dan bersama Kristus, yang adalah Sang Pendahulu dan Kepala mereka yang telah dibangkitkan dan ditinggikan. Dan di dalam Kristus Yesus memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga bagi kita. Pernyataan ini dapat ditafsirkan dalam pengertian lain. Orang-orang berdosa berguling di dalam debu, sedangkan jiwa yang dikuduskan duduk di sorga, dan diangkat lebih tinggi dari dunia ini. Dunia seakan-akan tidak ada artinya bagi mereka, jika dibandingkan dengan keadaan dunia yang dahulu, dan dibandingkan dengan dunia yang baka. Orang-orang kudus Allah bukan saja milik Kristus yang merdeka, melainkan juga menjadi penilik bersama Dia. Dengan pertolongan kasih karunia-Nya, mereka telah naik bersama-sama Dia, lebih tinggi dari dunia ini, untuk berhubungan satu sama lain, dan mereka selalu menanti-nantikan hal itu. Mereka bukan hanya hamba yang melayani tuan-tuan yang terbaik dalam pekerjaan yang paling baik, melainkan juga ditinggikan supaya memerintah bersama Dia. Mereka duduk di takhta bersama Kristus, sebagaimana Dia telah duduk bersama-sama dengan Bapa-Nya di atas takhta-Nya.
- III. Perhatikan apa rancangan dan tujuan Allah yang besar dalam melakukan dan mengadakan perubahan ini. Tujuan-Nya adalah,
- 1. Dalam kaitannya dengan yang lain. Supaya pada masa yang akan datang Ia menunjukkan, dst. (ay. 7), bahwa Dia dapat memberikan contoh dan bukti akan kebaikan dan rahmat-Nya yang besar, untuk membesarkan hati orang-orang berdosa di masa yang akan datang. Perhatikan, kebaikan Allah dalam mengubahkan dan menyelamatkan orang berdosa hingga saat ini sangatlah baik dalam mendorong orang lain di masa mendatang supaya berharap pada kasih karunia dan rahmat-Nya. Allah telah merencanakan supaya orang-orang berdosa yang malang dapat berbesar hati oleh hal ini. Jadi, bagaimana mungkin kita tidak mau berharap dari anugerah dan kebaikan yang sedemikian luar biasa ini, dari kekayaan kasih karunia yang menyebabkan adanya perubahan ini? Dalam Kristus Yesus, yaitu oleh dan melalui siapa Allah mencurahkan semua perkenan dan berkat-Nya kepada kita.
- 2. Dalam kaitannya dengan orang-orang berdosa yang telah diperbarui itu sendiri. Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, dst. (ay. 10). Tampak bahwa segala sesuatu adalah karena anugerah, sebab semua keuntungan rohani yang kita peroleh berasal dari Allah. Kita ini buatan Allah. Maksud Paulus yaitu, bahwa kita adalah ciptaan baru, bukan hanya sebagai manusia, tetapi sebagai orang kudus. Manusia baru adalah ciptaan yang baru, dan Allah adalah Penciptanya. Ini adalah sebuah kelahiran yang baru, dan kita dilahirkan atau diperanakkan oleh karena kehendak-Nya. Dalam Kristus Yesus, maksudnya, melalui apa yang telah dilakukan dan diderita oleh-Nya, dan melalui pengaruh dan pekerjaan Roh-Nya yang mulia. Untuk melakukan pekerjaan baik, dst. Setelah sebelumnya Paulus menyatakan bahwa perubahan ini disebabkan oleh anugerah ilahi, dan bukan karena perbuatan kita, maka supaya ia tidak dikira menganggap bahwa orang tidak perlu berbuat baik, maka di sini ia menyatakan bahwa sekalipun perubahan itu bukan disebabkan oleh perbuatan (karena kita ini buatan Allah), namun di dalam ciptaan-Nya yang baru, Allah telah merancang dan mempersiapkan kita untuk melakukan berbagai pekerjaan baik. Diciptakan untuk melakukan pekerjaan baik, dengan tujuan supaya kita berbuah di dalamnya. Bilamana Allah menanamkan aturan-aturan dasar yang baik oleh kasih karunia-Nya, aturan-aturan itu dimaksudkan untuk pekerjaan baik. Yang dipersiapkan Allah sebelumnya, maksudnya, yang ditetapkan dan ditunjuk. Atau, perkataan tersebut bisa dibaca sebagai, yang disiapkan Allah sebelumnya bagi kita, yaitu dengan cara memberkati kita dengan pengetahuan akan kehendak-Nya, dan dengan pertolongan Roh Kudus-Nya. Dan dengan mengadakan perubahan semacam itu di dalam diri kita. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya, atau memuliakan Allah dengan perilaku yang dapat diteladani dan dengan ketekunan kita untuk terus ada di dalam kekudusan.
Matthew Henry: Ef 2:11-13 - Keadaan Jemaat Efesus yang pada Dasarnya Menyedihkan Keadaan Jemaat Efesus yang pada Dasarnya Menyedihkan (2:11-13)
Di dalam ayat-ayat ini, Rasul Paulus melanjutkan penjelasannya tentang keadaan jemaa...
Keadaan Jemaat Efesus yang pada Dasarnya Menyedihkan (2:11-13)
- Di dalam ayat-ayat ini, Rasul Paulus melanjutkan penjelasannya tentang keadaan jemaat Efesus yang pada dasarnya menyedihkan. Karena itu ingatlah, dst. (ay. 11). Seolah-olah ia mengatakan, “Kamu harus ingat bagaimana keadaanmu sebelumnya, dan bandingkanlah keadaan itu dengan keadaan kalian yang sekarang, supaya kamu merendahkan diri, dan supaya timbul kasih dan ucapan syukurmu kepada Allah.” Perhatikan, orang berdosa yang telah diubahkan harus sering-sering merenungkan keadaan mereka yang semula, yang berdosa dan malang. Orang-orang bukan Yahudi menurut daging, artinya, yang hidup di dalam kebobrokan sifat mereka, dan tidak melakukan sunat, sebagai tanda lahiriah bahwa mereka mendapat bagian di dalam perjanjian anugerah. Yang disebut orang-orang tak bersunat oleh mereka, dst., maksudnya, “Gara-gara hal itu kamu ditegur dan dikecam oleh orang Yahudi yang mementingkan hal-hal di luar, yang menyatakan pengakuannya secara lahiriah, dan memperhatikan tidak lebih daripada hukum lahiriah.” Perhatikan, orang-orang yang hanya mengaku di bibir saja cenderung menghargai diri mereka terutama berdasarkan hak istimewa mereka secara lahiriah, dan mengecam serta menghina orang lain yang tidak memiliki keistimewaan itu. Rasul Paulus menggambarkan malangnya keadaan mereka dalam beberapa hal (ay. 12). “Bahwa waktu itu, ketika kamu masih bukan Yahudi, dan belum diubahkan, kamu,”
- 1. “Tidak memiliki Kristus, tanpa pengetahuan akan adanya Mesias, dan tidak memperoleh bagian dalam keselamatan di dalam Dia atau memiliki hubungan dengan Dia.” Memang benar bahwa semua orang berdosa yang belum diubahkan, semua orang yang tidak beriman, tidak memiliki bagian dalam keselamatan di dalam Kristus. Dan tentulah amat malang dan menyedihkan jika seseorang tidak memiliki Kristus. Tanpa Kristus, mereka,
- 2. Tidak termasuk kewargaan Israel. Mereka tidak termasuk di dalam jemaat Kristus, dan tidak memiliki persekutuan dengan jemaat-Nya, karena persekutuan itu hanya dibatasi untuk bangsa Israel. Ditempatkan dalam jemaat Kristus, dan turut mendapat bagian bersama anggota jemaat di dalam keuntungan yang hanya diberikan kepada jemaat, bukanlah suatu hak istimewa yang biasa-biasa saja.
- 3. Mereka tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan. Inti dari ketentuan mengenai kasih karunia selalu sama, walaupun sekarang ketentuan itu disebut sebagai ketentuan-ketentuan, karena sudah ditambahi dan diperbaiki di sepanjang sejarah gereja yang telah berlangsung beberapa abad. Ketentuan-ketentuan ini juga disebut sebagai ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, karena ketentuan-ketentuan ini terdiri dari janji-janji, dan secara khusus mengandung janji yang luar biasa tentang Mesias, dan janji tentang hidup kekal melalui Dia. Nah, dahulu di dalam kekafiran mereka, jemaat Efesus tidak mendapat bagian di dalam ketentuan ini, karena mereka tidak pernah diberi tahu ataupun diperkenalkan kepada ketentuan tersebut. Semua orang berdosa yang belum diperbarui asing terhadap ketentuan itu, karena mereka tidak memiliki bagian di dalamnya. Mereka yang tidak memiliki Kristus, dan oleh karenanya tidak mendapat bagian di dalam Sang Pengantara dari ketentuan itu, tidak memperoleh apa-apa dari janji-janji di dalam ketentuan itu.
- 4. Mereka tidak memiliki pengharapan, maksudnya, yang melampaui kehidupan ini. Mereka tidak memiliki pengharapan yang teguh di dalam Allah, tidak memiliki pengharapan akan berkat yang rohani dan kekal. Mereka yang tidak memiliki Kristus, dan tidak mendapat bagian di dalam ketentuan itu, tidak dapat memiliki pengharapan yang baik. Sebab, Kristus dan ketentuan itu adalah dasar dan fondasi dari seluruh pengharapan Kristen. Mereka jauh dan terasing dari Allah, tanpa Allah di dalam dunia. Mereka bukannya tidak memiliki pemahaman umum tentang allah, karena mereka menyembah berhala, tetapi mereka hidup tanpa memberikan penghargaan yang pantas kepada-Nya, tidak mengakui bahwa mereka tergantung kepada-Nya, atau secara khusus menaruh perhatian kepada-Nya. Arti kata itu adalah, orang atheis di dalam dunia, karena sekalipun mereka menyembah banyak allah, mereka tidak memiliki Allah yang sejati. Rasul Paulus lebih jauh melanjutkan (ay. 13) gambaran mengenai perubahan menggembirakan yang terjadi di dalam diri mereka. Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu “jauh,” dst. Mereka dahulu jauh dari Kristus, dari jemaat-Nya, dari janji-janji, dari pengharapan Kristen, dan dari Allah sendiri. Dengan demikian, mereka jauh dari segala yang baik, bagaikan anak yang hilang di negeri yang jauh. Ini sudah digambarkan di ayat-ayat sebelumnya. Orang berdosa yang belum diubahkan menjaga jarak dengan Allah, dan Allah menjaga jarak dengan mereka. Dia memandang orang congkak dari jauh. “Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus, dst., setelah kamu diubahkan, dipersatukan dengan Kristus, dan mendapat bagian di dalam Dia melalui iman, kamu dibuat menjadi dekat.” Mereka dibawa pulang kepada Allah, diterima dalam jemaat, disertakan ke dalam ketentuan itu, dan menerima semua hak istimewa yang lain sebagai hasil dari semuanya ini. Perhatikan, Orang kudus adalah umat yang dekat dengan Allah. Keselamatan menjauh dari orang-orang fasik. Tetapi Allah siap sedia menolong umat-Nya, dan ini adalah oleh darah Kristus, berkat penderitaan dan kematian-Nya. Tiap orang berdosa yang percaya berutang kepada kematian dan pengorbanan Kristus atas kedekatannya dengan Allah, dan atas bagian yang dimilikinya di dalam kebaikan Allah.
Matthew Henry: Ef 2:14-22 - Persatuan Orang Yahudi dengan Orang Bukan Yahudi Persatuan Orang Yahudi dengan Orang Bukan Yahudi (2:14-22)
Sekarang kita telah sampai di bagian terakhir dari pasal ini, yang mengandung sebuah pen...
Persatuan Orang Yahudi dengan Orang Bukan Yahudi (2:14-22)
- Sekarang kita telah sampai di bagian terakhir dari pasal ini, yang mengandung sebuah penjelasan tentang hak-hak istimewa yang luar biasa dan hebat, yang diterima dari Kristus oleh orang Yahudi dan orang bukan Yahudi yang telah diubahkan. Rasul Paulus di sini menunjukkan bahwa mereka yang dahulu bermusuhan, sekarang diperdamaikan, yaitu antara orang Yahudi dan orang bukan Yahudi tadinya ada permusuhan besar, dan begitu pula antara Allah dan setiap orang yang belum diperbarui. Sekarang Yesus Kristus menjadi damai sejahtera kita (ay. 14). Ia mengadakan damai sejahtera dan cara mengorbankan diri-Nya sendiri dan datang untuk memperdamaikan,
- 1. Orang Yahudi dengan orang bukan Yahudi satu sama lain. Ia telah mempersatukan kedua pihak, dengan memperdamaikan dua kelompok manusia ini, yang tadinya cenderung saling menyakiti, saling membenci, dan saling mengecam. Yesus telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan. Tembok itu adalah hukum keupacaraan, yang menciptakan perselisihan yang besar itu, dan menjadi lambang keistimewaan orang Yahudi. Hukum ini disebut sebagai tembok pemisah, sebagai kiasan yang merujuk pada tembok pemisah yang ada di bait Suci, yang memisahkan pelataran untuk orang bukan Yahudi dengan pelataran yang hanya boleh dimasuki oleh orang Yahudi. Jadi, dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah melenyapkan perseteruan itu (ay. 15, KJV), melalui penderitaan-Nya sebagai manusia, untuk mengangkat kuasa hukum keupacaraan yang mengikat (dengan demikian, menyingkirkan penyebab perseteruan dan jarak antara kedua kelompok tersebut), yang di sini disebut sebagai hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, karena hukum ini mencakup sekumpulan besar ritual dan upacara lahiriah, dan terdiri dari banyak ketetapan dan petunjuk mengenai sisi lahiriah dari penyembahan ilahi. Semua upacara hukum telah dibatalkan oleh Kristus, karena telah digenapi di dalam Dia. Dengan menyingkirkan penghalang ini, Kristus membentuk sebuah jemaat yang terdiri dari orang-orang percaya, baik Yahudi maupun bukan Yahudi. Dengan demikian, Ia menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya. Ia membentuk kedua belah pihak menjadi satu kelompok yang baru, atau kumpulan umat Allah, mempersatukan mereka dengan diri-Nya sebagai kepala mereka, setelah mereka diperbarui oleh Roh Kudus, dan sekarang telah sepakat di dalam cara penyembahan yang baru menurut Injil, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera antara kedua belah pihak yang tadinya sangat berseteru.
- 2. Ada suatu permusuhan antara Allah dengan orang berdosa, baik Yahudi maupun bukan Yahudi, dan Kristus datang untuk menghapuskan permusuhan itu, dan untuk mendamaikan keduanya dengan Allah (ay. 16). Dosa melahirkan perselisihan antara Allah dan manusia. Kristus datang untuk mengatasi perselisihan itu dan mengakhirinya, dengan mendamaikan orang Yahudi dan orang bukan Yahudi yang sekarang dikumpulkan dan dijadikan satu tubuh itu dengan Allah yang telah dibuat murka dan dimusuhi. Ini dilakukan-Nya melalui salib, atau melalui pengorbanan diri-Nya sendiri di atas kayu salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu. Dia, yang telah disembelih atau dikorbankan, melenyapkan perseteruan yang tadinya ada di antara Allah dan orang-orang berdosa yang malang. Rasul Paulus lebih lanjut menggambarkan keuntungan besar yang diperoleh kedua belah pihak melalui perantaraan Tuhan Yesus Kristus (ay. 17). Kristus, yang telah membeli damai sejahtera di atas kayu salib, datang, sebagian di dalam wujud diri-Nya sendiri, kepada orang Yahudi, yang di sini dikatakan bahwa mereka selama ini dekat, dan sebagian di dalam diri rasul-rasul-Nya, yang telah diutus-Nya untuk memberitakan Injil kepada orang bukan Yahudi, yang dikatakan bahwa mereka selama ini jauh, dalam pengertian yang telah dijelaskan sebelumnya. Dan memberitakan damai sejahtera, atau mengungkapkan syarat-syarat untuk berdamai dengan Allah dan memperoleh kehidupan kekal. Perhatikan di sini, ketika para utusan Kristus menyampaikan pesan-pesan kebenaran-Nya, pada dasarnya itu sama saja seperti Dia sendiri yang melakukannya secara langsung. Dia dikatakan memberitakan Injil melalui mereka, sehingga barangsiapa menerima mereka berarti menerima Dia, dan siapa merendahkan mereka (yang bertindak atas amanat-Nya, dan menyampaikan pesan-Nya) berarti merendahkan dan menolak Kristus sendiri. Nah, yang dihasilkan oleh damai sejahtera ini adalah kebebasan yang dimiliki oleh baik orang Yahudi maupun bukan Yahudi untuk datang kepada Allah (ay. 18). Karena oleh Dia, di dalam nama-Nya dan oleh karena pengantaraan-Nya, kita kedua pihak beroleh jalan masuk atau izin untuk masuk ke dalam hadirat Allah, yang telah menjadi Bapa yang diperdamaikan dengan keduanya. Takhta kasih karunia didirikan bagi kita untuk kita hampiri, dan kebebasan untuk mendekat kepada takhta itu diberikan kepada kita. Jalan kita diberikan melalui Roh Kudus. Kristus membeli bagi kita izin untuk datang kepada Allah, sedangkan Roh memberi kita hati yang rindu untuk datang dan kekuatan untuk datang, bahkan memberikan kasih karunia agar kita dapat melayani Allah dalam perkenan-Nya. Perhatikan, kita mendekat kepada Allah, melalui Yesus Kristus, dengan pertolongan Roh Kudus. Setelah jemaat Efesus diubahkan, dan memiliki kebebasan begitu rupa untuk menghampiri Allah, seperti halnya orang Yahudi, dan yang diberikan oleh Roh yang sama, mereka diberi tahu oleh Rasul Paulus, demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang (ay. 19). Ini disebutkannya untuk mempertentangkan apa yang dikatakannya mengenai mereka ketika mereka masih kafir, bahwa sekarang mereka bukan lagi tidak termasuk kewargaan Israel, dan tidak lagi seperti yang cenderung dikatakan oleh orang Yahudi mengenai semua bangsa di bumi selain mereka sendiri (yaitu, bahwa mereka adalah orang asing di hadapan Allah), melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah, maksudnya, anggota jemaat Kristus, dan berhak menerima semua keistimewaan sebagai jemaat Kristus. Perhatikan, di sini jemaat diibaratkan sebagai sebuah kota, dan setiap orang berdosa yang diubahkan bebas untuk tinggal di kota itu. Jemaat juga diibaratkan sebagai sebuah rumah, dan setiap orang berdosa yang diubahkan menjadi penghuni rumah itu, menjadi anggota keluarga, hamba dan anak di dalam rumah Allah. Di ayat 20, jemaat diumpamakan sebagai sebuah bangunan. Para rasul dan nabi adalah dasar dari bangunan itu. Mereka disebut demikian dalam pengertian sampingan, karena Kristus sendirilah yang merupakan dasar yang utama. Namun lebih baik kita menafsirkannya sebagai ajaran yang disampaikan oleh para nabi Perjanjian Lama dan para rasul Perjanjian Baru. Kelanjutan dari pernyataan ini adalah, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru. Di dalam Dia, baik orang Yahudi maupun orang bukan Yahudi bertemu, dan menjadi satu jemaat, dan Kristus menopang bangunan itu dengan kekuatan-Nya. Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapi tersusun, dst. (ay. 21). Semua orang percaya, yang membentuk seluruh bangunan itu, karena dipersatukan kepada Kristus melalui iman, dan dipersatukan di antara mereka sendiri melalui kasih Kristen, menjadi bait Allah yang kudus, menjadi kumpulan yang suci, di mana di dalamnya ada banyak persekutuan antara Allah dan umat-Nya. Seperti di dalam Bait Suci, mereka menyembah dan melayani Dia, sedangkan Ia menampakkan diri-Nya kepada mereka. Mereka mempersembahkan korban rohani kepada Allah, dan Ia mencurahkan berkat dan perkenan-Nya kepada mereka. Karena itu, bangunan ini, berdasarkan sifatnya, adalah sebuah bait, bait yang kudus. Karena jemaat merupakan tempat di mana Allah telah memilih untuk menaruh nama-Nya, dan jemaat menjadi bait yang seperti itu oleh kasih karunia dan kekuatan yang diturunkan dari-Nya sendiri – di dalam Tuhan. Karena dibangun di atas Kristus sebagai batu fondasinya, dan dipersatukan di dalam Kristus sebagai batu penjurunya, pada akhirnya jemaat secara keseluruhan akan dipermuliakan di dalam Dia sebagai batu penutup: Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan, dst. (ay. 22). Perhatikan, bukan hanya jemaat secara keseluruhan yang disebut sebagai bait Allah, tetapi juga jemaat yang berdiri sendiri. Dan bahkan setiap orang percaya yang sejati adalah bait Allah yang hidup, menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh. Sekarang Allah berdiam di dalam diri setiap orang percaya, karena mereka telah menjadi bait Allah melalui pekerjaan Roh yang mulia. Sekarang Dia tinggal di dalam mereka, supaya ini menjadi jaminan bahwa mereka tinggal bersama dengan Dia sampai pada kekekalan.
SH -> Ef 2:1-3; Ef 2:1-10; Ef 2:1-10; Ef 2:1-10; Ef 2:4-10; Ef 2:8; Ef 2:11-12; Ef 2:11-22; Ef 2:11-22; Ef 2:11-22; Ef 2:13-22
SH: Ef 2:1-3 - Siapa manusia? (Senin, 7 Oktober 2002) Siapa manusia?
Jawaban terhadap pertanyaan ini dapat diberikan dari sudut biologis, sosiologis, dlsb. Alkitab menjawab pertanyaan ini dalam hubungan ...
Siapa manusia?
Jawaban terhadap pertanyaan ini dapat diberikan dari sudut biologis, sosiologis, dlsb. Alkitab menjawab pertanyaan ini dalam hubungan dengan Allah. Manusia diciptakan oleh Allah sehingga pertanyaan siapa manusia harus dilihat dari sisi penciptanya. Paulus dengan tepat dan kurat merumuskan siapa manusia. Tanpa Kristus semua manusia: mati, diperbudak dan dimurkai. Ketiga kata kerja ini melukiskan keadaan manusia.
Semua manusia tanpa kecuali sudah mati (ayat 1). Universalitas keadaan manusia ini diungkapkan Paulus melalui pronominal ‘kamu’ (ayat 1,2), dan ‘kita’ (ayat 3). Etnis Yahudi yang mengklaim diri sebagai umat Allah tidak ada bedanya dengan etnis-etnis nonYahudi. Inilah artinya mati. Berikutnya, manusia diperbudak (ayat 2). Apa atau siapakah yang memperbudak kita? Paulus menyebut tiga bentuk: [1]. Manusia mengikuti jalan dunia. Manusia diperbudak oleh system dan nilai-nilai duniawi yang menolak Allah. [2]. Manusia menaati penguasa kerajaan angkasa. Iblis dan pengikut-Nya memperbudak semua manusia dengan berbagai bentuk perhambaaan yang menindas. [3]. Manusia hidup di dalam hawa nafsu daging dan pikiran jahat. Perbuatan manusia mencerminkan perseteruannya dengan Allah. Berikutnya, manusia dimurkai Allah. Murka Allah tidak sama dengan emosi kemarahan manusia. Allah murka karena dosa bukan karena temperamen Allah yang tak terkendali. Murka Allah adalah respons-Nya ketika berhadapan dengan dosa.
Harus disadari bahwa gambaran ini adalah gambaran tentang keadaan manusia dalam hubungannnya dengan sesama manusia. Di hadapan sesame manusia tentu saja manusia terlihat saleh dan bermoral. Tetapi di hadapan Allah, sesaleh apa pun seseorang, tetap saja ia orang berdosa dan berada di bawah murka Allah. Kesalehan manusia seperti kain kotor di hadiran Allah.
Renungkan: Jika manusia tidak mengenal diri sendiri sulit sekali manusia menyadari betapa besar anugerah Allah. Mengenai siapa kita di hadapan Allah mengantar kita pada pengenalan akan Allah lebih dalam.
SH: Ef 2:1-10 - Kedudukan rohani di dalam Kristus (Senin, 3 November 2003) Kedudukan rohani di dalam Kristus
Setelah menjelaskan kekayaan rohani kita di dalam Kristus,
Paulus menjelaskan dua hal: kedudukan rohani jemaat...
Kedudukan rohani di dalam Kristus
Setelah menjelaskan kekayaan rohani kita di dalam Kristus, Paulus menjelaskan dua hal: kedudukan rohani jemaat di dalam Kristus dan apa yang Allah perbuat terhadap orang-orang Yahudi dan non Yahudi. Paulus mengungkapkan apa yang telah diperbuat Allah bagi orang berdosa. Ia memaparkan status dan kondisi hidup jemaat Efesus bahkan juga dirinya sebelum menerima Kristus (ayat 3). Paulus ingin agar jemaat makin memahami perbedaan tajam antara akibat dosa dan akibat anugerah. Jemaat yang hidup di luar Kristus memiliki kehidupan rohani yang kosong dan hidup dalam ketidakberdayaan menghadapi dunia. Sebaliknya, jemaat yang hidup di dalam Kristus akan dihidupkan, diperbarui dan dibangkitkan untuk hidup dalam kemuliaan kuasa pemerintahan dan kedaulatan Kristus. Pada bacaan esok,Paulus menjelaskan tentang status dan kondisi orang-orang Yahudi dan non Yahudi yang berseteru, melalui kebangkitan-Nya didamaikan dan dibangun menjadi Bait Allah (ayat 11,22). Keajaiban anugerah Allah telah mengeluarkan kita dari kubangan dosa yang dahsyat dan ditempatkan dalam ruang takhta kemuliaan-Nya. Tepat bila dikatakan bahwa orang yang hidup tanpa Kristus sebenarnya mati. Keberdosaan dan dosa perbuatan mematikan dalam arti mencemarkan hati, menggelapkan pikiran, melumpuhkan kehendak dan akhirnya menjerumuskan orang ke dalam kebinasaan. Hidup dapat berubah radikal hanya oleh dan dalam Kristus. Hanya Dialah yang mampu mengubah seluruh hidup lama kita yang cemar oleh dosa menjadi suatu ciptaan baru berciri kemuliaan ilahi (ayat 10).
Renungkan: Allah tidak dapat bekerja di dalam kita tanpa Ia terlebih dahulu bekerja bagi kita dan tanpa kita percaya kepada Anak-Nya. Melalui firman Allah, doa dan penderitaanlah Allah bekerja dalam kita.
SH: Ef 2:1-10 - Karena anugerah (Rabu, 2 November 2011) Karena anugerah
Seorang penjahat kelas berat divonis hukuman mati. Namun sebelum hukuman mati dilaksanakan, sang penjahat mendapat grasi dari preside...
Karena anugerah
Seorang penjahat kelas berat divonis hukuman mati. Namun sebelum hukuman mati dilaksanakan, sang penjahat mendapat grasi dari presiden yang membuat dia bebas! Status ‘terhukum’ berubah menjadi ‘bebas’! Perubahan ini terjadi bukan karena si penjahat melakukan kebaikan, melainkan karena presiden ingin menganugerahkan kebebasan kepada si penjahat.
Status jemaat Efesus di dalam Tuhan telah berubah: dahulu mati disebabkan pelanggaran dan dosa-dosa (1) sekarang dihidupkan bersama-sama Kristus (5). Kondisi mati yang dimaksud Paulus adalah mengalami keterpisahan dari Allah serta tidak dapat menghargai perkara-perkara rohani karena pikiran mereka gelap. Mereka menaati Iblis dengan mendurhakai Tuhan. Akibatnya, mereka dimurkai Allah dan menuju kebinasaan. Paulus juga mengakui bahwa orang Kristen Yahudi pun dulu sama saja dengan orang Kristen asal kafir, karena mereka hidup di dalam kehendak daging dan pikiran yang jahat (3).
Namun Allah menyatakan kasih karunia dan kemurahan yang besar. Mereka diselamatkan dari perhambaan dosa, maut, dan murka Allah oleh iman kepada Kristus. Di dalam Kristus, Allah membangkitkan mereka yang sudah mati secara rohani dan memberikan tempat tinggal yang mulia dan warisan bersama Kristus di surga. Itulah yang merubah status mereka (4). Perubahan itu terjadi tanpa andil manusia sedikit pun, sebab tidak ada perbuatan baik yang dapat melayakkan manusia menerima keselamatan (8). Oleh karena itu tak seorang pun dapat membanggakan diri karena keselamatan itu merupakan pemberian Allah (9).
Keselamatan manusia memang terjadi bukan karena perbuatan baik, tetapi Allah menyediakan aneka perbuatan baik bagi orang yang telah diselamatkan. Jadi perbuatan baik itu bukan prasyarat sebuah keselamatan, melainkan ucapan syukur atas keselamatan itu. Dengan demikian kita tahu bagaimana kita harus mengisi hidup dengan melakukan perbuatan baik yang Allah telah persiapkan. Hanya dengan demikianlah hidup kita berharga dan menyenangkan hati-Nya.
SH: Ef 2:1-10 - Meneruskan Kebaikan-Nya (Sabtu, 14 Desember 2019) Meneruskan Kebaikan-Nya
Beberapa agama besar memberikan penekanan terhadap usaha manusia untuk memperoleh keselamatan. Hal ini berbeda dengan ajaran ...
Meneruskan Kebaikan-Nya
Beberapa agama besar memberikan penekanan terhadap usaha manusia untuk memperoleh keselamatan. Hal ini berbeda dengan ajaran Alkitab yang menegaskan: "Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah" (8).
Ada dua hal penting yang dikemukakan Paulus, yakni: Pertama, kalimat "Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman" menjelaskan bahwa manusia dahulu mati karena dosa-dosanya. Karena kasih karunia Allah, kita dihidupkan melalui kematian dan kebangktian Kristus sehingga beroleh keselamatan dalam iman kepada Yesus Kristus. Kedua, kalimat "Itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah" menjelaskan bahwa tak ada alasan apa pun bagi kita untuk menyombongkan diri. Sebab, keselamatan itu semata-mata pekerjaan dan anugerah Allah.
Menerima kasih karunia Allah tidak berarti kita dapat hidup terus-menerus dalam hawa nafsu duniawi, menurut kehendak daging, dan pikiran yang jahat. Yesus menghendaki setiap orang Kristen menyadari keberadaan-Nya sebagai orang yang telah diselamatkan untuk hidup kudus dan benar. Tidak lagi hidup dalam dosa dan dimurkai Allah. Sama seperti orang-orang di luar Kristus yang akhirnya akan menerima penghukuman kekal.
Rasul Paulus mengingatkan bahwa orang-orang yang diselamatkan Allah adalah milik Kristus. Sebagai milik Kristus, Allah mempersiapkan kita untuk melakukan pekerjaan baik. Ia sudah mempersiapkan kita sebelumnya untuk pekerjaan baik tersebut (10). Itulah tujuan Allah menjadikan kita milik-Nya. Segala kebaikan yang telah diterima, akan diteruskan kepada orang lain supaya mereka mengalami kebaikan Tuhan.
Mungkin ada yang berpikir di mana kita dapat meneruskan kebaikan Tuhan kepada sesama? Di mana pun kita berada, di situlah pekerjaan baik itu dinyatakan demi kemuliaan Tuhan. Itulah hidup yang meneruskan kebaikan-Nya.
Doa: Tolong kami melakukan pekerjaan baik supaya sesama kami juga mengalami kebaikan-Mu. [GS]
Baca Gali Alkitab 7
Dasar keselamatan adalah kasih karunia Allah. Dahulu kita adalah manusia berdosa yang selayaknya binasa. Tidak ada kebaikan dalam diri manusia sehingga layak untuk diselamatkan. Paulus menyatakan hal ini berulang kali dalam surat-suratnya. Inilah keunikan yang mendasar dan prinsip ajaran kekristenan.
Paulus mengingatkan supaya orang Kristen tidak lupa siapa jati dirinya dahulu. Bukan supaya kembali lagi pada hidup yang lama, melainkan melangkah lebih jauh dalam kekudusan. Kita masih hidup dalam tubuh yang sama, tetapi dengan cara yang berbeda, yaitu untuk memuliakan Allah. Di sini Paulus mendorong orang Kristen untuk menyerahkan hidupnya untuk melakukan pekerjaan baik yang telah dipersiapkan Allah sebelumnya. Allah menghendaki orang Kristen hidup di dalamnya. Itulah rencana Allah.
Apa saja yang Anda baca?
1. Apa yang Paulus katakan tentang manusia lama (1-3)?
2. Apa yang akan dilakukan Allah bagi kita yang selayaknya binasa (4-7)?
3. Apakah keselamatan dalam Kristus adalah usaha, kekuatan, inisiatif manusia (8-9)?
4. Apakah yang Allah kehendaki untuk dijalankan orang percaya setelah diselamatkan (10)?
Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Apakah Anda menghargai keselamatan yang telah dikaruniakan Allah?
2. Apakah Anda sudah mengisi keselamatan yang telah dikaruniakan Allah?
Apa respons Anda?
1. Apakah Anda hidup dalam cara manusia lama atau manusia baru?
2. Apakah Anda sudah hidup dalam rencana Allah?
Pokok Doa:
Berdoa supaya hati ini menghargai keselamatan dalam hidup dalam manusia baru dalam Kristus.
SH: Ef 2:4-10 - Tetapi Allah! (Selasa, 8 Oktober 2002) Tetapi Allah!
Kata ‘tetapi’ dalam ayat 4 sangat penting. Kata ‘tetapi’ mengontraskan ke...
Tetapi Allah!
Kata ‘tetapi’ dalam ayat 4 sangat penting. Kata ‘tetapi’ mengontraskan keadaan manusia yang mati, diperbudak dan dimurkai, dengan anugerah Allah yang besar dan berlimpah. Frasa ‘tetapi Allah’ adalah kabar baik yang menyingkapkan dahsyatnya anugerah Allah. Inisiatif keselamatan datang dari Allah. Keselamatan sama sekali bukan hasil usaha manusia. Allah bertindak menyelamatkan manusia. Mengapa Allah bertindak? Allah menyelamatkan manusia untuk menyingkapkan rahmat-Nya yang kaya (ayat 4), untuk menyatakan kasih-Nya yang besar (ayat 4), untuk menyatakan anugerah-Nya yang berlimpah-limpah (ayat 7,8) dan untuk mengungkapkan kebaikan-Nya (ayat 7).
Apa yang dilakukan Allah? Allah menghidupakan kita (ayat 5). Allah membangkitkan kita (ayat 6). Allah memberi kita tempat di surga (ayat 6). Ketiga hal ini terjadi melalui dan di dalam Yesus Kristus. Tanpa relasi dengan Kristus tidak mungkin kita mengalami betapa dahsyatnya anugerah Allah. Untuk menegaskan hal ini, Paulus mengatakan bahwa keselamatan hanya terjadi oleh karena iman. Tanpa iman tidak mungkin seseorang mendapat keselamatan.
Agar lebih jelas, Paulus menyatakan bahwa keselamatan bukan hasil usaha manusia (ayat 8), bukan hasil pekerjaan manusia (ayat 9). Semuanya adalah anugerah Allah yang diterima melalui iman pada Yesus. Bahkan Paulus mengatakan iman pada Yesus juga adalah pemberian Allah (ayat 8). Sehingga sama sekali tidak ada bagi manusi aalasan untuk memegahkan diri. Untuk menerima keselamatan, manusia tidak perlu menyiksa diri, tidak perlu membangun kesalehan, tidak perlu mengumpulkan kebaikan. Hanya iman pada Yesus yang menyelamatkan. Demikian sederhana? Ya. Keselamatan begitu sederhana sehingga banyak yang tidak mau menerimanya. Mereka berpikir bahwa keselamatan yang begitu sederhana harus dilengkapi dan disempurnakan dengan berbagai jasa dan perbuatan manusia. Tetapi, Paulus menegaskan bahwa keselamatan diperoleh hanya oleh iman pada Yesus.
Renungkan: Injil yang menyelamatkan adalah Injil tentang murka Allah dan kasih Allah. Pemahaman keduanya inilah yang membuat kita hidup penuh syukur. Juga menggerakkan kita untuk terus bersaksi.
SH: Ef 2:8 - Kasih karunia Allah (Sabtu, 13 Maret 2010) Kasih karunia Allah
Seorang ibu berprinsip kokoh tak bersedia menerima pertolongan. Saat
ia mengalami kesulitan ekonomi, bahkan bantuan dari pih...
Kasih karunia Allah
Seorang ibu berprinsip kokoh tak bersedia menerima pertolongan. Saat ia mengalami kesulitan ekonomi, bahkan bantuan dari pihak saudaranya sendiri pun ia tolak. Ia berprinsip bahwa hidup harus merupakan hasil perjuangan sendiri! Lebih terhormat orang yang hidup susah asal hasil perjuangan sendiri dari pada hidup enak namun karena belas kasih orang lain. Apa respons Anda tentang sikap demikian? Tepatkah hal itu kita berlakukan dalam kerohanian?
Dalam wilayah moral-spiritual pun ada pemikir yang menolak ide anugerah. Pemikir itu ber-anggapan bahwa ajaran tentang anugerah membawa dampak buruk bagi kehidupan moral-spiritual manusia. Anugerah akan membuat orang menilai diri tak layak dan tak sanggup untuk berjuang menghasilkan perilaku moral terpuji.
Kasih karunia Allah memang memperhitungkan fakta kebangkrutan moral dan rohani manusia. Tidak ada hal apa pun dalam kehidupan kita yang dapat kita jadikan andil untuk mendapat-kan pengampunan, keselamatan, dan pembaruan dari Allah. Analisis Paulus tentang status dan kondisi manusia memang sangat gelap dan menyakitkan. Begitulah faktanya! Semua kita, bahkan orang yang sangat bermoral pun, pasti pernah melakukan kesalahan atau dosa. Bukan saja demikian, tiap orang memiliki kebiasaan dosa yang membuatnya seolah ketagihan. Kondisi ini dalam sinar "rontgen" Ilahi adalah mati secara moral-rohani. Dalam kekudusan Allah yang tanpa cacat dan tak kenal kompromi, semua orang mati rohani, tak berdaya untuk menghidupi moral-spiritual yang memenuhi kualifikasi Ilahi. Semua hidup di bawah murka Allah!
Kasih karunia Allah tidak menghina status apalagi mematikan potensi manusia. Anugerah Allah tidak berdampak melumpuhkan daya juang moral-spiritual kita. Allah sangat mengasihi kita dan serius dengan penilaian bahwa kita adalah gambar-Nya. Dengan gigih anugerah beroperasi menciptakan pengampunan, pembaruan, dan akhirnya membangkitkan kapasitas untuk menjadi master piece Allah! Hanya anugerah dari Yesus yang sanggup mengubah kita dari papa dan tak berdaya menjadi mulia dan penuh daya Ilahi!
SH: Ef 2:11-12 - Ingatlah masa lalu (Rabu, 9 Oktober 2002) Ingatlah masa lalu
Masa lalu yang manis dan indah bila diingat akan menyenangkan hati. Sebaliknya, masa lalu yang gelap dan kelam bila diingat akan m...
Ingatlah masa lalu
Masa lalu yang manis dan indah bila diingat akan menyenangkan hati. Sebaliknya, masa lalu yang gelap dan kelam bila diingat akan membuat depresi dan hati sedih. Mengapa Paulus mengingatkan masa lalu jemaat Efesus? Dengan mengingat masa lalu mereka akan semakin menyadari perubahan yang telah Allah kerjakan. Kesadaran ini akan membuk mata rohani betapa ajaibnya anugerah Allah.
Bagaimana keadaan jemaat Efesus sebelum menerima Kristus? Dalam ayat 11-12 terungkap 5 bentuk: [1]. Jemaat Efesus dahulu tanpa Kristus. Jika jemaat Efesus tanpa Kristus maka semua berkat-berkat dan pekerjaan Allah melalui Kristus tidak dapat dialami. Mereka tidak mengenal Kristus. [2]). Jemaat Efesus dahulu tanpa kewargaan. Mereka dikatakan tidak tidak termasuk warga negara Israel. Apa maksudnya? Menjadi Kristen tidak berarti menjadi warga negara Israel. Ungkapan ini menunjukkan bahwa jemaat Efesus dahulu tidak hidup di bawah pemerintahan Allah. Semua hukum-hukum Allah yang mengatur umat-Nya tidak mereka kenal. Dahulu jemaat Efesus tidak termasuk anggota kerajaan Allah. [3]. Jemaat Efesus dahulu tanpa perjanjian. Allah tidak mengikat perjanjian dengan mereka seperti Allah mengikat perjanjian dengan Israel. Sehingga janji-janji sebagai umat perjanjian tidak berlaku pada mereka. [4]. Jemaat Efesus dahulu tanpa pengharapan. Mereka tidak memiliki pengharapan bahwa suatu hari Allah akan menjadikan mereka umat-Nya. Hidup tanpa pengharapan. Mereka tidak memiliki pengharapan bahwa suatu hari Allah akan menjadikan mereka umat-Nya. Hidup tanpa pengharapan untuk menjadi umat Allah. [5]. Jemaat Efesus dahulu tanpa Allah. Mereka menyembah banyak allah. Mereka tidak memiliki relasi pribadi dengan Allah yang hidup. Inilah keadaan manusia yang tidak percaya pada Yesus.
Renungkan: Semua kita pun seperti jemaat Efesus bukan Yahudi, maka tidak memiliki hak-hak. Ingatlah semua perubahan yang telah dilakukan Allah melalui dan di dalam hidup kita masing-masing. Apakah kita semakin menjadi serupa dengan Kristus? Mengapa orang sekitar kita tidak melihat perubahan dalam diri kita?
SH: Ef 2:11-22 - Keajaiban Allah berlaku universal (Selasa, 4 November 2003) Keajaiban Allah berlaku universal
Dosa menyebabkan orang melupakan Allah. Akibatnya egoisme,
curiga, sombong, dan perseteruan antaretnis menyamb...
Keajaiban Allah berlaku universal
Dosa menyebabkan orang melupakan Allah. Akibatnya egoisme, curiga, sombong, dan perseteruan antaretnis menyambangi kehidupan manusia. Dalam keadaan demikian bagaimana mungkin kita dapat bersekutu dengan Allah di dalam hadirat-Nya? Komunitas Allah di sini tidak lagi menunjuk pada etnis Yahudi saja, tetapi juga kepada etnis non Yahudi. Oleh sebab itu Paulus menempatkan etnis non Yahudi sebagai umat yang juga dapat menikmati karya Kristus (ayat 13). Paulus menjelaskan hal ini karena kebanyakan petobat baru di jemaat Efesus berasal dari etnis non Yahudi, dan mereka sungguh mengetahui dan menyadari bahwa program Allah dalam Perjanjian Lama sebagian besar memang hanya melibatkan orang-orang etnis Yahudi. Kondisi ini menimbulkan kesombongan dalam diri orang-orang Yahudi yang selalu berusaha agar orang-orang non Yahudi tidak pernah melupakan hal itu. Bangsa Israel salah besar jika menganggap Allah dan karya-Nya adalah mutlak hak mereka, sebab Allah juga berjanji bahwa Ia akan menciptakan “damai sejahtera bagi mereka yang jauh dan bagi mereka yang dekat” (bdk. Yes. 57:19); dan janji itu dipenuhi dalam Yesus Kristus. Melalui peristiwa salib, Yesus Kristus tidak hanya memperdamaikan perseteruan etnis Yahudi dengan etnis non Yahudi, tetapi memperdamaikan keduanya dengan diri-Nya dalam satu tubuh yaitu jemaat (ayat 13-18). Umat yang diperdamaikan itu dilihat sebagai Bait Allah Perjanjian Baru. Penggenap perjanjian Allah itu bukan pada bangunannya tetapi pada persekutuan yang hidup dari anggota keluarga Allah yang didasari oleh pewartaan janji Allah melalui para nabi PL dan kesaksian para rasul tentang Kristus.
Renungkan: Di dalam ibadah, pergaulan, dan karya kita, sepatutnyalah nama Tuhan ditinggikan.
SH: Ef 2:11-22 - Dipersatukan dalam Kristus (Kamis, 3 November 2011) Dipersatukan dalam Kristus
Mengingat karya Allah memang penting agar kita memahami kebesaran kuasa dan kasih-Nya. Itu akan membuat kita bersyukur dan...
Dipersatukan dalam Kristus
Mengingat karya Allah memang penting agar kita memahami kebesaran kuasa dan kasih-Nya. Itu akan membuat kita bersyukur dan tahu bagaimana mengisi hidup.
Paulus menekankan agar jemaat Efesus mengingat keadaan mereka sebelum mengenal Kristus. Bagi orang bukan Yahudi, mereka adalah orang kafir, yaitu orang tak bersunat yang tidak terhisab ke dalam bilangan umat Allah serta tidak berhak menerima janji-janji Allah (11-12). Mereka terpisah dari Kristus maka tak ada pengharapan!
Namun kondisi mereka berbalik seratus delapan puluh derajat saat mereka ada di dalam Yesus. Darah Yesus yang dicurahkan di kayu salib telah menghancurkan tembok pemisah antara mereka dengan Allah, begitu pula antara mereka dengan bangsa pilihan Allah (13-14). Orang kemudian dapat datang langsung kepada Allah tanpa membutuhkan seorang perantara, seperti sebelumnya. Orang Yahudi dan orang nonYahudi pun kemudian mempunyai status yang sama di dalam Yesus, yaitu sebagai anggota keluarga Allah (19).
Setiap orang seharusnya berkesempatan untuk menjadi keluarga Allah. Hanya saja ada orang-orang yang suka menempatkan barier, yang menghalangi orang lain masuk ke dalam komunitas orang percaya. Sungguh ironis, orang Kristen lebih ekslusif dibandingkan Allah sendiri. Padahal di dalam Kristus seharusnya tidak ada diskriminasi lagi karena Kristus telah menjadi kunci bagi rekonsiliasi antara manusia dengan Allah dan dengan sesamanya sehingga semua orang percaya mempunyai status sama, yaitu warga Kerajaan Allah. Dan semuanya tersusun menjadi bait kudus, yaitu bait Allah, tempat kediaman Allah (21-22).
Begitulah seharusnya gereja, kesatuannya lahir bukan karena organisasi atau liturgi; melainkan karena iman kepada Yesus, batu penjuru gereja. Gereja ada bukan untuk menonjolkan kelebihan doktrin yang dianut, tetapi untuk menjadi tempat Allah berdiam serta persekutuan bagi semua orang yang beriman kepada Kristus dapat bertemu. Sudahkah gereja, tempat kita menjadi anggota, demikian?
SH: Ef 2:11-22 - Kasih yang Mempersatukan (Minggu, 15 Desember 2019) Kasih yang Mempersatukan
Kedatangan Kristus ke dalam dunia menjadi sebuah berita sukacita bagi seluruh dunia. Kristus datang memberitakan damai sejah...
Kasih yang Mempersatukan
Kedatangan Kristus ke dalam dunia menjadi sebuah berita sukacita bagi seluruh dunia. Kristus datang memberitakan damai sejahtera bagi mereka yang dekat (Mzm. 148:14), yaitu bangsa Israel; dan juga bagi mereka yang jauh, yakni yang bukan berasal dari keturunan Israel. Sangat disayangkan, bangsa Israel yang memiliki Kitab Perjanjian Lama justru menolak Kristus sebagai Mesias yang dijanjikan Allah untuk menyelamatkan dunia. Bagaimanapun, kedatangan Kristus ke dunia ini telah merobohkan tembok pemisah, yaitu perseteruan antara yang dekat dan jauh, lalu mempersatukannya melalui kematian-Nya di kayu salib sehingga keduanya dapat hidup dalam kesatuan damai sejahtera.
Paulus menjelaskan ada tiga hal yang dilakukan Kristus di kayu salib, antara lain: Pertama, membatalkan hukum taurat (15); kedua, menciptakan satu umat yang baru (15); dan ketiga mendamaikan orang Yahudi dan non Yahudi sehingga mereka menjadi umat kepunyaan Allah. Umat yang telah didamaikan Kristus adalah anggota Kerajaan Allah dan kawan sekerja Allah (19).
Paulus menekankan pentingnya kesatuan tubuh Kristus. Meskipun ada perbedaan, namun tetap ada kerendahan hati untuk menjaga kesatuan tubuh Kristus agar tidak terpecah belah. Gereja seharusnya saling menghargai perbedaan dan melihat perbedaan itu sebagai keragaman yang memperkaya, bahkan kekuatan untuk saling melengkapi. Perbedaan bukan untuk saling merendahkan dan menghancurkan satu sama lain sehingga kesaksian menjadi rusak. Gereja dipanggil sebagai alat Tuhan untuk menyaksikan kasih Kristus dalam kesatuan umat di tengah dunia yang terpecah ini. Keharmonisan seharusnya dapat ditemukan dengan mudah di gereja-Nya.
Dengan memaknai kedatangan Kristus ke dalam dunia ini, gereja dipanggil untuk saling mengasihi, menghormati, dan melayani agar damai sejahtera Kristus selalu ada di tengah kehidupan kita.
Doa: Tuhan, tolong kami menjaga keutuhan dan kesatuan tubuh Kristus. [GS]
SH: Ef 2:13-22 - Apa yang Kristus lakukan bagi kita? (Kamis, 10 Oktober 2002) Apa yang Kristus lakukan bagi kita?
Sekarang Paulus menjelaskan bagaimana Allah telah mendekatkan mereka dengan-Nya dan menjadikan mereka satu umat. ...
Apa yang Kristus lakukan bagi kita?
Sekarang Paulus menjelaskan bagaimana Allah telah mendekatkan mereka dengan-Nya dan menjadikan mereka satu umat. Perseteruan Allah dengan mereka dan antara mereka dengan Israel telah dirubuhkan oleh kurban darah Kristus yang tercurah di kayu salib. Perseteruan telah didamaikan. Kristulah kurban damai perseteruan antara manusia dan Allah dan sesama (ayat 14). Tidak hanya tembok pemisah antara manusia dan Allah yang rubuh, tetapi tembok pemisah antara etnis Yahudi dan etnis-etnis nonYahudi pun dihancurkan.
Bagaimana Kristus melakukannya? Paulus menjelaskan tiga hal yang dikerjakan Kristus di kayu salib (ayat 15-16). [1]. Yesus membatalkan hukum Taurat (ayat 15). Selain membatalkan hukum-hukum yang memisahkan Yahudi dan nonYahudi seperti hukum sunat dan makanan halal/haram, Yesus juga membatalkan fungsi Taurat sebagai jalan keselamatan. Tetapi fungsi Taurat sebagai hukum bagi umat Allah tetap berlaku sebagai petunjuk hidup baru. [2]. Tuhan Yesus menciptakan satu umat yang baru (ayat 15). Semua etnis Yahudi atau nonYahudi dipersatukan menjadi satu umat di dalam dan oleh Yesus. Namun ini tidak berarti bahwa Yahudi dan nonYahudi bersatu membentuk etnis ketiga atau hilangnya etnis Yahudi dan nonYahudi. Etnis Yahudi tetap Yahudi, etnis nonYahudi tetap nonYahudi. Yang dibatalkan adalah ketidaksetaraan di hadirat Allah. [3].Yesus mendamaikan etnis Yahudi dan nonYahudi dengan Allah (ayat 16). Sekarang umat yang telah didamaikan Kristus disebut sebagai kawan sewarga (ayat 19), dan anggota kerajaan Allah yang hidup di bawah pimpinan dan hukum-hukum Allah. Umat yang didamaikan ini juga disebut keluarga Allah (ayat 19). Sebagai anggota keluarga Allah secara otomatis, relasi antaretnis pun diungkapkan dengan istilah ‘saudara’. Selanjutnya, umat yang didamaikan itu juga disebut sebagai tempat kediaman Allah (ayat 21-22).
Renungkan: Jika ada perintang yang kita biarkan menghalangi penghayatan kita sebagai warga kerajaan Allah, sebagai suatu keluarga Allah, kita sedang menghinakan kurban kematian Kristus.
Utley -> Ef 2:1-10; Ef 2:11-22
Utley: Ef 2:1-10 - --NASKAH NASB (UPDATED): Ef 2:1-101 Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu. 2 Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengiku...
NASKAH NASB (UPDATED): Ef 2:1-10
1 Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu. 2 Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka. 3 Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain. 4 Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita, 5 telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita — oleh kasih karunia kamu diselamatkan — 6 dan di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga, 7 supaya pada masa yang akan datang Ia menunjukkan kepada kita kekayaan kasih karunia-Nya yang melimpah-limpah sesuai dengan kebaikan-Nya terhadap kita dalam Kristus Yesus. 8 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, 9 itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. 10 Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.
Ef 2:1 Entah ayat Ef 2:1-7 atau 1-10 membentuk satu kalimat dalam bahasa Yunani, dengan KATA KERJA utama di ay. Ef 2:5. Ini adalah salah satu argumen berkelanjutan. Presentasi Paulus mencakup
- 1. keputusasaan, ketidakberdayaan, dan ketersesatan rohani dari semua umat manusia, ay. Ef 2:1-3
- 2. kasih karunia tanpa syarat dari Allah, ay. Ef 2:4-7
- 3. respon, iman, dan kehidupan manusia yang diperlukan, ay. Ef 2:8-10
□ "Kamu" Dalam Kolose dan Efesus KATA GANTI JAMAK ini selalu menunjuk pada bangsa-bangsa lain yang percaya (lih. Ef 1:13; 2:12).
□ "sudah mati" Ini adalah sebuah PRESENT ACTIVE PARTICIPLE yang berarti "menjadi mati." Ini menunjuk pada kematian rohani (lih. ay. Ef 2:5; Rom 5:12-21; Kol 2:13). Alkitab berbicara mengenai tiga tahap kematian:
- 1. kematian rohani (lih. Kej 2:17; Kej 3; Yes 59:2; Rom 7:10-11; Yak 1:15)
- 2. kematian jasmani (lih. Kej 3:4-5; 5)
- 3. kematian kekal, yang disebut "kematian kedua" (lih. Wahy 2:11; 20:6,14; 21:8)
□ "pelanggaran-pelanggaran" Istilah Yunani ini (paraptōma) berarti "jatuh ke satu sisi" (lih. Ef 1:7). Semua kata Yunani untuk "dosa" berhubungan dengan konsep Ibrani yaitu penyimpangan dari standar kebenaran Allah. Istilah "benar," "adil," dan turunannya dalam bahasa Ibrani berasal dari metafora konstruksi untuk buluh pengukur. Tuhan adalah standarnya. Semua manusia menyimpang dari yang estándar tersebut (lih. Mazm 14:1-3; 5:9; 10:7; 36:1; 53:1-4; 140:3; Yes 53:6; 59:7-8; Rom 3:9-23; 1Pet 2:25).
□ "dosa-dosa" Istilah Yunani ini (hamartia) berarti "kehilangan tanda" (lih. Ef 4:26). Dua istilah untuk dosa dalam ayat Ef 2:1 digunakan sebagai sinonim untuk menggambarkan kondisi kejatuhan, terasing dari umat manusia (lih. Rom 3:9,19,23; 11:32; Gal 3:22).
Ef 2:2 "Kamu hidup di dalamnya" "Hidup" adalah metafora alkitabiah untuk gaya hidup (lih. Ef 2:2,10; 4:1,17; 5:2,8,15).
- NASB, NKJV "menurut jalannya dunia ini"
- NRSV "mengikut jalan dunia ini"
- TEV "diikuti yang jahat di dunia"
- NJB "hidup dengan prinsip-prinsip dunia ini"
Sistem dunia sekarang yang jatuh ini (yaitu, zaman) dipersonifikasikan sebagai musuh (lih. Gal 1:4). Ini adalah manusia jatuh yang mencoba untuk memenuhi semua kebutuhan terpisah dari Allah. Dalam tulisan Yohanes hal ini disebut sebagai "dunia" (lih. 1Yoh 2:2,15-17; 3:1,13,17; 4:1-17; 5:4,5,19) atau "Babel" (lih. Wahy 14:8; 16:19; 17:5; 18:2,10,21). Dalam terminologi modern kita hal ini disebut sebagai "humanisme ateistik." Lihat Topik Khusus: Penggunaan Paulus akan Kosmos di Kol 1:6.
- NASB, NKJV "mentaati pangeran dari kekuatan angkasa"
- NRSV "mengikuti aturan dari kekuatan angkasa"
- TEV "kamu mematuhi penguasa dari kekuatan rohani di angkasa"
- NJB "menaati penguasa kerajaan angkasa "
Ini adalah musuh kedua manusia yang jatuh, yaitu Iblis si penuduh. Umat manusia dihadapkan dengan si pencoba kemalaikatan pribadi (lih. Kej 3, Ayub 1; 2, Za 3). Dia disebut penguasa atau ilah dunia ini (lih. Yoh 12:31; 14:30; 16:11; 2Kor 4:4; 1Yoh 5:19).
Dalam PB udara/angkasa adalah alam dari iblis. Udara yang lebih rendah (aēr) dilihat oleh orang Yunani sebagai tidak murni dan karena itu merupakan domain dari roh-roh jahat. Beberapa orang melihat penggunaan "udara" ini sebagai merujuk pada sifat non material dari dunia rohani. Konsep "pengangkatan gereja" berasal dari terjemahan Latin dari 1Tes 4:17, "diangkat." Orang Kristen akan bertemu dengan Tuhan di tengah-tengah kerajaan Setan, yaitu "udara," untuk menunjukkan penggulingannya!
- NASB, NKJV "di antara orang-orang durhaka"
- NRSV "di antara mereka yang tidak taat"
- TEV "orang-orang yang tidak taat kepada Allah"
- NJB "di antara para pemberontak"
Ini adalah sebuah ungkapan Ibrani untuk pemberontakan dan karakter permanen (lih. Ef 5:6).
Ef 2:3 "dahulu kami semua juga terhitung" Dalam Efesus "kami" mengacu pada orang percaya Yahudi, dalam hal ini, Paulus dan tim pelayanannya. Frasa penutup "sama seperti mereka yang lain," memungkinkan bahwa frasa ini menunjuk pada seluruh umat pilihan PL, orang Yahudi. KATA KERJA ini berbentuk sebuah AORIST PASSIVE INDICATIVE. PASSIVE VOICE nya menekankan bahwa manusia yang jatuh sedang dimanipulasi oleh kekuatan rohani jahat dari luar, seperti setan atau iblis, disebutkan dalam ay. Ef 2:2; 3:10; 6:12.
- NASB, NKJV "dalam keinginan daging kami"
- NRSV "dalam hawa nafsu daging… kami"
- TEV "menurut keinginan alamiah kami"
- NJB "kehidupan-kehidupan sensual"
Ini adalah musuh ketiga dari manusia yang jatuh. Meskipun tidak tercantum dalam struktur yang secara ketatabahasaan berparalel ("menurut...") dengan ke dua musuh dalam ay. Ef 2:2, hal ini secara teologis berparalel. Diri manusia yang jatuh dan egosentris (lih. Kej 3) adalah musuh yang terburuk (lih. Gal 5:19-21). Ini memutarbalikkan dan memanipulasi segala sesuatu dan setiap orang untuk kepentingan diri sendiri (lih. Rom 7:14-25).
Paulus menggunakan istilah "daging" dalam dua cara yang berbeda. Hanya konteksnya yang dapat menentukan perbedaan tersebut. Dalam Ef 2:11,15; 5:29,31; 6:5,12 berarti "pribadi manusia," bukannya "sifat berdosa dan jatuh" seperti di sini. Lihat Topik Khusus: Daging (sarx) di Kol 1:22.
- NASB "memanjakan keinginan daging dan pikiran"
- NKJV "menuruti kehendak daging dan pikiran"
- NRSV "mengikuti keinginan daging dan indra"
- TEV "dan melakukan apapun sesuai keinginan tubuh dan pikiran kita sendiri"
- NJB "diperintah sepenuhnya oleh keinginan fisik kita sendiri dan ide kita sendiri"
Ini adalah sebuah PRESENT ACTIVE PARTICIPLE yang menekankan tindakan kebiasaan yang terus menerus, berkelanjutan. Tubuh dan pikiran manusia itu sendiri tidaklah jahat, tetapi merupakan medan pertempuran dari pencobaan dan dosa (lih. Ef 4:17-19, Rom 6; 7).
□ "pada dasarnya" ini menunjuk pada kecenderungan ke-Adam-an, kejatuhan dari umat manusia (lih. Kej 3; Mazm 51:5; AybMazm 14:4; Rom 5:12-21; 7:14-25). Cukuplah mengejutkan bahwa para rabi pada umumnya tidak menekankan kejatuhan manusia dalam Kej 3. Mereka malah menyatakan bahwa umat manusia memiliki dua maksud (yetzers), satu baik, satu buruk. Manusia didominasi oleh pilihan mereka. Ada pepatah rabi yang terkenal: "Setiap orang memiliki anjing hitam dan putih di dalam hatinya. Yang mana yang paling banyak ia beri makan, akan menjadi yang terbesar". Namun demikian, PB menyajikan beberapa alasan teologis dari dosa manusia (1) kejatuhan Adam, (2) kebodohan yang disengaja, dan (3) pilihan berdosa.
□ "orang-orang yang harus dimurkai" "Anak-anak…", dan juga "Putera…", merupakan frase ungkapan Ibrani bagi karakter seseorang. Allah menentang dosa dan pemberontakan dalam ciptaan-Nya. Murka Allah mencakup baik sementara (saat ini) maupun eskatologis (di akhir jaman).
- NASB "sama seperti mereka yang lain"
- NKJV "membuat kami duduk bersama"
- NRSV, TEV "sama seperti orang-orang lain"
- NJB "sama seperti seluruh dunia"
Ini menunjuk pada ketersesatan dari semua manusia, baik Yahudi dan bukan Yahudi (lih. Rom 1:18-3:21).
Paulus sering menggunakan istilah "sisanya/yang lain" untuk merujuk pada yang terhilang (lih. 1Tes 4:13; 5:6).
Ef 2:4 "Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita," Ada semacam perubahan dramatis antara keputusasaan dan ketidakberdayaan dari ay. Ef 2:1-3 dan kasih karunia dan kemurahan Allah yang luar biasa dalam ay. Ef 2:4-7.
Betapa merupakan kebenaran yang besar! Rahmat dan kasih Allah adalah kunci untuk keselamatan (lih. ay. Ef 2:7). Karakter belas kasihan-Nya lah (lih. Ef 1:7,18; 2:7; 3:8,16), bukan kinerja manusia, yang menawarkan suatu jalan kebenaran. Lihat catatan pada "kekayaan" di Ef 1:7.
Sangatlah signifikan bahwa ayat pada kasih karunia Allah ini mengandung sebuah PRESENT PARTICIPLE dan AORIST ACTIVE INDICATIVE . Allah telah mengasihi kita di masa lalu dan terus mengasihi kita (lih. 1Yoh 4:10)!
Ef 2:5 "sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita," Frasa ini berparalel dengan ay. Ef 2:1a. Paulus kembali ke gagasan aslinya setelah pemikiran sisipan-Nya (lih. ay. 1-3) tentang ketersesatan manusia. Di tengah kebutuhan kita, Allah bertindak dalam kasih (lih. Rom 5:6,8).
□ "telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus" Frase ini mencerminkan satu kata Yunani (suzōpoieō). Ini adalah KATA KERJA utama dari kalimat ( AORIST ACTIVE INDICATIVE) yang dimulai dalam ay. Ef 2:1. Ini adalah yang pertama dari tiga KATA KERJA majemuk dengan KATA DEPAN Yunani, syn, yang berarti "berpartisipasi bersama dengan." Yesus dibangkitkan dari kematian dalam Ef 1:20 dan orang percaya telah dihidupkan kepada kehidupan rohani melalui Dia (lih. Kol 2:13; 3:1). Orang percaya sekarang benar-benar hidup dengan Kristus.
Ef 2:5,8 "oleh kasih karunia kamu diselamatkan" Ini adalah sebuah PERFECT PASSIVE PERIPHRASTIC PARTICIPLE, yang diulang dalam ay. Ef 2:8 untuk penekanan. Ini berarti bahwa orang percaya telah diselamatkan di masa lalu, oleh pelaku dari luar, dengan hasil yang melekat, "mereka telah dan terus diselamatkan oleh Allah." Konstruksi yang sama ini diulangi dalam ay. Ef 2:8 untuk penekanan. Lihat Topik Khusus pada Ef 1:7.
Ini adalah salah satu bagian-bagian Alkitab yang membentuk dasar bagi doktrin keamanan orang percaya (lih. Yoh 6:37,39; 10:28; 17:2,24; 18:9; Rom 8:31-39). Seperti semua doktrin Alkitab, doktrin ini harus diseimbangkan (diselenggarakan dalam ketegangan) dengan kebenaran dan naskah-naskah lainnya.
Ef 2:6 "di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita" Ini adalah majemuk AORIST yang kedua dengan syn. Orang percaya telah dibangkitkan bersama dengan Kristus. Orang percaya telah dikuburkan bersama Dia dalam baptisan (lih. Kol 2:12; Rom 6:3-11) dan dibangkitkan bersama-Nya oleh Bapa (lih. Kol 2:13; Rom 6:4-5), yang telah membangkitkan Yesus (dibangkitkan oleh Roh dalam Rom 8:11). Ini adalah analogi-analogi penebusan yang khusus. Orang-orang percaya secara rohani berpartisipasi dalam peristiwa-peristiwa utama dari pengalaman Yesus: penyaliban, kematian, penguburan, kebangkitan, dan penobatan! Orang-orang percaya berbagi kehidupan dan penderitaan-Nya, mereka juga akan berbagi kemuliaan-Nya (lih. Rom 8:17)!
- NASB, NRSV "mendudukkan kita dengan-Nya"
- NKJV "membuat kita duduk bersama"
- TEV "memerintah bersama dengan dia"
- NJB "memberikan tempat bersama-sama dengan Dia"
Ini adalah yang ketiga dari majemuk AORIST dengan syn. Posisi kita di dalam Dia adalah posisi kemenangan sekarang, dan juga masa depan (lih. Rom 8:37)! Konsep duduk dengan-Nya berarti memerintah dengan-Nya. Yesus adalah Raja atas segala Raja yang duduk di takhta Allah Bapa dan orang percaya bahkan sekarang memerintah bersama-dengan-Nya (lih. Mat 19:28; Rom 5:17; Kol 3:1; 2Tim 2:12; Wahy 22:5).
- NASB, NKJV, NRSV "di tempat-tempat sorgawi"
- TEV "di dunia sorgawi"
- NJB "di sorga"
LOCATIVE ( DARI BIDANG) NEUTER PLURAL ADJECTIVE, "di tempat-tempat surgawi" ini hanya digunakan di Efesus (lih. Ef 1:20; 2:6; 3:10; 6:12). Dari konteks semua penggunaannya, ini berarti alam roh di mana orang percaya tinggal di sini dan sekarang, bukan surga.
Ef 2:7 "pada masa yang akan datang" Orang Yahudi percaya pada dua jaman, jaman kejahatan saat ini (Gal 1:4) dan zaman kebenaran yang akan datang (lihat Topik Khusus pada Ef 1:21). Zaman Baru kebenaran ini akan diresmikan oleh kedatangan Mesias dalam kuasa Roh. Dalam Ef 1:21 "zaman" berbentuk TUNGGAL, di sini berbentuk JAMAK (lih. 1Kor 2:7; Ibr 1:2; 11:3). Ini berarti bahwa (1) setidaknya ada dua zaman atau (2) bentuk JAMAK digunakan untuk menonjolkan dan memperbesar zaman yang akan datang—suatu ungkapan rabbi yang disebut "jamak dari keagungan." Penggunaan JAMAK dalam suatu pengertian simbolis ini dapat dilihat dalam ayat-ayat yang merujuk pada "zaman" masa lalu (lih. Rom 16:25; 1Kor 10:11; 2Tim 1:9; Tit 1:2).
Beberapa sarjana percaya ini hanyalah sekedar sebuah metafora untuk kekekalan karena cara ungkapan itu digunakan dalam bahasa Yunani Koine sekuler dan di beberapa tempat di PB (lih. Luk 1:33,55; Yoh 12:34; Rom 9:5; Gal 1:5; 1Tim 1:17).
□ "Ia menunjukkan" Ini merupakan AORIST MIDDLE SUBJUNCTIVE. Tuhan dengan jelas memanifestasikan karakter-Nya sendiri (lih. Ef 1:5-7). Istilah ini berarti "menampilkan didepan umum" (lih. Rom 9:17,22). Rahmat dan tujuan Allah dalam Kristus dengan jelas dinyatakan kepada para malaikat dengan perlakuan-Nya terhadap manusia yang jatuh (lih. Ef 3:10; 1Kor 4:9; 1Pet 1:12).
□ "melimpah-limpah" Huperballō. Lihat Topik Khusus: Penggunaan Paulus akan Majemuk Huper pada Ef 1:19.
Ef 2:8 "Sebab karena kasih karunia" Keselamatan adalah oleh "kasih karunia" Allah (lih. Ef 1:3-14). Karakter Allah dinyatakan melalui rahmat-Nya (lih. ay. 4-6). Orang percaya adalah piala kasih-Nya. Kasih karunia paling baik didefinisikan sebagai kasih Allah yang tanpa syarat dan tak berdasar kelayakan. Kasih karunia ini mengalir dari sifat Allah melalui Kristus dan terlepas dari nilai atau prestasi dari orang yang dikasihi tersebut.
□ "kamu diselamatkan" Ini adalah PERFECT PASSIVE PERIPHRASTIC PARTICIPLE yang berparalel dengan ay. Ef 2:5. Dorongannya adalah bahwa "orang percaya telah dan terus" diselamatkan oleh Allah.
Dalam PL istilah "menyelamatkan" berbicara tentang "pembebasan fisik" (lih. Yak 5:15). Dalam PB arti ini telah mengambil dimensi rohani. Tuhan membebaskan orang percaya dari akibat dosa dan memberi mereka hidup yang kekal.
Lihat Topik Khusus pada Ef 1:7.
□ "oleh iman" Iman menerima hadiah cuma-cuma Allah dalam Kristus (lih. Rom 3:22,25; 4:5; 9:30, Gal 2:16; 1Pet 1:5). Umat manusia harus menanggapi tawaran rahmat dan pengampunan Allah di dalam Kristus (lih. Yoh 1:12; 3:16-17,36; 6:40; 11:25-26; Rom 10:9-13).
Tuhan berurusan dengan manusia yang jatuh melalui suatu perjanjian. Ia selalu mengambil inisiatif (lih. Yoh 6:44,65) dan menetapkan agenda dan batas-batasnya (lih. Mr 1:15; Kis 3:16,19; 20:21). Ia mengijinkan manusia yang jatuh untuk berpartisipasi dalam keselamatan mereka sendiri dengan menanggapi penawaran perjanjian-Nya. Tanggapan yang diamanatkan ini adalah iman, pertobatan, ketaatan, pelayanan, ibadah, dan ketekunan awal dan terus-menerus.
Istilah "Iman" dalam PL adalah sebuah perluasan metafora dari sebuah kuda-kuda yang stabil. Yang digunakan untuk menunjukkan apa yang pasti, dapat dipercaya, diandalkan, dan setia. Bahkan tak satu pun dari kata-kata ini yang menjelaskan manusia yang jatuh yang ditebus. Ini bukanlah kepercayaan, atau kesetiaan, atau ketergantungan, manusia, melainkan Allah. Kita percaya pada janji-janji-Nya yang terpercaya, bukan keterpercayaan kita! Kketaatan Perjanjian mengalir dari rasa syukur! Fokusnya selalu ada pada kesetiaan-Nya, bukan iman orang percaya! Iman tidak bisa menyelamatkan siapapun. Hanya kasih karunialah yang menyelamatkan, tetapi ini diterima oleh iman. Fokusnya tidak pernah pada jumlah imannya (lih. Mat 17:20), tetapi pada obyeknya (Yesus).
Lihat topik khusus PERCAYA, KEPERCAYAAN, IMAN, DAN KESETIAAN DALAM PERJANJIAN
□ "itu" Ini adalah KATA GANTI DEMONSTRATIF Yunani (touto), yang NETRAL dalam GENDER nya. KATA BENDA terdekatnya, "kasih karunia" dan "iman," keduanya FEMININE dalam GENDER. Oleh karena itu, ini pasti menunjuk pada seluruh proses keselamatan kita dalam karya Kristus.
Ada kemungkinan lain yang didasarkan pada suatu konstruksi ketatabahasaan yang sama dalam Fili 1:28. Jika demikian maka FRASA ADVERBIAL ini berhubungan dengan iman, yang juga merupakan anugrah Tuhan! Di sinilah rahasia dari kedaulatan Tuhan dan kehendak bebas manusia.
□ "bukan hasil usahamu" Ini adalah yang pertama dari tiga frasa yang dengan jelas menunjukkan bahwa keselamatan tidak didasarkan pada kinerja manusia: (1) "bukan hasil usahamu" ay. Ef 2:8; (2) "pemberian Allah" ay. Ef 2:8; dan (3) "bukan hasil pekerjaanmu" ay. Ef 2:9.
□ "pemberian Allah" Ini adalah hakikat dari anugerah—kasih tanpa pamrih (lih. Rom 3:24; 6:23). Paradoks keselamatan baik sebagai hadiah gratis dan respon perjanjian yang dimandatkan memang sulit untuk dipahami. Namun keduanya benar! Keselamatan benar-benar gratis, namun menuntut pengorbanan semuanya. Kebanyakan doktrin Alkitab disajikan sebagai pasang kebenaran yang penuh ketegangan (keamanan vs ketekunan, iman vs perbuatan, kedaulatan Allah vs kehendak bebas manusia, predestinasi vs respon manusia dan transendensi vs imanensi).
Ef 2:9 "bukan hasil pekerjaanmu" Keselamatan bukanlah oleh prestasi (lih. Rom 3:20,27-28; 9:11,16; Gal 2:16; Fili 3:9; 2Tim 1:9; Tit 3:5). Hal ini adalah kontras langsung kepada guru-guru palsu.
□ "jangan ada orang yang memegahkan diri." Keselamatan adalah oleh kasih karunia Allah, bukan usaha manusia, sehingga tidak ada ruang untuk memuliakan manusia (lih. Rom 3:27; 4:2). Jika orang percaya bermegah, biarkan mereka bermegah di dalam Kristus (lih. 1Kor 1:31, yang merupakan kutipan dari Yer 9:23-24).
Ef 2:10 "kita ini buatan Allah," Kata bahasa Inggris "poem (= puisi)" berasal dari kata Yunani ini (poiēma). Kata ini hanya digunakan dua kali dalam PB, di sini dan Rom 1:20. Ini adalah posisi orang percaya dalam kasih karunia. Mereka adalah secara paradoks produk jadi-Nya yang masih dalam proses!
□ "diciptakan dalam Kristus Yesus" Ini adalah sebuah AORIST PASSIVE PARTICIPLE. Roh membentuk orang percaya melalui pelayanan Kristus oleh kehendak Bapa (lih. Ef 1:3-14). Tindakan sebuah penciptaan rohani baru ini dijelaskan dalam istilah yang sama denan yang digunakan dalam penciptaan awal di Kejadian (lih. Ef 3:9; Kol 1:16).
□ "untuk melakukan pekerjaan baik" Gaya hidup orang percaya setelah mereka bertemu dengan Kristus adalah bukti dari keselamatan mereka (lih. Yak dan I Yoh). Mereka diselamatkan oleh kasih karunia melalui iman sampai kepada perbuatan! Mereka diselamatkan untuk melayani! Iman tanpa perbuatan adalah mati, seperti juga perbuatan tanpa iman (lih. Mat 7:21-23 dan Yak 2:14-26). Tujuan pemilihan Bapa adalah bahwa orang percaya menjadi "kudus dan tak bercacat" (lih. Ef 1:4).
Paulus sering diserang karena Injilnya yang bebas secara radikal karena tampaknya mendorong kehidupan yang tak bertuhan. Sebuah Injil yang tampaknya tidak berhubungan dengan kinerja moral pasti menjurus kepada penyalahgunaan. Injil Paulus adalah gratis dalam anugerah Allah, tetapi juga menuntut respon yang tepat, tidak hanya dalam pertobatan awal, tetapi dalam pertobatan berkelanjutan. Kehidupan yang saleh adalah hasilnya, bukannya pelanggaran hukum. Perbuatan baik bukanlah mekanisme keselamatan, tapi hasilnya. Paradoks tentang keselamatan yang sepenuhnya gratis dan respon yang mengorbankan semuanya sulit untuk dikomunikasikan, tetapi keduanya harus dipegang dalam keseimbangan yang penuh ketegangan.
Individualisme Amerika telah mendistorsi Injil. Manusia tidak diselamatkan karena Allah sebegitu mengasihi mereka secara individu, tetapi karena Allah mengasihi manusia yang jatuh, manusia yang diciptakan dalam gambar- Nya. Dia menyelamatkan dan mengubah individu untuk menjangkau lebih banyak individu lain. Fokus utama dari cinta adalah terutama besifat kelompok (lih. Yoh 3:16), tetapi diterima secara individual (lih. Yoh 1:12; Rom 10:9-13; 1Kor 15:1).
□ "yang dipersiapkan Allah sebelumnya" Istilah yang kuat (pro + hetoimos, "mempersiapkan diri sebelum") berkaitan dengan konsep teologis predestinasi (lih. Ef 1:4-5,11) dan hanya digunakan di sini dan di Rom 9:23. Allah memilih orang-orang untuk merefleksikan karakter-Nya. Melalui Kristus, Bapa telah memulihkan gambar-Nya di manusia yang jatuh (lih. Kej 1:26-27).
Utley: Ef 2:11-22 - --NASKAH NASB (UPDATED): Ef 2:11-2211 Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu — sebagai orang-orang bukan Yahudi menurut daging, yang disebut orang-ora...
NASKAH NASB (UPDATED): Ef 2:11-22
11 Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu — sebagai orang-orang bukan Yahudi menurut daging, yang disebut orang-orang tak bersunat oleh mereka yang menamakan dirinya "sunat," yaitu sunat lahiriah yang dikerjakan oleh tangan manusia, — 12 bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia. 13 Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh," sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus. 14 Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan, 15 sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera, 16 dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu. 17 Ia datang dan memberitakan damai sejahtera kepada kamu yang "jauh" dan damai sejahtera kepada mereka yang "dekat," 18 karena oleh Dia kita kedua pihak dalam satu Roh beroleh jalan masuk kepada Bapa. 19 Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah, 20 yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru. 21 Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapi tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan. 22 Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh.
Ef 2:11 "Karena itu" Ini bisa merujuk pada (1) ay. 1-10, atau (2) Ef 1:3-2:10. Paulus sering menggunakan kata ini untuk memulai sebuah unit sastra baru dengan membangun kebenaran gabungan dari unit sebelumnya (lih. Rom 5:1; 8:1; 12:1).
Ini adalah kebenaran utama ketiga dari bagian kedoktrinan Paulus (pasal Ef 1; 2; 3). Yang pertama adalah pemilihan kekal Allah yang didasarkan pada sifat kemurahan-Nya, yang kedua adalah keputusasaan manusia yang jatuh, yang diselamatkan oleh tindakan kasih karunia Allah melalui Kristus yang harus diterima dan dihidupi oleh iman. Sekarang yang ketiga, Kehendak Allah telah dan selalu berupa keselamatan semua manusia (lih. Kej 3:15; 12:3; Kel 19:5), baik Yahudi dan bukan Yahudi (lih. Ef 2:11-3:13). Tidak ada intelektualistas manusia (yaitu, Gnostik) bisa memahami kebenaran-kebenaran yang terungkap ini.
□ "ingatlah" Ini adalah PRESENT ACTIVE IMPERATIVE. Orang-orang bukan Yahudi ini diperintahkan untuk terus mengingat keterasingan mereka sebelumnya dari Allah, ay. 11-12.
□ "bahwa dahulu kamu — sebagai orang-orang bukan Yahudi menurut daging," ini secara harfiah adalah "bangsa" (ethnos). Hal ini menunjuk pada semua orang yang bukan dari garis keturunan Yakub. Dalam PL istilah "bangsa" (go'im) adalah sebuah cara yang melecehkan untuk menunjuk pada semua orang non-Yahudi.
□ "yang disebut orang-orang tak bersunat" Bahkan dalam PL, ritual ini adalah tanda lahiriah dari iman batiniah (lih. Im 26:41-42; Ul 10:16; Yer 4:4). Kaum "Yudais" dari Galatia mengklaim bahwa ini masih merupakan kehendak Tuhan dan yang sangat diperlukan untuk keselamatan (lih. Kis 15:1 dst; Gal 2:11-12). Ini mungkin suatu istilah cemoohan. Berhati-hatilah untuk tidak merancukan simbol dengan realitas rohani yang dilambangkannya (lih. Kis 2:38 untuk contoh lain).
- NASB "terpisah dari Kristus"
- NKJV, NRSV "tanpa Kristus"
- TEV "jauh dari Kristus"
- NJB "kamu tidak memiliki Kristus"
Ini secara harfiah adalah "pada pondasi yang terpisah." Ungkapan-ungkapan berikutnya, seperti ay. 1-3, menunjukkan ketidakberdayaan dan keputusasaan orang kafir tanpa Kristus.
- NASB, NJB "tidak termasuk"
- NKJV, NRSV "menjadi orang asing"
- TEV "orang luar"
Ini adalah sebuah PERFECT PASSIVE PARTICIPLE yang berarti "telah dan terus dikecualikan." Dalam PL istilah ini merujuk pada penduduk non-warga negara dengan hak terbatas (orang asing). Orang kafir telah dan terus dipisahkan, diasingkan dari Perjanjian YHWH.
□ "kewargaan Israel" Ini secara harfiah adalah "kewarganegaraan" (politeia). Kata ini adalah asal kata "politik." Ini menunjuk pada keturunan Abraham yang dipilih. Manfaat yang mereka nikmati disebutkan dalam Rom 9:4-5.
□ "dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan," PB dapat merujuk ke PL sebagai satu perjanjian atau sebagai beberapa perjanjian. Ketegangan teologis ini dapat dilihat sebagai salah satu perjanjian iman yang dinyatakan dalam (1)persyaratan yang berbeda atau (2) diberikan kepada orang yang berbeda. Allah menghadapi orang-orang PL dengan cara yang berbeda. Firman-Nya kepada Adam adalah tentang hal-hal di taman Eden, kepada Nuh tentang bahtera, kepada Abraham tentang seorang anak dan tempat untuk hidup, Musa tentang memimpin rakyat, dll Tapi semua itu melibatkan ketaatan pada firman Allah! Beberapa kelompok (dispensasionalis) berfokus pada keperbedaan tersebut. Kelompok lain (Calvinis) berfokus pada aspek iman yang menyatukan. Paulus berfokus pada perjanjian Abraham (lih. Rom 4) sebagai menyusun paradigma untuk semua hubungan iman.
Perjanjian Baru adalah seperti perjanjian lama dalam hal tuntutan untuk kepatuhan dan iman pribadi dalam wahyu Allah. Namun berbeda dalam bagaimana seseorang menjadi benar dengan Allah (lih. Yer 31:31-34). Perjanjian Musa berfokus pada ketaatan dan kinerja manusia, sedangkan PB berfokus pada ketaatan dan kinerja Kristus. Perjanjian Baru adalah cara Tuhan untuk menyatukan Yahudi dan bukan Yahudi oleh iman dalam Kristus (lih. Ef 2:11-3:13).
Perjanjian Baru, seperti Perjanjian Lama, keduanya bersifat tanpa syarat (janji Tuhan tentang kasih karunia dan pengampunan) dan bersyarat(respon manusia). Ini mencerminkan baik kedaulatan Allah (predestinasi) dan pilihan bebas dari manusia (iman, pertobatan, ketaatan, ketekunan).
□ "tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia" Jika memang benar ada satu Allah pencipta dan Israel adalah orang-orang pilihan-Nya, maka bangsa-bangsa lain adalah terputus tanpa harapan, hilang dalam penyembahan berhala dan kekafiran (lih. 1Tes 4:13 dan Rom 1:18-2:16).
Ef 2:13 "Tetapi sekarang" Ada kontras antara masa lalu tanpa harapan dari bangsa-bangsa lain, ay. Ef 2:11-12, dan pengharapan besar mereka dalam Injil, ay. 13-22.
□ "kamu, yang dahulu "jauh," sudah menjadi "dekat"" Konsep yang sama diulangi dalam ay. Ef 2:17, di mana Yes 57:19 dikutip. Dalam Yesaya naskah ini merujuk pada orang-orang buangan Yahudi tetapi di sini di Efesus, kata ini merujuk kepada bangsa-bangsa lain. Ini adalah salah satu contoh penggunaan tipologis Paulus akan bagian- bagian PL. Para Rasul PB telah menguniversalkan pengharapan PL. Sebagaimana orang-orang Yahudi yang diasingkan menjadi terpisah dari Allah, demikian pula, bangsa-bangsa lain tersebut terasing dari Allah.
□ "oleh darah Kristus." Ini mengacu pada penebusan penggantian, perwakilan Kristus (lih. Ef 1:7; Rom 3:25; 5:6-10; 2Kor 5:21; Kol 1:20; Ibr 9:14,28; 1Pet 1:19; Wahy 1:5). Keluarga Allah tidak lagi bersifat nasional, tetapi rohani (lih. Rom 2:28-29; 4:16-25).
Darah Kristus adalah sebuah metafora korban (lih. Im 1; 2) untuk kematian Mesias (lih. TEV). Yohanes Pembaptis berkata tentang Yesus, "Lihatlah, Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia" (lih. Yoh 1:29). Yesus datang untuk mati (lih. Kej 3:15; Yes 53; Mr 10:45).
Ef 2:14 Ayat ini memiliki tiga KATA KERJA. Yang pertama adalah sebuah PRESENT INDICATIVE. Yesus terus menjadi dan memberikan damai sejahtera kita. Yang kedua dan ketiga adalah AORIST ACTIVE PARTICIPLE ("membuat keduanya menjadi satu" dan "mematahkan penghalang"); semua yang diperlukan telah dicapai untuk menyatukan Yahudi dan bukan Yahudi menjadi satu entitas baru (gereja).
Perdamaian antara Yahudi dan bukan Yahudi adalah fokus dari unit sastra ini, Ef 2:11-3:13. Ini adalah rahasia Injil yang tersembunyi di abad-abad yang lalu. Istilah "perdamaian" ini menunjuk pada
- 1. perdamaian antara Allah dan manusia (lih. Yoh 14:27; 16:33; Rom 5:1-11; Fili 4:7,9)
- 2. perdamaian antara Yahudi dan bukan Yahudi, ay. 14,15,17 (. Lih. Gal 3:28; Kol 3:11) Lihat catatan pada Ef 2:15.
□ "Dialah damai sejahtera kita," "Dialah" (autos) ditekankan. Istilah "perdamaian" berarti "mengembalikan apa yang telah patah" (rekonsiliasi). Yesus sang Mesias disebut RajaDamai (lih. Yes 9:6 dan Za 6:12-13). Damai Allah dalam Kristus memiliki beberapa aspek. Lihat catatan pada ay. Ef 2:15 dan Topik Khusus: Perdamaian dan Orang Kristen dan Perdamaian di Kol 1:20.
- NASB "yang membuat kedua kelompok menjadi satu"
- NKJV "yang telah mempersatukan kedua pihak"
- NRSV "ia telah membuat kedua kelompok menjadi satu"
- TEV "dengan membuat Yahudi dan bukan Yahudi satu umat"
- NJB "telah membuat keduanya menjadi satu"
Orang percaya tidak lagi Yahudi ataupun non-Yahudi, tapi Kristen (lih. Ef 1:15; 2:15; 4:4; Gal 3:28; Kol 3:11). Ini adalah rahasia Allah sebagaimana diungkapkan dalam Efesus. Ini telah selalu menjadi rencana Allah (Kej 3:15). Allah memilih Abraham untuk memilih umat, untuk memilih dunia (Kej 12:3; Kel 19:5-6). Ini adalah tema pemersatu dari Perjanjian Lama dan Baru (Perjanjian). Lihat Topik Khusus: Rasialisme pada Kol 3:11.
- NASB "halangan tembok pemisah,"
- NKJV "dinding pemisah di tengah"
- NRSV "tembok pemisah"
- TEV "tembok yang memisahkan"
- NJB "penghalang yang digunakan untuk memisahkan mereka"
Ini harfiahnya adalah "dinding pemisah bagian tengah." Ini adalah istilah yang langka. Dalam konteks ini jelas menunjuk pada hukum Musa (lih. ayat Ef 2:15). Beberapa komentator telah menegaskan bahwa itu adalah singgungan kepada dinding di Bait Suci Herodes di antara halaman bangsa lain dan halaman Wanita yang memisahkan para penyembah Yahudi dan Bukan Yahudi. Simbolisme yang sama dari penghapusan penghalang ini terlihat dalam tabir
Bait Suci yang robek dari atas ke bawah pada saat kematian Yesus (lih. Mat 27:51). Persatuan sekarang memungkinkan. Persatuan sekarang menjadi kehendak Allah (lih. Ef 1:10; Ef 4:1-10).
Dalam Gnostisisme istilah ini disebut sebuah penghalang antara surga dan bumi yang mungkin disinggung dalam Ef 4:8-10.
- NASB "membatalkan"
- NKJV "dengan membatalkan"
- NRSV "telah membatalkan"
- TEV "membatalkan"
- NJB "menghancurkan"
Istilah "membatalkan" adalah favorit Paulus (lih. Rom 3:31; 6:6; Kol 2:14). Secara harfiah berarti "untuk membuat batal demi hukum" atau "untuk menjadikan tidak berlaku."Ini adalah ACTIVE PARTICIPLE AORIST. Yesus telah benar-benar menghilangkan hukuman mati Hukum PL (lih. ay. Ef 2:16; Kol 2:14; Ibr 8:13).
Ini tidak bermaksud mengatakan bahwa PL tidak terinspirasi dan tidak merupakan wahyu yang penting bagi orang percaya PB (lih. Mat 5:17-19). Ini berarti bahwa Hukum Taurat bukanlah sarana keselamatan (lih. Kis 15; Rom 4; Gal 3, Ibrani). Perjanjian Baru (Yer 31:31-34; Yeh 36:22-36) didasarkan pada hati yang baru dan roh yang baru, bukan kinerja manusia atas aturan hukum. Orang Yahudi percaya dan bukan Yahudi percaya sekarang memiliki kedudukan yang sama di hadapan Allah—kebenaran yang diperhitungkan Kristus.
Lihat topik khusus KOSONG DAN BATAL (KATARGEŌ)
- NASB, NKJV "dalam daging-Nya"
- NRSV (Ef 2:14) "daging"
- TEV (Ef 2:14) "di dalam tubuhnya sendiri"
- NJB (Ef 2:14) "dalam dirinya"
Ini menekankan kemanusiaan Yesus (lih. Kol 1:22) serta pelayanan inkarnasi-Nya (lih. Ef 4:8-10). Guru-guru palsu Gnostik akan menolak keduanya karena dualisme ontologis mereka antara roh, yang mereka lihat sebagai yang baik, dan materi, yang mereka lihat sebagai jahat (lih. Gal 4:4; Kol 1:22).
□ "perseteruan" Struktur yang seimbang menyetarakan "perseteruan" (lih. ay. Ef 2:16) dengan "segala perintah dan ketentuannya." PL berkata "lakukan dan hidup," tetapi manusia yang jatuh tidak dapat melakukan Hukum Musa . Sekali dilanggar, hukum PL menjadi kutuk (lih. Gal 3:10); "Jiwa yang berdosa pasti akan mati" (lih. Yeh 18:4,20). Perjanjian Baru menghapus perseteruan dengan memberikan manusia hati yang baru, pikiran baru, dan roh yang baru (lih. Yer 31:31-34; Yeh 36:26-27). Kinerja menjadi hasil, bukan sasaran. Keselamatan adalah karunia, bukan upah untuk hasil pekerjaan yang telah dicapai.
- NASB "segala perintah dan ketentuannya,"
- NKJV "segala perintah yang diteruskan kepada tata caranya"
- NRSV "hukum dengan perintah dan peraturannya"
- TEV "Hukum Yahudi, dengan perintah dan aturannya"
- NJB "aturan dan keputusan Hukum"
Ini merujuk pada jalan keselamatan yang dianggap hanya ditemukan melalui kinerja dari Hukum Musa (lih. Rom 9:30-32; Gal 2:15-21).
□ "untuk menciptakan… di dalam diri-Nya," K ATA GANTI "diri" bersifat tegas. Tujuan kekal Allah menyatukan seluruh manusia dalam keselamatan (lih. Kej 3:15) dan persekutuan dicapai secara eksklusif melalui kinerja pribadi Mesias, bukan Hukum Musa.
□ "satu manusia baru," Istilah Yunani ini berarti "baru" dalam jenis, bukan waktu. Umat Allah bukanlah Yahudi, bukan bangsa lain, namun umat Kristen! Gereja adalah entitas baru, di dalam dan melalui dan bagi Kristus (lih. Rom 11:36; Kol 1:16; Ibr 2:10).
□ "mengadakan damai sejahtera" Ini adalah istilah favorit Paulus. Istilah ini digunakan sebelas kali dalam Roma dan tujuh kali di Efesus (lih. Ef 1:2; 2:14,15,17; 4:3; 6:15,23). Ia menggunakannya dalam tiga cara:
- 1. perdamaian antara Allah dan manusia, Kol 1:20
- 2. perdamaian subyektif dengan Allah melalui Kristus, Yoh 14:27; 16:33; Fili 4:7
- 3. perdamaian antar manusia/bangsa, Ef 2:11-3:13.
Ini adalah sebuah PRESENT PASSIVE PARTICIPLE. Kristus terus membuat perdamaian untuk anak-anak Adam yang jatuh yang mau menanggapi dengan pertobatan dan iman. Damai Kristus tidaklah otomatis ( AORIST SUBJUNCTIVE dari ay. Ef 2:16) tetapi tersedia untuk semua (lih. Rom 5:12-21).
Ef 2:16 "untuk memperdamaikan" Istilah Yunani ini berarti mentransfer seseorang dari satu keadaan ke keadaan yang lain. Ini menyiratkan suatu pertukaran posisi yang kontras (lih. Rom 5:10-11; Kol 1:20,22; 2Kor 5:18,21).
Dalam suatu pengertian rekonsiliasi adalah penghapusan kutukan Kej 3. Allah dan umat manusia dikembalikan ke persekutuan yang intim bahkan dalam kehidupan ini, dalam sistem dunia yang jatuh. Rekonsiliasi dengan Allah ini terungkap dalam sebuah hubungan baru dengan manusia lain dan akhirnya dengan alam (Yes 11:6-9; 65:25, Rom 8:18-23; Wahy 22:3). Penyatuan orang Yahudi dan bukan Yahudi melalui Kristus (lih. Ef 1:7) adalah salah satu contoh yang indah dari karya penyatuan Allah di dalam dunia kita.
□ "dalam satu tubuh" Metafora kesatuan ini digunakan dalam beberapa cara berbeda dalam tulisan-tulisan Paulus.
- 1. tubuh Kristus jasmaniah (lih. Kol 1:22) atau tubuh Kristus, gereja (lih. Kol 1:23; Ef 4:12; 5:23,30)
- 2. kemanusiaan baru baik Yahudi dan bukan Yahudi (lih. Ef 2:16)
- 3. cara merujuk pada kesatuan dan keragaman karunia rohani (lih. 1Kor 12:12-13,27) Dalam suatu pengertian semua ini berhubungan dengan # 1.
□ "oleh salib" Para pemimpin Yahudi memaksudkan salib Kristus agar menjadi kutukan (lih. Ul 21:23). Allah menggunakannya sebagai sarana penebusan (lih. Yes 53). Yesus menjadi "kutuk" bagi kita (lih. Gal 3:13)! Ini menjadi kereta kemenangan-Nya (lih. Kol 2:14-15), yang memberikan kemenangan pada orang percaya atas (1) kutukan PL; (2) kekuatan jahat, dan (3) perseteruan antara orang Yahudi dan bukan Yahudi.
- NASB "oleh itu setelah mematikan perseteruan tersebut"
- NKJV "dengan melenyapkan perseteruan… itu."
- NRSV "sehingga mematikan permusuhan melalui itu"
- TEV "Kristus menghancurkan perseteruan itu"
- NJB "dalam dirinya sendiri dia membunuh permusuhan itu"
Terjemahan Inggris menunjukkan bahwa frasa ini dapat dipahami dalam dua cara. Hal ini karena KATA GANTI TUNGGALnya dapat berupa MASKULIN DATIF (TEV, NJB) atau NETRAL DATIF (NASB, NRSV). Dalam konteks keduanya adalah mungkin. Penekanan dari konteks yang lebih besar adalah pada karya paripurna penebusan Kristus.
Ef 2:17 Ini merupakan singgungan kepada Yes 57:19 atau mungkin Yes 52:7. Para rabi, kembali ke Yes 56:6, dan menggunakan frasa ini untuk merujuk kepada penganut agama non-Yahudi.
Ef 2:18 Pekerjaan Tritunggal dinyatakan secara jelas dalam buku ini (lih. Ef 1:3-14,17; 2:18; 4:4-6). Meskipun istilah "trinitas" bukan sebuah kata alkitabiah, konsepnya adalah alkitabiah (lih. Mat 3:16-17; 28:19, Yoh 14:26; Kis 2:33-34,38-39; Rom 1:4-5; 5:1,5; 8:9-10; 1Kor 12:4-6; 2Kor 1:21-22; 13:14; Gal 4:4-6; Ef 1:3-14; 2:18; 3:14-17; 4:4-6; 1Tes 1:2-5; 2Tes 2:13; Tts Ef 3:4-6; 1Pet 1:2; Yud 1:20-21). Lihat Topik Khusus pada Ef 1:3.
□ "kita kedua pihak… beroleh jalan masuk" Ini adalah sebuah PRESENT INDICATIVE ACTIVE yang berarti "kami terus memiliki akses." Ini adalah konsep Yesus yang secara pribadi membawa orang percaya ke dalam hadirat Allah dan memberi mereka perkenalan pribadi (lih. Rom 5:2, melainkan juga digunakan dalam rasa percaya diri dalam Ibr 4:16; 10:19,35).
□ "dalam satu Roh" Ini juga ditekankan dalam Ef 4:4. Guru-guru palsu menyebabkan perpecahan, tetapi Roh membawa kesatuan (bukan keseragaman)!
Ef 2:19 Orang-orang kafir yang terasing (ay. 11-12) kini sepenuhnya disertakan. Hal ini secara jelas dinyatakan oleh penggunaan empat metafora alkitabiah umum.
- 1. sesama warga negara (kota)
- 2. orang kudus (bangsa yang kudus yang dikhususkan bagi Tuhan)
- 3. rumah tangga Allah (anggota keluarga)
- 4. sebuah bangunan rohani (bait suci, ay. Ef 2:20-22a)
□ "orang-orang kudus" Lihat Topik Khusus pada Kol 1:2.
Ef 2:20 "dibangun di atas" Ini adalah sebuah AORIST PASSIVE PARTICIPLE. Dasar (lih. ay. Ef 2:12) dari iman kita telah sepenuhnya, akhirnya, dan benar-benar telah diletakkan oleh Allah Tritunggal. Kabar baik Tuhan diproklamasikan oleh para Rasul dan nabi (lih. Ef 3:5).
□ "dasar para rasul dan para nabi" Yesus meletakkan dasar Injil (lih. 1Kor 3:11). Yesus adalah Bait Allah yang baru (lih. Yoh 2:19-22). PL menubuatkan kedatangan Kerajaan Allah, kehidupan, kematian, dan kebangkitan Yesus yang dipimpin Roh, dicapai, dan para rasul mengkhotbahkan realitasnya. Pertanyaannya adalah, merujuk pada siapakah istilah "nabi" ini? Apakah mereka nabi-nabi PL atau PB (lih. Ef 3:5; 4:1)? Urutan istilahnya menyiratkan nabi PB (lih. ay. Ef 3:5; 4:11), tetapi singgungan Mesianik PLnya pada "batu penjuru" menyiratkan nubuatan PL.
Alasan untuk pembedaan antara nabi PL dan PB adalah masalah perwahyuan. Nabi PL menulis Kitab Suci. Mereka adalah instrumen terinspirasi dari pernyataan diri Allah. Namun demikian, nubuat adalah karunia yang sedang dan terus berlangsung di PB (1Kor 12:28; Ef 4:11). Apakah penulisan Kitab Suci berlanjut? Harus ada perbedaan yang ditarik antara inspirasi (para Rasul dan nabi PL) dan iluminasi dan karunia rohani (orang percaya PB yang di karuniai).
□ "batu penjuru" Ini adalah metafora Mesianik PL (lih. Yes 28:16; Mazm 118:22; 1Pet 2:4-8). Dalam PL stabilitas, kekuatan dan ketekunan Tuhan sering divisualisasikan dalam "Batu" sebagai gelar, (lih. Ul 32:4,15,18,30; Mazm 18:2,31,46; 28:1; 31:3; 42:9; 71:3; 78:15).
Metafora Yesus sebagai batu.
- 1. batu yang ditolak - Mazm 118:22
- 2. batu bangunan - Mazm 118:22; Yes 28:16
- 3. batu sandungan - Yes 8:14-15
- 4. batu yang mengatasi dan menaklukkan (kerajaan) - Dan 2:45
- 5. Yesus menggunakan ayat-ayat ini untuk menggambarkan diri-Nya (lih. Mat 21:42; Mr 12:10, Luk 20:17) Ia adalah bahan bangunan kunci yang diabaikan dalam ritualisme dan legalisme PL (lih. Yes 8:14).
Ef 2:21-22 Gagasan kolektif atau kebersamaan dari umat Allah yang terlihat dalam ay. Ef 2:19 (dua kali), 21 dan 22 dinyatakan dalam bentuk JAMAK "orang-orang kudus." Diselamatkan adalah untuk menjadi bagian dari sebuah keluarga, bangunan, tubuh, sebuah bait suci (lih. Ef 1:23; 4:16; Kol 2:19).
Konsep gereja sebagai bait suci dinyatakan dalam 1Kor 3:16-17. Ini adalah penekanan pada sifat kebersamaan gereja. Aspek individunya diungkapkan dalam 1Kor 6:16. Keduanya benar! Yesus adalah Bait Allah yang baru, lih. Yoh 2:19-22. KATA KERJA dalam ay. 21-22 juga memiliki fokus kebersamaan. Kata-kata tersebut memiliki majemuk syn yang berarti "berpartisipasi bersama dengan." Keduanya adalah PRESENT PASSIVE. Allah terus membangun / menambah gereja-Nya.
Ada masalah naskah Yunani yang berhubungan dengan frasa "seluruh bangunan." Naskah kuno berhuruf besar
א*, B, D, F dan G tidak memiliki ARTICLE, sementara אc, A, C, dan P memiliki. Pertanyaannya adalah, apakah Paulus merujuk pada satu bangunan besar (NASB, NKJV, NRSV, NIV, TEV, REB) atau pada bangunan-bangunan yang lebih kecil (ASV, NJB, Phillips) yang disatukan dalam beberapa cara? Naskah Yunani Edisi 4 dari United Bible Society memberikan peringkat "B" untuk pembangunan ANARTHROUS, yang menunjukkan bahwa mereka "hampir yakin" bahwa hal ini menunjuk pada satu bangunan. Bangunan yang satu ini belum selesai. Masih dalam proses berkembang. Metafora bangunan ini menyinggung pada bait suci rohani (yaitu umat Allah).
Topik Teologia: Ef 2:1 - -- Dosa
Dosa adalah Kecenderungan Moral pada Kejahatan
Kej 6:5 Kej 8:21 Ayu 14:4 Ayu 15:14-16 Maz 5:10 Maz 14:1-3 Maz 51:7,9-10,12 Maz...
- Dosa
- Dosa adalah Kecenderungan Moral pada Kejahatan
- Kej 6:5 Kej 8:21 Ayu 14:4 Ayu 15:14-16 Maz 5:10 Maz 14:1-3 Maz 51:7,9-10,12 Maz 94:11 Maz 143:2 Pengk 7:20,29 Pengk 9:3 Yes 1:5-6 Yes 64:6 Yer 13:23 Yer 17:9 Yeh 36:25-27 Mik 7:2-4 Mat 7:17-19 Mat 15:17-19 Luk 6:45 Yoh 3:19 Rom 1:21-32 Rom 5:12-14 Rom 6:12-14 Rom 7:14-26 Rom 8:5-8 1Ko 2:14 Gal 3:10 Efe 2:1-2 Efe 4:17-24 Efe 5:8 Kol 2:13 Tit 1:15-16 Yak 1:14-15 Yak 2:10 1Pe 2:9 1Yo 1:8 1Yo 5:19
- Keselamatan
- Kebangkitan Kristus sebagai Peristiwa Keselamatan
- Makna Kebangkitan Kristus
- Orang-orang Percaya Dipersatukan dengan Kebangkitan Yesus
Topik Teologia: Ef 2:2 - -- Makhluk-makhluk Supranatural
Setan
Dosa
Dosa adalah Kecenderungan Moral pada Kejahatan
Kej 6:5 Kej 8:21 Ayu 14:4 Ayu 15:14-...
- Makhluk-makhluk Supranatural
- Setan
- Dosa
- Dosa adalah Kecenderungan Moral pada Kejahatan
- Kej 6:5 Kej 8:21 Ayu 14:4 Ayu 15:14-16 Maz 5:10 Maz 14:1-3 Maz 51:7,9-10,12 Maz 94:11 Maz 143:2 Pengk 7:20,29 Pengk 9:3 Yes 1:5-6 Yes 64:6 Yer 13:23 Yer 17:9 Yeh 36:25-27 Mik 7:2-4 Mat 7:17-19 Mat 15:17-19 Luk 6:45 Yoh 3:19 Rom 1:21-32 Rom 5:12-14 Rom 6:12-14 Rom 7:14-26 Rom 8:5-8 1Ko 2:14 Gal 3:10 Efe 2:1-2 Efe 4:17-24 Efe 5:8 Kol 2:13 Tit 1:15-16 Yak 1:14-15 Yak 2:10 1Pe 2:9 1Yo 1:8 1Yo 5:19
- Deskripsi tentang Dosa-dosa dan Pendosa
- Keselamatan
- Kebangkitan Kristus sebagai Peristiwa Keselamatan
- Makna Kebangkitan Kristus
- Orang-orang Percaya Dipersatukan dengan Kebangkitan Yesus
Topik Teologia: Ef 2:3 - -- Umat Manusia Pada Umumnya
Unsur-unsur Pembentuk Keindividualitas Manusia
Kedagingan Manusia (Human Flesh)
Flesh sebagai Natur yang...
- Umat Manusia Pada Umumnya
- Unsur-unsur Pembentuk Keindividualitas Manusia
- Kedagingan Manusia (Human Flesh)
- Flesh sebagai Natur yang Sudah Jatuh
- Dosa
- Kerusakan Dalam Natur
- Ayu 14:4 Ayu 15:14-16 Ayu 25:4-6 Maz 19:13 Maz 51:7-9 Maz 58:4 Yer 13:23 Yer 17:9 Mat 12:34 Luk 6:43-45 Luk 11:13 Rom 5:12-19 Rom 7:24 Efe 2:3
- Dosa Menyebabkan Keterpisahan dari Allah
- Kej 3:22-24 Ula 25:16 Ula 31:16-18 2Ta 24:20 Ayu 35:12-13 Maz 5:5-7 Maz 11:5 Maz 66:18 Maz 78:58-61 Ams 1:28-29 Ams 10:29-30 Ams 15:8-9,29 Yes 1:15 Yes 43:24 Yes 59:1-2 Yes 64:7 Hos 9:10,12 Amo 3:2 Mik 3:4 Ibr 1:13 Zak 8:17 Mat 7:23 Luk 16:15 Yoh 9:31 Rom 8:7 1Ko 6:9-10 Efe 2:1,3-5,12 Efe 4:18 Efe 5:5 Ibr 12:14 Yak 4:3-4 Wah 21:23,27
- Deskripsi tentang Dosa-dosa dan Pendosa
- Keselamatan
- Orang-orang Percaya Dipersatukan dengan Kebangkitan Yesus
- Pengudusan
- Pengudusan: Sasaran dan Hambatan
- Hambatan Pengudusan
- Natur yang Berdosa Menghalangi Pengudusan
Topik Teologia: Ef 2:4 - -- Allah yang Berpribadi
Atribut-Atribut Allah
Yesus Kristus
Keilahian Kristus
Klaim Perjanjian Baru atas Keilahian Yesus
Yes...
- Allah yang Berpribadi
- Atribut-Atribut Allah
- Yesus Kristus
- Umat Manusia Pada Umumnya
- Tempat Umat Manusia Pada Urutan Penciptaan
- Manusia Dalam Relasinya dengan Allah
- Manusia Dikasihi Allah
- Dosa
- Konsekuensi Dosa
- Dosa Menyebabkan Keterpisahan dari Allah
- Kej 3:22-24 Ula 25:16 Ula 31:16-18 2Ta 24:20 Ayu 35:12-13 Maz 5:5-7 Maz 11:5 Maz 66:18 Maz 78:58-61 Ams 1:28-29 Ams 10:29-30 Ams 15:8-9,29 Yes 1:15 Yes 43:24 Yes 59:1-2 Yes 64:7 Hos 9:10,12 Amo 3:2 Mik 3:4 Ibr 1:13 Zak 8:17 Mat 7:23 Luk 16:15 Yoh 9:31 Rom 8:7 1Ko 6:9-10 Efe 2:1,3-5,12 Efe 4:18 Efe 5:5 Ibr 12:14 Yak 4:3-4 Wah 21:23,27
- Keselamatan
- Keselamatan Secara Umum
- Orang-orang Percaya Dipersatukan dengan Kebangkitan Yesus
Topik Teologia: Ef 2:5 - -- Allah yang Berpribadi
Atribut-Atribut Allah
Allah itu Kasih
Kel 34:6-7 Ula 7:6-8,13 Ula 10:15,18 Ula 23:5 1Ta 16:34 Ayu 7:12 Ma...
- Allah yang Berpribadi
- Atribut-Atribut Allah
- Allah itu Kasih
- Kel 34:6-7 Ula 7:6-8,13 Ula 10:15,18 Ula 23:5 1Ta 16:34 Ayu 7:12 Maz 32:10 Maz 36:8 Maz 42:9 Maz 59:18 Maz 63:4 Maz 86:5 Maz 103:17 Maz 106:1 Maz 107:1,8,43 Maz 136:1-5,26 Maz 138:2,8 Maz 145:8,17 Maz 146:8 Yes 38:17 Yer 31:3 Yer 33:11 Yoe 2:13 Yun 4:2 Mal 1:2 Mat 3:17 Yoh 3:16 Yoh 5:20 Yoh 14:23 Yoh 16:27 Yoh 17:24 Rom 5:8 Rom 8:38-39 2Ko 13:11 Efe 2:4-5 Tit 3:4-5 Ibr 12:6 1Yo 3:1 1Yo 4:7-11 Yud 1:21
- Yesus Kristus
- Umat Manusia Pada Umumnya
- Tempat Umat Manusia Pada Urutan Penciptaan
- Manusia Dalam Relasinya dengan Allah
- Manusia Dikasihi Allah
- Dosa
- Konsekuensi Dosa
- Dosa Menyebabkan Keterpisahan dari Allah
- Kej 3:22-24 Ula 25:16 Ula 31:16-18 2Ta 24:20 Ayu 35:12-13 Maz 5:5-7 Maz 11:5 Maz 66:18 Maz 78:58-61 Ams 1:28-29 Ams 10:29-30 Ams 15:8-9,29 Yes 1:15 Yes 43:24 Yes 59:1-2 Yes 64:7 Hos 9:10,12 Amo 3:2 Mik 3:4 Ibr 1:13 Zak 8:17 Mat 7:23 Luk 16:15 Yoh 9:31 Rom 8:7 1Ko 6:9-10 Efe 2:1,3-5,12 Efe 4:18 Efe 5:5 Ibr 12:14 Yak 4:3-4 Wah 21:23,27
- Keselamatan
- Keselamatan Secara Umum
- Orang-orang Percaya Dipersatukan dengan Kebangkitan Yesus
Topik Teologia: Ef 2:6 - -- Allah yang Berpribadi
Atribut-Atribut Allah
Allah Memperlihatkan Kasih Setia
Kel 15:13 Maz 6:5 Maz 18:51 Maz 89:31-35 Maz 103:8...
- Allah yang Berpribadi
- Atribut-Atribut Allah
- Allah Memperlihatkan Kasih Setia
- Yesus Kristus
- Roh Kudus
- Pekerjaan-Pekerjaan Allah
- Keputusan-keputusan Allah
- Kehendak Allah
- Esensi Kehendak Allah
- Kehendak-Nya adalah Paling Baik
- Anugerah dari Kehendak Ilahi
- Keselamatan
- Keselamatan adalah Suatu Tindakan Anugerah
- Yoh 1:16 Kis 15:11 Kis 20:24 Rom 3:22-24 Rom 5:15-17 Rom 11:5-6 1Ko 15:2-5,9-10 2Ko 6:1-2 Efe 1:5-8 Efe 2:4-10 1Ti 1:14-15 2Ti 1:9 Tit 2:11 Tit 3:4-7 Ibr 2:9 1Pe 1:3,10 2Pe 3:18
- Orang-orang Percaya Dipersatukan dengan Kebangkitan Yesus
- Pengudusan
- Pekerjaan Allah di dalam Pengudusan Kita
Topik Teologia: Ef 2:7 - -- Allah yang Berpribadi
Atribut-Atribut Allah
Roh Kudus
Roh Kudus dalam Diri Orang-orang Percaya
Buah Roh
Kemurahan
...
- Allah yang Berpribadi
- Atribut-Atribut Allah
- Roh Kudus
- Pekerjaan-Pekerjaan Allah
- Keputusan-keputusan Allah
- Kehendak Allah
- Esensi Kehendak Allah
- Kehendak-Nya adalah Paling Baik
- Anugerah dari Kehendak Ilahi
- Keselamatan
- Keselamatan Secara Umum
- Keselamatan adalah Suatu Tindakan Anugerah
Topik Teologia: Ef 2:8 - -- Dosa
Tinggi Hati / Pemegahan Diri
Maz 10:3-4 Maz 49:6-10 Maz 94:4,7 Yes 10:15-16 Yeh 35:13-14 Rom 1:29-30 Rom 2:23-24 Rom 3:27 ...
- Dosa
- Tinggi Hati / Pemegahan Diri
- Maz 10:3-4 Maz 49:6-10 Maz 94:4,7 Yes 10:15-16 Yeh 35:13-14 Rom 1:29-30 Rom 2:23-24 Rom 3:27 Efe 2:8-10 Yak 4:13-17
- Pemegahan Diri dengan Membual
- Keselamatan
- Keselamatan Secara Umum
- Iman yang Menyelamatkan
- Pembenaran
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
- Beriman kepada Allah
Topik Teologia: Ef 2:9 - -- Dosa
Tinggi Hati / Pemegahan Diri
Maz 10:3-4 Maz 49:6-10 Maz 94:4,7 Yes 10:15-16 Yeh 35:13-14 Rom 1:29-30 Rom 2:23-24 Rom 3:27 ...
- Dosa
- Tinggi Hati / Pemegahan Diri
- Maz 10:3-4 Maz 49:6-10 Maz 94:4,7 Yes 10:15-16 Yeh 35:13-14 Rom 1:29-30 Rom 2:23-24 Rom 3:27 Efe 2:8-10 Yak 4:13-17
- Pemegahan Diri dengan Membual
- Keselamatan
- Keselamatan Secara Umum
- Keselamatan adalah Suatu Tindakan Anugerah
Topik Teologia: Ef 2:10 - -- Allah yang Berpribadi
Natur Allah sebagai Pribadi
Pekerjaan-Pekerjaan Allah
Pemeliharaan Allah
Pemeliharaan dan Manusia Dunia
...
- Allah yang Berpribadi
- Natur Allah sebagai Pribadi
- Pekerjaan-Pekerjaan Allah
- Dosa
- Dosa-dosa Terhadap Allah
- Dosa-dosa Ketidakpedulian
- Tinggi Hati / Pemegahan Diri
- Keselamatan
- Keselamatan Secara Umum
- Pengudusan
- Pekerjaan Allah di dalam Pengudusan Kita
- Paulus Memerintahkan untuk Hidup Berbuat Kebaikan
- Rom 2:9-10 2Ko 9:8 Efe 2:10 Kol 3:12-17 2Te 2:16-17 1Ti 2:9-10 1Ti 5:9-10 1Ti 6:17-19 2Ti 2:20-21 2Ti 3:16-17 Tit 2:11-14 Tit 3:1-2 Tit 3:8 Tit 3:14
- Orang Kristen Disebut Buah Tangan Allah
Topik Teologia: Ef 2:12 - -- Wahyu Allah
Wahyu Khusus
Kuasa Ilahi Kitab Suci
Nama-nama untuk Alkitab (Atau Pembagiannya)
Ikatan Perjanjian
...
- Wahyu Allah
- Wahyu Khusus
- Kuasa Ilahi Kitab Suci
- Nama-nama untuk Alkitab (Atau Pembagiannya)
- Ikatan Perjanjian
- Umat Manusia Pada Umumnya
- Natur yang Terkait dari Umat Manusia
- Kesatuan Orang Percaya di Dalam Kristus
- Orang Percaya sebagai Israel Baru
- Dosa
- Dosa Menyebabkan Keterpisahan dari Allah
- Kej 3:22-24 Ula 25:16 Ula 31:16-18 2Ta 24:20 Ayu 35:12-13 Maz 5:5-7 Maz 11:5 Maz 66:18 Maz 78:58-61 Ams 1:28-29 Ams 10:29-30 Ams 15:8-9,29 Yes 1:15 Yes 43:24 Yes 59:1-2 Yes 64:7 Hos 9:10,12 Amo 3:2 Mik 3:4 Ibr 1:13 Zak 8:17 Mat 7:23 Luk 16:15 Yoh 9:31 Rom 8:7 1Ko 6:9-10 Efe 2:1,3-5,12 Efe 4:18 Efe 5:5 Ibr 12:14 Yak 4:3-4 Wah 21:23,27
- Deskripsi tentang Dosa-dosa dan Pendosa
- Keselamatan
- Keselamatan Secara Umum
- Keselamatan adalah Terbuka untuk Semua
Topik Teologia: Ef 2:13 - -- Allah yang Berpribadi
Allah Dapat Dihampiri
Kel 24:9-11 Ula 4:7 Maz 17:15 Maz 24:3-4 Maz 27:4 Maz 34:9 Maz 43:3 Maz 65:5 Maz 14...
- Allah yang Berpribadi
- Allah Dapat Dihampiri
- Kel 24:9-11 Ula 4:7 Maz 17:15 Maz 24:3-4 Maz 27:4 Maz 34:9 Maz 43:3 Maz 65:5 Maz 145:18-19 Yes 55:3 Yer 9:23-24 Yer 31:34 Mat 5:8 Mat 6:6 Yoh 17:3 Kis 14:27 Kis 17:24-27 Rom 5:1 Efe 2:13,17-18 Kol 1:21-22 Ibr 7:18-19,25 Ibr 11:6 Yak 4:8 1Pe 3:18 1Yo 3:2 Wah 22:17
- Tritunggal dalam Pengajaran Perjanjian Baru
- Mat 3:16-17 Mat 12:18 Mat 12:28 Mat 22:43-44 Mat 28:19 Luk 1:35 Luk 3:21-22 Luk 24:49 Yoh 1:33-34 Yoh 3:34-35 Yoh 14:11-26 Yoh 15:26 Yoh 16:7-15 Yoh 20:21-22 Kis 2:32-33,38-39 Kis 10:36-38 Rom 8:9-11,26-27 Rom 15:16 1Ko 6:15,19 1Ko 12:4-6 2Ko 1:20-22 2Ko 13:13 Gal 4:4,6 Efe 2:13,18,22 Efe 3:14-19 Efe 4:4-6 2Te 2:13-14 Tit 3:4-6 Ibr 9:14 1Pe 1:2 1Pe 3:18 1Yo 4:2,13-14 Yud 1:20-21
- Yesus Kristus
- Keilahian Kristus
- Umat Manusia Pada Umumnya
- Natur yang Terkait dari Umat Manusia
- Kesatuan Orang Percaya di Dalam Kristus
- Orang Percaya sebagai Israel Baru
- Keselamatan
- Keselamatan Secara Umum
- Kematian Kristus sebagai Tindakan Penyelamatan
- Yesus adalah Seorang Pengantara
- Pengudusan
- Pekerjaan Allah di dalam Pengudusan Kita
Topik Teologia: Ef 2:14 - -- Yesus Kristus
Pendamaian
Ima 3:1 Efe 2:14-16
Keilahian Kristus
Damai Sejahtera
Efe 2:14-15
...
- Yesus Kristus
- Pendamaian
- Keilahian Kristus
- Damai Sejahtera
- Roh Kudus
- Umat Manusia Pada Umumnya
- Natur yang Terkait dari Umat Manusia
- Kesatuan Orang Percaya di Dalam Kristus
- Orang Percaya sebagai Satu Manusia Baru
- Keselamatan
- Damai dengan Allah
- Yes 9:5 Yes 53:5 Yes 54:10 Yeh 34:25 Zak 6:13 Zak 9:10 Luk 1:76-79 Luk 2:14 Luk 19:38 Yoh 16:33 Kis 10:36,39-40 Rom 5:1 Efe 2:13-18 Efe 6:10,14-15 Fili 4:7 Kol 1:13-14,19-20 Kol 3:15 Ibr 13:20-21
- Kematian Yesus adalah Suatu Sarana Pendamaian
- Pengudusan
- Pekerjaan Allah di dalam Pengudusan Kita
- Pengudusan dan Anak
- Kita Dikaruniai Berkat di Dalam Kristus
- Berkat Berupa Damai Kristus
- Gereja
- Natur Gereja
Topik Teologia: Ef 2:15 - -- Yesus Kristus
Pendamaian
Ima 3:1 Efe 2:14-16
Keilahian Kristus
Damai Sejahtera
Efe 2:14-15
...
- Yesus Kristus
- Pendamaian
- Keilahian Kristus
- Damai Sejahtera
- Roh Kudus
- Umat Manusia Pada Umumnya
- Diri Baru
- Orang Percaya sebagai Satu Manusia Baru
- Keselamatan
- Keselamatan Secara Umum
- Kematian Yesus adalah Suatu Sarana Pendamaian
- Gereja
- Natur Gereja
Topik Teologia: Ef 2:16 - -- Yesus Kristus
Pendamaian
Ima 3:1 Efe 2:14-16
Keilahian Kristus
Roh Kudus
Roh Kudus dalam Diri Orang-orang P...
- Yesus Kristus
- Pendamaian
- Keilahian Kristus
- Roh Kudus
- Umat Manusia Pada Umumnya
- Natur yang Terkait dari Umat Manusia
- Kesatuan Orang Percaya di Dalam Kristus
- Orang Percaya sebagai Satu Manusia Baru
- Keselamatan
- Damai dengan Allah
- Yes 9:5 Yes 53:5 Yes 54:10 Yeh 34:25 Zak 6:13 Zak 9:10 Luk 1:76-79 Luk 2:14 Luk 19:38 Yoh 16:33 Kis 10:36,39-40 Rom 5:1 Efe 2:13-18 Efe 6:10,14-15 Fili 4:7 Kol 1:13-14,19-20 Kol 3:15 Ibr 13:20-21
- Kematian Yesus adalah Suatu Sarana Pendamaian
- Pengudusan
- Pekerjaan Allah di dalam Pengudusan Kita
- Pengudusan dan Anak
- Keselamatan Kita adalah di dalam Kristus
- Kita Diperdamaikan di dalam Kristus
- Gereja
- Natur Gereja
Topik Teologia: Ef 2:17 - -- Allah yang Berpribadi
Pribadi Allah
Allah Dapat Dikenal
Allah Dapat Dihampiri
Kel 24:9-11 Ula 4:7 Maz 17:15 Maz 24:3-...
- Allah yang Berpribadi
- Pribadi Allah
- Allah Dapat Dikenal
- Roh Kudus
- Keselamatan
- Keselamatan Secara Umum
- Gereja
- Natur Gereja
Topik Teologia: Ef 2:18 - -- Allah yang Berpribadi
Allah Dapat Dihampiri
Kel 24:9-11 Ula 4:7 Maz 17:15 Maz 24:3-4 Maz 27:4 Maz 34:9 Maz 43:3 Maz 65:5 Maz 14...
- Allah yang Berpribadi
- Allah Dapat Dihampiri
- Kel 24:9-11 Ula 4:7 Maz 17:15 Maz 24:3-4 Maz 27:4 Maz 34:9 Maz 43:3 Maz 65:5 Maz 145:18-19 Yes 55:3 Yer 9:23-24 Yer 31:34 Mat 5:8 Mat 6:6 Yoh 17:3 Kis 14:27 Kis 17:24-27 Rom 5:1 Efe 2:13,17-18 Kol 1:21-22 Ibr 7:18-19,25 Ibr 11:6 Yak 4:8 1Pe 3:18 1Yo 3:2 Wah 22:17
- Tritunggal dalam Pengajaran Perjanjian Baru
- Mat 3:16-17 Mat 12:18 Mat 12:28 Mat 22:43-44 Mat 28:19 Luk 1:35 Luk 3:21-22 Luk 24:49 Yoh 1:33-34 Yoh 3:34-35 Yoh 14:11-26 Yoh 15:26 Yoh 16:7-15 Yoh 20:21-22 Kis 2:32-33,38-39 Kis 10:36-38 Rom 8:9-11,26-27 Rom 15:16 1Ko 6:15,19 1Ko 12:4-6 2Ko 1:20-22 2Ko 13:13 Gal 4:4,6 Efe 2:13,18,22 Efe 3:14-19 Efe 4:4-6 2Te 2:13-14 Tit 3:4-6 Ibr 9:14 1Pe 1:2 1Pe 3:18 1Yo 4:2,13-14 Yud 1:20-21
- Roh Kudus
- Mahaada
- Roh Kudus dalam Diri Orang-orang Percaya
- Keselamatan
- Damai dengan Allah
- Yes 9:5 Yes 53:5 Yes 54:10 Yeh 34:25 Zak 6:13 Zak 9:10 Luk 1:76-79 Luk 2:14 Luk 19:38 Yoh 16:33 Kis 10:36,39-40 Rom 5:1 Efe 2:13-18 Efe 6:10,14-15 Fili 4:7 Kol 1:13-14,19-20 Kol 3:15 Ibr 13:20-21
- Yesus adalah Seorang Pengantara
- Pengudusan
- Pekerjaan Allah di dalam Pengudusan Kita
- Gereja
- Natur Gereja
TFTWMS -> Ef 2:1; Ef 2:1-7; Ef 2:2; Ef 2:3; Ef 2:3; Ef 2:4; Ef 2:5; Ef 2:6-10; Ef 2:8-10; Ef 2:11-12; Ef 2:11-18; Ef 2:13; Ef 2:14-15; Ef 2:16-22
TFTWMS: Ef 2:1 - Mati Dalam Dosa MATI DALAM DOSA (Efesus 2:1)
1 Dan kamu dahulu mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu (NASB).
Ayat 1. Kata benda "pelanggaran,&quo...
MATI DALAM DOSA (Efesus 2:1)
1 Dan kamu dahulu mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu (NASB).
Ayat 1. Kata benda "pelanggaran," "dosa," dan "kesalahan" adalah sinonim. Berbagai istilah ini digunakan secara bergantian (baik dalam bentuk tunggal dan jamak) di dalam Roma 5:12-21 dan Kolose 1:14; 2:13. "Dosa," dalam bentuk tunggal, mengacu kepada kuasa dosa yang menguasai keluarga manusia (lihat Roma 5-7); tetapi dalam nas ini bentuk jamaknya mengacu kepada tindakan dosa individu yang orang-orang lakukan.
Kata benda Yunani yang diterjemahkan dosa adalah hamartiai (dari Jamarti÷a, hamartia), yang berarti "tidak mengenai sasaran."1Dosa adalah gambaran tentang seorang pemanah yang melepaskan anak panah kepada sasaran dan meleset, apakah karena melewati target, tidak sampai pada target, atau melenceng dari target. Ia berkata, "Saya tidak mengenai sasaran." Ini adalah kata yang paling umum untuk "dosa" di dalam Perjanjian Baru, yang ditemukan sekitar 175 kali dalam teks Yunani.2
Kata benda Yunani untuk pelanggaran paraptōmasin (dari para¿ptwma, paraptōma) bentuk kata kerjanya didefinisikan sebagai "jatuh di samping seseorang atau sesuatu, terpeleset ke samping, oleh karena itu, menyimpang dari jalan yang benar, berpaling, berkeluyuran."3Paulus menyatakan bahwa jemaat Efesus telah melenceng dari target melakukan kehendak Allah dan sudah jatuh, terpeleset ke samping, dan menyimpang dari firman yang Allah ungkapkan. Roma 3:23 mengajarkan bahwa "semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah." Tujuan hidup manusia adalah memuliakan Allah, namun dosa dan pelanggaran mencegah realisasi tujuan ini. Jemaat Efesus dahulu mati sebelum mereka menjadi orang-orang kudus yang setia di dalam Kristus (lihat 1:1). Kematian ini bukan bersifat fisik, karena mereka hidup secara fisik sebelum dan setelah memasuki Kristus. Namun begitu, mereka mati secara rohani sebelum menjadi orang Kristen.
Apakah arti dari mati secara rohani? Nabi zaman dulu mengatakan, "Yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu" (Yesaya 59:2). Kata Ibrani untuk "kejahatan," /ou ('awon),berarti "dosa, rasa bersalah … kesalahan."4Dosa memisahkan manusia dari Allah. "Kematian" adalah "pemisahan"— ketika tubuh manusia dipisahkan dari rohnya (Yakobus 2:26). Ketika seseorang dipisahkan dari Allah oleh karena dosa, ia secara rohani mati. Ia mungkin hidup secara fisik; ia mungkin seorang suami dan seorang ayah yang sehari-hari mengerjakan pekerjaannya—tapi ia mati dalam hubungannya dengan Allah jika ia hidup dalam dosa. Jika orang hidup dalam dosa dan mati dalam dosa, ia akan dipisahkan dari Allah selamanya karena "upah dosa adalah maut "(Roma 6:23), yaitu, kematian kekal.
Mereka yang mati karena pelanggaran dan dosa bisa dikuburkan dengan Kristus dalam baptisan. Lalu, karena dibangkitkan bersama Dia, mereka dihidupkan oleh karna pengampunan dosa (lihat Kolose 2:12, 13). Jemaat Efesus itu dahulu sudah mati; tetapi Paulus menyurati mereka karena mereka telah dihidupkan secara rohani, seperti yang terbukti dalam ayat-ayat lainnya dari pasal ini. Allah telah menuntaskan ini dengan kekuatan yang sama yang Ia tunjukkan dalam kebangkitan dan peninggian Kristus.
TFTWMS: Ef 2:1-7 - Mati Atau Hidup MATI ATAU HIDUP (Efesus 2:1-7)
Pada tahun 1974 pemeran pengganti yang berani mati, Evel Knievel, meyakinkan ratusan orang bahwa ia bisa berhasil melo...
MATI ATAU HIDUP (Efesus 2:1-7)
Pada tahun 1974 pemeran pengganti yang berani mati, Evel Knievel, meyakinkan ratusan orang bahwa ia bisa berhasil melompati Snake River Canyon (Jurang Sungai Ular) di Idaho, dengan mengendarai sepeda motor bertenaga roket. Hampir 20.000 orang merogoh kocek mereka untuk melihat peristiwa itu secara pribadi. Lebih dari 1.000.000 orang lainnya membeli karcis untuk menonton peristiwa itu lewat siaran televisi kabel di dalam pelbagai teater di seluruh Amerika.
Knievel gagal melompati jurang itu. Parasut pada "motor-angkasa" miliknya membuka terlalu awal hanya beberapa saat setelah loncatan dimulai. Si berani mati dan motornya itu hanya melayang ke bawah jurang.
Namun begitu, Knievel sudah melakukan perjalanan dengan jarak yang lebih jauh dengan melompati jurang itu dibandingkan dengan siapa saja dari antara kita seandainya kita berusaha untuk mengemudikan mobil kita di jalan yang landai dengan kecepatan tinggi dan terbang melompati jurang itu. Beberapa mobil mungkin bisa melompat lebih jauh daripada mobil saya, namun tidak ada mobil yang bisa melakukan lompatan dengan sukses. Mobil-mobil itu semuanya akan jatuh ke dalam jurang.
Bila tiba pada masalah menjalani kehidupan, manusia tidaklah sama. Jika kita melakukan perbandingan orang ke orang, satu orang mungkin lebih sering melakukan hal yang baik dan dalam tingkatan yang lebih besar dibandingkan orang berikutnya. Namun begitu, dibandingkan dengan Allah yang kudus, semua orang tidak ada yang baik. Tidak ada satu orang pun yang bisa melompati jurang yang memisahkan manusia berdosa dari Allah yang Kudus.
Orang yang paling mulia, paling perhatian, dan paling dermawan yang pernah hidup tetap membutuhkan kuasa penyelamatan dari Allah sebanyak yang dibutuhkan oleh Adolf Hitler atau pemimpin sekte agama Charles Manson. Bila diperbandingkan, dosa dalam kehidupan mereka memang tidak sama besarnya, namun mereka sama-sama terpisah dari Allah dan sama-sama mati dalam dosa.
Tidak ada pendosa yang secara rohani lebih baik daripada pendosa lain mana saja. Di luar kuasa keselamatan Allah, tidak seorang pun dari kita bisa lebih dekat kepada Allah daripada seorang pemabuk, penjual narkoba, atau pengusaha pornografi. Bila Anda mati dalam dosa Anda, Anda benar-benar mati dalam dosa itu.
Berita baiknya adalah bahwa kuasa Allah sanggup melakukan untuk Anda apa yang pernah dilakukan untuk Kristus. Kuasa Allah itu sanggup membangkitkan orang mati. Efesus 2:1-7 meneguhkan kebenaran ini: Allah memperlihatkan kuasa-Nya yang hebat dengan membawa orang berdosa dari kematian kepada kehidupan melalui Kristus.
ALLAH MENGGAMBARKAN KONDISI ORANG BERDOSA YANG DI LUAR KUASA ALLAH
Paulus memberitahu umat Kristen Efesus,
Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu. Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka. Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain (2:1-3).
Paulus memberi gambaran buruk tentang kondisi seseorang di hadapan Kristus. Ayat-ayat itu menceritakan situasi yang sangat mengerikan yang hanya bisa diatasi oleh kuasa Allah saja. Setidaknya kita melihat ada lima penegasan.
1. Kita dahulu sudah mati (ay. 1) Pernyataan itu merupakan ringkasan bagi keadaan kita. Waktu itu kita ini bukan saja sedang sekarat, terluka parah, atau sakit parah. Waktu itu kita ini memang sudah mati terhadap Allah. Roh kita tidak memiliki kehidupan di dalamnya. Tragisnya, orang yang sesat tidak menyadari betapa ia benar-benar dalam keadaan mati. Bob teman saya tidak menjadi orang Kristen sampai ia berusia tiga puluh tahun. Ia pernah memberitahu saya, "Pada waktu itu, aku tidak merasa sedang kehilangan apapun juga. Pada waktu itu hidupku tampaknya tidak hampa sama sekali." Banyak dari kita sama seperti Bob. Hari-hari dan bulan-bulan dan tahun-tahun berlalu ketika beberapa dari kita mengira bahwa kita ini hidup, bisa berbuat sesuka hati kita, berjalan di "jalur cepat" kehidupan. Selama waktu itu kita tidak punya bayangan betapa diri kita sepenuhnya mati di tengah-tengah kehidupan kita itu.
2. Kita mengikuti jalan dunia ini (ay. 2). Kata "dunia" muncul 186 kali di dalam Perjanjian Baru Yunani, dan kata itu hampir selalu terkait dengan kejahatan. "Dunia" merupakan bagian dari penciptaan yang sepenuhnya sudah melangkah ke luar dari kehendak Allah. Adalah pandangan dunia yang menolak untuk menerima Allah dengan sungguh-sungguh. Pandangan dunia sekular inilah yang berkuasa di zaman kini. Pandangan itu meninggikan kesenangan sejenak. Bagi orang-orang dengan kerangka pandangan ini, hal paling penting dalam hidup ini adalah seks, makanan, minuman, liburan, pakaian, uang, dan kenikmatan. Pandangan dunia sekular mendominasi alur cerita buku-buku bersampul tipis yang laris terjual. Pandangan ini memperlihatkan sendiri bentuknya dalam seni moderen, dalam pelbagai pertunjukan TV, dan dalam pelbagai filem yang disukai banyak orang. Pandangan dunia sekular membuat moralitas bersifat relatif. Benar atau salah terserah pada pilihan pribadi.
3. Kekuatan jahat mengendalikan kita. Ayat 2 berkata bahwa kita ini bukan hanya mengikuti jalan dunia, tetapi juga jalan "penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka." Iblis adalah "penguasa dunia ini" (Yohanes 12:31), "Kuasa penghulu setan" (Matius 9:34), dan "ilah zaman ini" yang "sudah membutakan pikiran orang-orang yang tidak percaya" (2Korintus 4:4; NASB). Iblis melambangkan pemberontakan melawan Allah. Sebelum Kristus datang, kita secara sadar dan tidak sadar tunduk kepada pengaruh jahat Iblis. Kita ikut ambil bagian dalam gelombang-siar maut yang sama dengan setan itu sendiri. Ia memiliki jalur langsung, bebas gangguan ke dalam pikiran kita.
4. Kita hidup di dalam hawa nafsu daging (ay. 3a). Kata "daging" merupakan terjemahan kata Yunani sarx. Kata ini mengacu kepada kemanusiaan di dalam keberdosaannya. Ini merupakan kecenderungan yang kita kembangkan untuk melakukan apa yang lebih kita sukai, tanpa penyesalan yang mendalam, meskipun menentang Allah.
5. Kita adalah orang-orang yang harus dimurkai (ay. 3b). Paulus berkata bahwa kita ini "adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain." Kekudusan Allah mensyaratkan murka kudus untuk melawan dosa. Allah membeci dosa kapan saja, dimana saja, dan oleh siapa saja dosa itu menampakkan dirinya. Kata Yunani untuk "murka" (Yun: orge) artinya "reaksi yang kuat dan berkelanjutan dari Allah yang kudus dalam melawan kejahatan dalam setiap bentuk dan kondisinya."
Paulus memberi sebuah gambaran yang jelas sekali tentang kehidupan yang tanpa Kristus ini. Dahulu kita ini mati. Dahulu kita ini mengikuti jalan dunia. Kuasa kejahatan mengendalikan kita. Kita dimakan oleh hawa nafsu daging. Kita dihukum di hadapan Allah.
Seseorang mungkin berkata, "Tunggu sebentar. Bagaimana dengan orang-orang yang menjalani kehidupan yang santun? Mereka bukan penjahat. Mereka tetangga yang baik. Mereka tidak mengacaukan kehidupan secara umum. Bagaimana mungkin gambaran ini bisa diterapkan ke atas mereka?" Saya menyukai cara John MacArthur menjelaskan hal ini:
Bahwa semua manusia di luar Allah adalah berdosa tidak berarti setiap orang sama rusak dan jahatnya. Dua puluh mayat di medan tempur mungkin saja ada dalam tingkat kebusukan yang berbeda, namun mereka sama-sama mati. Kematian menyatakan dirinya dalam pelbagai bentuk dan tingkatan yang berbeda, namun kematian itu sendiri tidak memiliki tingkatan. Dosa menyatakan dirinya dalam pelbagai bentuk dan tingkatan yang berbeda, namun keadaan dosa itu sendiri tidak memiliki tingkatan. Tidak semua orang bisa menjadi sama jahatnya, tetapi semua orang gagal mematutkan dirinya dengan standar sempurna Allah.1
Marilah kita renungkan kebenaran ini dalam ungkapan dua gagasan praktis berikut ini.
Pertama, kesadaran terhadap kebutuhan akan keselamatan secara langsung terkait dengan pemahaman Anda tentang apa artinya menjadi sesat. Anda tidak memiliki sedikit pun harapan akan kuasa Allah, dan kuasa Allah hanya menyatakan dirinya di dalam injil Kristus. Jika Anda tidak memiliki Kristus, maka gambaran Allah tentang hidup Anda terdapat dalam Efesus 2:1-3. Anda boleh saja mengira bahwa Anda hidup, dan Anda mengira bahwa Anda tidak membutuhkan Allah sampai di dalam kehidupan nanti. Beberapa dari Anda ada yang sangat sibuk dengan karir sehingga sulit bagi Anda untuk sebentar saja memikirkan Allah. Beberapa dari Anda sudah hidup begitu lama sehingga sudah mengembangkan kebiasaan hidup tanpa Allah. Lihatlah kepada Alkitab. Lihatlah ke nas itu. Nas itu merupakan cermin. Nas itu menunjukkan bagaimana keadaan Anda tanpa Allah, sehingga Anda akan melihat betapa besarnya Anda memerlukan Dia.
Kedua, intensitas pujian kepada Allah secara langsung terkait dengan pemahaman kita tentang bagaimanakah keadaan kita dahulu tanpa Dia. Jika ibadah menjemukan Anda, maka Anda tidak memiliki pengertian tentang apa yang Allah sudah lakukan untuk Anda. Kita sepatutnya jangan pernah menguap di sepanjang lagu pujian atau kita akan kehilangan kesempatan untuk menyembah dan memuja Tuhan. Kita sepatutnya bergairah, riang, dan bersemangat untuk Tuhan. Kita tidak bisa menyanyikan "Haleluya, Puji Yehova" secara munafik jika kita mengerti keadaan kita dahulu dan betapa Allah sudah membuat perubahan di dalam hidup kita. Bagaimanakah kita bisa menyanyikan "Aku Ditebus" tanpa perasaan penuh semangat dan sukacita? Semakin banyak kita mengerti betapa buruknya keadaan kita dahulu yang tanpa Allah, semakin banyak kita akan memuji Dia atas perubahan yang sudah Ia buat di dalam hidup kita.
Kita mengetahui kondisi orang berdosa yang terpisah dari kuasa Allah dari gambaran Allah sendiri di dalam Efesus 2:2-3.
ALLAH MENGUNGKAPKAN PERUBAHAN DALAM DIRI ORANG BERDOSA SEBAGAI AKIBAT DARI KUASA ALLAH
Setelah memperlihatkan kondisi orang berdosa, Paulus lalu menjelaskan apa yang Allah sudah perbuat untuk merubah kondisi itu:
Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita, telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita—oleh kasih karunia kamu diselamatkan—dan di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga, supaya pada masa yang akan datang Ia menunjukkan kepada kita kekayaan kasih karunia-Nya yang melimpah-limpah sesuai dengan kebaikan-Nya terhadap kita dalam Kristus Yesus (2:4-7).
Injil tergantung pada perkataan "Tetapi Allah." Perkataan itu mengingatkan kita betapa mengerikan kondisi kita, kegagalan dan dosa kita, dan pemberontakan serta kesesatan kita. Perkataan itu juga memperkenalkan sebuah perbedaan makna yang mengejutkan. Untuk melawan latar belakang kegagalan rohani yang mengerikan itu mucullah Allah yang "kaya dengan rahmat" dan yang memiliki "kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita."
Simaklah apa yang Allah sudah perbuat melalui beberapa kata kerja ini dan pelbagai tindakan yang digambarkan oleh kata-kata kerja itu.
1. Ia "telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus." Orang Kristen tidak lagi terputus dari Allah. Ia tidak lagi mati. Yesus adalah jalan, kebenaran, dan hidup (Yohanes 14:6). Di dalam Dia ada hidup (Yohanes 1:4). Siapa saja yang percaya kepada Yesus tidak akan binasa, melainkan memiliki hidup kekal (Yohanes 3:16).
2. "Di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita," Kapankah pembangkitan ini terjadi terhadap seseorang? Paulus menulis,
Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya? Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru. Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya (Roma 6:3-5).
Ketika Anda mengerti bahwa Anda sesat, Anda mendengar bahwa Yesus mati untuk dosa Anda, Anda percaya kepada perkataan-Nya dan segala janji-Nya, dan Anda dibaptis untuk pengampunan dosa, lalu Anda dibangkitkan bersama Kristus. Anda tidak lagi mati di dalam dosa Anda. Anda hidup di dalam Kristus.
3. Ia "memberikan tempat bersama-sama dengan Dia." Kita ini berada di alam sorgawi bersama Kristus. Dengan kata lain, kita sudah memasuki tempat kediaman baru. Dunia yang sudah melangkah ke luar dari Allah bukan lagi rumah kita. Kita hidup dalam lingkungan yang baru. Kita hidup dalam lingkungan yang Allah ciptakan untuk kita. Yesus datang ke dunia untuk memungkinkan hal itu terjadi. Ia sering bicara tentang tempat tinggal dan lingkungan baru kita itu sebagai "kerajaan":
"Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini; .…" (Yohanes 18:36). "… Bapamu telah berkenan memberikan kamu Kerajaan itu"
(Lukas 12:32).
"Sama seperti Bapa-Ku menentukannya bagi-Ku, bahwa kamu akan makan dan minum semeja dengan Aku di dalam Kerajaan-Ku, .…" (Lukas 22:29, 30).
"Jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah" (Yohanes 3:3).
Orang Kristen didudukkan dengan Kristus di tempat-tempat sorgawi.
Kata-kata kerja yang Paulus pilih itu menunjukkan apa yang Allah sudah lakukan. Allah sudah "menghidupkan kita bersama-sama dengan" Kristus, dan "memberikan tempat bersama-sama dengan" Kristus. Paulus melanjutkan dengan memberitahu kita tentang alasan Allah sudah melakukan semua itu. Mengapakah Ia menghidupkan kita sewaktu kita layak untuk dibuang selama-lamanya dari hadapan Allah?
Jawabannya melampaui keselamatan kita, melampaui kebebasan kita, melampaui keadaan kita yang dihidupkan, dan melampaui persekutuan kita dengan Allah—melampaui semua itu. Paulus berkata, "Supaya pada masa yang akan datang Ia menunjukkan kepada kita kekayaan kasih karunia-Nya yang melimpah-limpah sesuai dengan kebaikan-Nya terhadap kita dalam Kristus Yesus" (2:7).
Cobalah memahami apa yang ayat ini tegaskan. Allah sudah membawa kita dari kematian kepada kehidupan dalam Kristus sehingga di dalam diri kita Ia bisa memperlihatkan kebesaran kasih karunia-Nya kepada seluruh ciptaan. Kasih karunia itu berawal dengan umat Kristen pertama di Yerusalem dan berlanjut dengan mereka yang di Antiokhia, Efesus, Korintus, dan Roma. Kasih karunia itu mencapai umat Kristen di abad kedua dan selepas itu, kepada semua orang yang sudah menamakan dirinya dengan nama Kristus. Di sepanjang abad-abad yang sudah berlalu, Allah sudah menawarkan pertunjukan kasih dan karunia-Nya kepada seluruh ciptaan. Jika Anda milik Kristus, maka Anda bagian dari kesaksian agung terhadap kasih karunia Allah yang mulia itu.
Ketika zaman kekekalan sudah tiba, kita akan masih merasa takjub dan memuliakan Allah atas apa yang sudah Ia perbuat dalam menghidupkan kita dalam Kristus. Sesungguhnya, seluruh kumpulan besar malaikat akan bergabung di dalam pujian kepada Allah untuk selama-lamanya.
KESIMPULAN
Marilah kita akhiri dengan tiga pertanyaan. Anda bisa menjawab sendiri pertanyaan itu. Jika Anda perlu merubah sesuatu dalam hidup Anda oleh sebab jawaban Anda itu, lakukanlah segera.
Apakah Anda secara rohani mati atau hidup? Apakah Anda menjalankan hidup Anda seperti orang yang benar-benar bersyukur kepada Allah oleh sebab sudah membawa Anda dari kematian kepada kehidupan? Bisakah orang lain memandang hidup Anda dan melihat betapa jelasnya perubahan yang Allah sudah buat di dalam hidup Anda?
Bagaimanakah Anda menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut? Perubahan apa sajakah yang perlu Anda buat? Allah punya kuasa untuk membuat perubahan dalam hidup Anda. Biarkanlah Ia melakukan hal itu.
TFTWMS: Ef 2:2 - Hidup Menuruti Dunia HIDUP MENURUTI DUNIA (Efesus 2:2)
2 Di dalam mana kamu sebelumnya hidup menurut jalan dunia ini, menurut penguasa kekuatan udara, penguasa roh yang s...
HIDUP MENURUTI DUNIA (Efesus 2:2)
2 Di dalam mana kamu sebelumnya hidup menurut jalan dunia ini, menurut penguasa kekuatan udara, penguasa roh yang sekarang sedang bekerja di antara anak-anak ketidaktaatan (NASB).
Ayat 2a. Ketika dahulu jemaat Efesus itu mati dalam pelanggaran dan dosa mereka, mereka hidup menurut jalan dunia ini. "Hidup" adalah terjemahan dari kata kerja peripate÷w (peripateō) dan artinya "hidup, mengatur kehidupan seseorang, memimpin diri sendiri, mengatur perilaku seseorang."5
"Jalan dunia ini" adalah terjemahan dari ai˙w¿n (aiōn, "jalan" dan ko/smoß (kosmos, "dunia"). Aiōn mengacu kepada suatu zaman atau waktu,6dan kosmos mengacu kepada orang yang hidup di dalam dunia.7Seperti yang digunakan oleh Paulus dalam teks ini, "zaman" atau "dunia" mengacu kepada orang mana saja pada waktu itu yang menentang jalan Allah. Orang seperti ini tidak bisa bertahan. Jemaat Efesus itu pernah hidup "dengan cara yang sejalan dengan keseluruhan zaman dalam kebejatannya dan perbuatannya yang hina sekarang ini yang disebabkan oleh keadaan jatuh umat manusia dan dengan demikian bertentangan dengan kerajaan sorga yang akan bertahan selamanya."8Hidup dengan cara ini adalah sama dengan dikuasai oleh pelanggaran dan dosa.
Ayat 2b. Dalam sisa ayat itu, Paulus mengetengahkan tiga fakta tentang orang-orang yang hidup di luar maksud Allah: Mereka hidup di bawah kekuasaan "penguasa kekuatan udara," "roh" tertentu yang "sekarang sedang bekerja di dalam" diri mereka, dan mereka adalah "anak-anak ketidaktaatan."
Siapakah penguasa kekuatan udara? Dalam surat Efesus, Paulus bicara tentang pelbagai kekuatan yang memusuhi kesejahteraan manusia dan maksud Allah. Dalam 6:12, ia bicara tentang peperangan orang Kristen sebagai "melawan penguasa-penguasa, melawan kuasa-kuasa, melawan kekuatan-kekuatan dunia kegelapan ini, melawan kekuatan rohani kejahatan di alam sorgawi." Di balik kekuatan ini ada kekuatan kejahatan yang bersifat pribadi yang disebut "Iblis" (4:27; 6:11) dan "si jahat" (6:16). Kuasa kejahatan pribadi ini adalah "ilah zaman kini" (2 Korintus 4:4). "Penguasa kekuatan udara" adalah Iblis. "Penguasa," dari kata benda Yunani a‡rcwn (archōn), yang berarti "urutan pertama orang atau benda."9Ia adalah yang pertama berkuasa di dalam kerajaan-Nya. "Kuasa" adalah terjemahan dari kata e˙xousi÷a (exousia) dan berarti "otoritas," mengacukan ayat 2b kepada roh-roh jahat yang atasnya Iblis memerintah. Paulus menegaskan bahwa Iblis beroperasi di alam roh, memangsa umat manusia dan berkuasa atas orang yang belum diselamatkan.
Satu pertanyaan muncul di sini: Kepada apa atau siapakah roh itu mengacu? Apakah Iblis adalah "roh yang sekarang sedang bekerja di antara anak-anak ketidaktaatan," atau apakah istilah itu mengacu kepada roh orang yang telah menyerahkan dirinya kepada Iblis? Yang terakhir tampaknya benar. Meski mungkin terlihat bahwa Iblis, "penguasa kekuatan udara," adalah "roh," namun aturan dasar tata bahasa Yunani menentang itu.10"Penguasa" berbentuk akusatif, dan "roh" berbentuk genitif. Dalam tata bahasa Yunani, jika "roh" itu mengacu kepada "penguasa," bentuknya harus sama. Karena tidak sama, kita menyimpulkan sebaliknya bahwa Iblis dikatakan berkuasa atas (1) "kekuatan udara" dan (2) "roh" dalam diri orang yang belum diselamatkan.
Karena berada di bawah pengaruh Iblis, mereka yang tidak mengenal Allah punya semangat untuk memberontak. Jika seseorang digambarkan memiliki "roh kasih," "roh kebaikan," atau "roh keadilan," kita mengerti bahwa kasih atau kebaikan atau keadilan itu adalah bagian dari karakter orang itu. Dengan cara yang sama, ketika Paulus bicara tentang "roh yang sekarang sedang bekerja di antara anak-anak ketidaksetiaan," ia sedang mengatakan bahwa orang-orang yang belum diselamatkan ditandai dengan adanya roh di dalam diri mereka yang dihasilkan oleh karena mereka menyerah kepada "kekuatan udara. "Anak-anak ketidaktaatan adalah mereka yang hidup dalam ketidaktaatan dan ditandai oleh sifat itu. Mereka disebut "anak-anak" dalam cara yang sama Yakobus dan Yohanes disebut "Anak-anak Guruh" (Markus 3:17) dan Barnabas disebut "Anak Penghiburan" (Kisah 4:36). Sebagaimana orang yang memiliki temperamen keras bisa disebut anak "guruh" atau orang yang memberi semangat bisa disebut anak "penghiburan," maka orang yang hidup dalam ketidaktaatan adalah anak "ketidaktaatan" "Roh" ini dikatakan sudah bekerja di dalam diri orang yang tidak taat. "Bekerja" adalah kata kerja Yunani e˙nerge÷w (energeō), yang menunjukkan bahwa sesuatu sedang "beroperasi."11Roh ini yang berkuasa atas orang-orang yang tidak taat dipengaruhi oleh dan aktif karena dampak yang Iblis miliki atas hati mereka. Orang-orang ini dikaitkan dengan "ketidaktaatan," terjemahan dari kata kerja Yunani aÓpei÷qeia (apeitheia), yang menyiratkan bahwa mereka itu "tidak bisa dibujuk, tidak mau menurut."12Karena mereka membolehkan Iblis mengendalikan hidup mereka, maka mereka tidak dibujuk untuk menerima injil dan, oleh karena itu, tidak mau menuruti injil. Seperti yang Paulus katakan di dalam 2 Korintus 4:4, "… orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus.…" Karena dikuasai oleh Iblis, maka mereka memiliki pengabaian yang sama terhadap kehendak Allah.
Ayat ini adalah pengingat bagi kita, seperti juga bagi jemaat Efesus, bahwa Kristus telah ditinggikan di atas segalanya, termasuk Iblis. Meski kuasa Iblis telah sangat dibatasi—dan meski keadaan yang Paulus gambarkan adalah masa lalu mereka— namun Iblis masih menjadi musuh yang sangat kuat. Ia terus bekerja dalam diri orang-orang yang tidak taat dan tetap menjadi ancaman bagi kita (4:27; 6:10-20).
TFTWMS: Ef 2:3 - Hidup Dalam Hawa Nafsu HIDUP DALAM HAWA NAFSU (Efesus 2:3a)
3a Di antara mereka kita juga dahulu hidup dalam hawa nafsu daging kita, memanjakan keiinginan daging dan pikira...
HIDUP DALAM HAWA NAFSU (Efesus 2:3a)
3a Di antara mereka kita juga dahulu hidup dalam hawa nafsu daging kita, memanjakan keiinginan daging dan pikiran (NASB).
Ayat 3a. Gambaran lain tentang orang-orang yang hidup di luar maksud Allah diberikan. Sebelum jemaat Efesus itu menjadi "orang-orang kudus" dan "setia kepada Kristus Yesus," mereka dulunya di antara mereka, yaitu, "anak-anak ketidaktaatan" (2:2b). Mereka hidup di antara orang-orang seperti itu sebagai bagian dari masyarakat yang bersikeras dalam ketidaktaatan. Paulus memasukkan dirinya ke dalam kelompok ini saat ia berkata, Kita semua juga dulunya hidup [seperti itu]. Kata kerja Yunani untuk "hidup" adalah aÓnastre÷fw (anastrephō), yang berarti "mengatur perilaku seseorang."13Orang-orang kudus itu dulunya "mengatur perilaku mereka" menurut "anak-anak ketidaktaatan," orang-orang yang sangat bergelimang dosa sehingga mereka adalah "anak-anak" dosa. Mereka telah hidup dalam hawa nafsu daging [itu]. "Hawa nafsu," kata benda Yunani e˙piqumi÷a (epithumia), mengacu kepada "gairah yang sangat kuat, hasrat."14Keinginan semacam itu bisa baik atau buruk, tergantung pada konteksnya. Dalam teks ini itu adalah keinginan jahat, karena terkait dengan "daging." Paulus sering membedakan daging dan pelbagai perbuatannya dengan buah yang dihasilkan oleh Roh dalam kehidupan baru orang Kristen (Galatia 5:16, 24; Roma 7:5;
13:14). "Daging" adalah terjemahan dari sa¿rx (sarx) dan mewakili "tidak hanya untuk keberadaan fisik seseorang, tetapi untuk alam umat manusia dalam keberdosaannya dan perlawanan terhadap Allah."15Selama seseorang dikuasai oleh daging, ia tidak bisa menyukakan Allah (Roma 8:8).
Jemaat Efesus bukan hanya sudah pernah "hidup dalam hawa nafsu daging [itu]," tapi juga selama ini mereka sudah memanjakan keinginan daging dan pikiran." "Memanjakan" (poie÷w, poieō) memberikan pengertian tentang "melakukan, mengerjakan, mencapai."16Partisipel kata itu berbentuk present tense, jadi orang-orang ini sedang melanjutkan perbuatan yang sifatnya kebiasaan. Kata Yunani untuk "keinginan," dari qe÷lhma (thelēma), menyiratkan "keinginan yang berasal dari perasaan."17Paulus memberikan gambaran tentang orang-orang yang telah dipengaruhi oleh perasaan ketimbang nalar dalam menjalani kehidupan berdosa mereka. Dalam diri orang yang dikuasai oleh "daging," "pikiran" (dia¿noia, dianoia) juga bahkan dirusak. Dia (dia) memberikan gagasan bahwa orang-orang yang digambarkan oleh Paulus itu sudah berpikir "melalui" apa yang mereka sedang kerjakan; mereka sudah bertekad untuk hidup seperti yang mereka sedang jalani. Pola pikir daging adalah ketidaktaatan. Dalam Roma 8:5-8, Paulus membicarakan orang-orang yang hidup menurut daging sebagai hidup di dalam kematian sebab mereka memusuhi Allah.
TFTWMS: Ef 2:3 - Ditandai Sebagai Anak-anak Yang Dimurkai DITANDAI SEBAGAI ANAK-ANAK YANG DIMURKAI (Efesus 2:3b)
3b Dan secara alami anak-anak yang dimurkai, bahkan seperti yang lainnya (NASB).
Ayat 3b. Penj...
DITANDAI SEBAGAI ANAK-ANAK YANG DIMURKAI (Efesus 2:3b)
3b Dan secara alami anak-anak yang dimurkai, bahkan seperti yang lainnya (NASB).
Ayat 3b. Penjelasan akhir tentang ketidaktaatan diberikan. Sama seperti orang-orang percaya di Efesus yang dulunya pernah menjadi "anak-anak ketidaktaatan," Paulus menyatakan bahwa mereka juga pernah menjadi anak-anak yang dimurkai.
"Murka" yang disebut itu adalah jelas murka Allah, yang layak diterima oleh mereka yang hidup dalam pemberontakan terhadap Allah (Roma 1:18). Sifat Allah adalah kudus mutlak; Ia tidak pernah bisa merestui dosa. Selain itu, kekudusan Allah menuntut penghakiman-Nya atas dosa (Roma 6:23). Semua orang yang hidup dalam dosa layak menerima hukuman adil dari Allah. Paulus berkata tentang orang-orang Yahudi, "Tetapi oleh kekerasan hatimu yang tidak mau bertobat, engkau menimbun murka atas dirimu sendiri pada hari waktu mana murka dan hukuman Allah yang adil akan dinyatakan" (Roma 2:5). Semua dosa adalah melawan kekudusan Allah, dan penghakiman Allah adalah keadilan-Nya yang ditimpakan ke atas dosa. Ketika Paulus menggunakan kata-kata bahkan seperti yang lainnya, ia sedang menunjukkan bahwa semua orang—baik yang di dalam Kristus dan yang di luar Kristus—layak menerima murka yang adil dari Allah. Namun begitu, mereka yang berada di dalam Kristus (meski mereka pernah berada di luar Kristus dan menjadi target hukuman Allah) sekarang "diselamatkan dari murka Allah melalui [Kristus]" (Roma 5:9).
Umat manusia secara alami tunduk kepada murka dan penghakiman Allah. Ungkapan ini, dari terjemahan fu/siß (phusis), juga ditemukan dalam Galatia 2:15, di mana Paulus bicara tentang "orang-orang Yahudi secara alami." Mereka yang menjadi "orang Yahudi secara alami" adalah orang Yahudi lewat kelahiran dan bukan lewat pilihan yang terjadi belakangan. Pengertian di dalam teks ini adalah bahwa, sejak lahir, kita memiliki sifat alami Adam dengan kecenderungan untuk berbuat dosa. Namun begitu, kita tidak dilahirkan sebagai pendosa, menanggung kesalahan Adam, seperti yang secara keliru diajarkan beberapa orang. Dalam Yehezkiel 18:20, Allah berkata, "Orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati. Anak tidak akan turut menanggung kesalahan ayahnya.…" Bagaimana bisa Ia membuat perbedaan ini menjadi lebih jelas lagi?
Apakah Kristus mati untuk semua orang? Tentu saja! Lalu, mengapa tidak semua orang diselamatkan? Jawabannya adalah bahwa tidak semua orang mematuhi injil. Dalam Roma 5:19, Paulus berkata, "Jadi sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang benar." Ketika Kristus mati di kayu salib, setiap orang dibuat benar secara potensi. Ketika orang mematuhi injil, ia dibuat benar secara sungguhan. Demikian pula halnya, setiap orang memiliki sifat insani Adam dan merupakan orang berdosa secara potensi. Namun demikian, hal ini tidak terjadi sampai kita bertanggung jawab atas tindakan kita dan secara pribadi berdosa sehingga kita menjadi orang berdosa secara sungguhan. Karena kita semua memiliki sifat alami Adam, kita berbuat dosa, menurut Roma 3:23. Pilihan untuk berbuat dosa ini menyebabkan kita menjadi "anak-anak yang dimurkai," dan tidak ada pengecualiaan bagi orang yang bertanggung jawab.
Pada bagian ini, Paulus menggambarkan keadaan masa lalu jemaat Efesus sebelum mereka menjadi "orang-orang kudus … yang setia di dalam Kristus" (1:1). Gambarannya itu berlaku untuk semua orang lainnya, dulu dan sekarang, yang hidup di luar maksud Allah.
TFTWMS: Ef 2:4 - Maksud Kasih MAKSUD KASIH (Efesus 2:4)
4 Tetapi Allah, yang kaya dalam rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar yang dengannya Ia mengasihi kita (NASB).
Ayat 4. ...
MAKSUD KASIH (Efesus 2:4)
4 Tetapi Allah, yang kaya dalam rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar yang dengannya Ia mengasihi kita (NASB).
Ayat 4. Setelah menyatakan bahwa jemaat Efesus pernah mati dalam dosa dan hidup dalam keinginan daging, Paulus lalu memberi mereka harapan dan kenyamanan dengan kata-kata "tetapi Allah." Ia menulis, Tetapi Allah, yang kaya dalam rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar yang dengannya Ia mengasihi kita.
Allah itu mutlak kudus. Deklarasi-Nya kepada Israel kuno dan kita adalah "Aku kudus" (lihat Imamat 11:44, 45; 19:2; 20:26; 1 Petrus 1:16). Karena Allah kudus, Ia tidak dapat dikaitkan dengan dosa (Habakuk 1:13.); Ia harus menghakimi dosa (Roma 6:23). Ketika Allah yang kudus menghakimi dosa, Ia sedang menegakkan keadilan—apa yang patut diterima—orang berdosa. Namun begitu, Allah itu "kaya dengan rahmat" dan ingin menahan murka-Nya agar tidak melakukan penghakiman yang adil. Dalam pengadilan, seorang juri bisa saja mendapatkan seorang terdakwa bersalah atas suatu kejahatan tetapi merekomendasikan belas kasihan. Terdakwa itu bersalah dan layak menerima hukuman yang adil, namun juri itu dapat meminta hakim untuk tidak menjatuhkan apa yang patut diterima oleh terdakwa. Dalam pengadilan Allah kita didapati bersalah, dan keadilan mengatakan bahwa kita patut mati. Namun begitu, Allah ingin menangani kita sesuai dengan rahmat-Nya; Ia tidak mau menjatuhkan apa yang patut kita terima. Yang pasti, Allah akan membiarkan orang berdosa tetap keras kepala dalam dosanya dan akhirnya menerima keadilan berupa kematian kekal; tetapi Ia mengulurkan rahmat-Nya yang besar kepada mereka yang mau menerimanya.
Ungkapan "tetapi Allah" menandai perbedaan yang jelas antara apa yang jemaat Efesus pernah lakukan dahulu dan menjadi apakah mereka setelah itu. Allah mengambil inisiatif karena Ia bukan hanya Allah murka yang benar, tetapi juga Allah rahmat. Karena Allah itu kaya dengan rahmat, maka Ia telah menyelamatkan umat-Nya dari kematian yang kekal—upah yang adil bagi dosa—dan telah memberi kita kehidupan.
"Oleh karena kasih-Nya yang besar yang dengannya Ia mengasihi kita" menjelaskan alasan Allah mengulurkan rahmat-Nya kepada orang yang mati di dalam dosa. Rahmat adalah sikap Allah terhadap orang berdosa, dan kasih adalah motif bagi apa yang Ia lakukan untuk orang berdosa. Paulus mengatakan bahwa rahmat Allah adalah kaya dan kasih-Nya adalah besar. "Karena" adalah terjemahan dari dia (dia) dan artinya "untuk memuaskan"1; Allah mengulurkan rahmat kepada kita untuk memuaskan kasih-Nya yang besar.
Tidak seperti bahasa Indonesia, bahasa Yunani memiliki empat, bukan satu, kata untuk "kasih." William Barclay dengan baiknya menjelaskan arti empat kata itu.2(1) Kata e¶rwß (erōs) mengacu terutama kepada kasih antara kedua jenis kelamin, atau kasih lahiriah. Penggunaan kata ini merosot untuk memasukkan perasaan penuh nafsu dan itu tidak ditemukan di dalam Perjanjian Baru. (2) Kata storgh÷ (storgē) berkaitan dengan kasih sayang keluarga dan digunakan untuk kasih orang tua terhadap anak-anak dan anak-anak terhadap orang tua. Kasih itu ditemukan di Roma 12:10 dalam bentuk kata sifat, yang berarti "setia" ("mengasihi dengan tulus"; KJV). (3) Kata fili÷a (philia) bicara tentang kasih antara suami dan istri dan kasih di antara teman-teman. Kasih itu digunakan untuk menggambarkan kasih Yesus terhadap Lazarus (Yohanes 11:3, 36) dan Yohanes (Yohanes 20:2), serta kasih ayah, ibu, anak laki-laki, dan anak perempuan (Matius 10:37). (4) Kata yang paling umum di dalam Perjanjian Baru yang diterjemahkan "kasih" adalah aÓga¿ph (agapē). Kata ini tidak umum di dalam bahasa Yunani klasik, tetapi menjadi kata penting untuk "kasih" di dalam Perjanjian Baru.
Agapē ditemukan lebih dari 250 kali di dalam Perjanjian Baru dalam bentuk kata benda dan kata kerjanya. Itu adalah kata yang paling penting untuk "kasih" karena itu adalah satu-satunya kata yang cukup luas untuk mencakup semua hal yang dimaksud- kan di dalam konsep Perjanjian Baru tentang kasih. Hanya agapē yang mampu mengungkapkan apa yang Allah ingin sampaikan. Agapē cukup luas artinya untuk mencakup kawan maupun lawan. Sementara kata-kata lain untuk "kasih" mengekspresikan emosi atau perasaan yang tidak diinginkan—seperti "jatuh cinta" atau kasih alami seorang ibu untuk anaknya—agapē melibatkan kehendak. Kasih ini adalah hasil dari keputusan yang disengaja, semangat yang membolehkan seseorang mengasihi orang lain dan mengupayakan kebaikannya apapun resikonya. Agapē adalah "kebajikan yang tak dapat ditaklukkan dan niat baik yang tak dapat dikalahkan."3Perjanjian Baru mengajarkan bahwa kasih Allah untuk manusia adalah universal dan penuh pengorbanan(Yohanes 3:16), tidak patut diterima (Roma 5:8), menyelamatkan dan menguduskan (2 Tesalonika 2:13). Dalam Efesus 2:4 kasih itu diketengahkan sebagai kasih yang penuh rahmat. Agapē adalah motivasi bagi segala hal yang Allah telah lakukan bagi orang berdosa.
TFTWMS: Ef 2:5 - Maksud Kehidupan MAKSUD KEHIDUPAN (Efesus 2:5)
5 Bahkan ketika kita mati dalam pelanggaran-pelanggaran kita, menjadikan kita hidup bersama dengan Kristus (oleh kasih ...
MAKSUD KEHIDUPAN (Efesus 2:5)
5 Bahkan ketika kita mati dalam pelanggaran-pelanggaran kita, menjadikan kita hidup bersama dengan Kristus (oleh kasih karunia kamu sudah diselamatkan) (NASB).
Ayat 5. Dalam ayat-ayat berikutnya, Paulus menjelaskan lebih lanjut kasih yang berkelimpahan dan penuh rahmat yang Allah miliki bagi manusia. Paulus menekankan keadaan kematian rohani yang disebutkan di ayat 1 dan mengatakan bahwa orang berdosa mati dalam pelanggaran-pelanggaran [mereka]. Kepada orang berdosa seperti itu, Allah mengulurkan rahmat dan kasih-Nya. Kata Yunani yang sama, para¿ptwma (paraptōma), yang di sini diterjemahkan "pelanggaran-pelanggaran," diterjemahkan "pelanggaran-pelanggaran" juga di ayat 1. Bahkan ketika kita mati menunjukkan sejauh mana Allah mengasihi dan menunjukkan belas kasihan kepada orang berdosa. Allah bertindak dan melakukan apa saja yang diperlukan untuk menyelamatkan orang berdosa yang masih dalam kondisi berdosa.
Apakah yang Ia lakukan terhadap orang berdosa ini? Ia menjadikan kita hidup bersama dengan Kristus. Allah memberi kita kehidupan rohani di dalam Kristus. Jika kematian rohani adalah keterpisahan dari Allah (lihat 2:1), maka kehidupan rohani adalah pendamaian dengan Allah. Kristus adalah sang pendamai yang agung. Paulus berkata bahwa "darah Kristus" (2:13), yaitu, penyaliban Kristus, memungkinkan Kristus untuk "mendamaikan" kita kepada Allah (2:16). Kita menerima ini ketika kita mati terhadap dosa, dibaptis ke dalam Kristus, dan dibangkitkan untuk hidup dalam kehidupan yang baru (Roma 6:1-4). Orang Kristen diidentifikasi dengan Kristus dalam kematian-Nya dan dalam kebangkitan-Nya. Itu adalah cara kita menerima hidup baru. Paulus menangkap pemikiran ini di dalam Galatia 2:20 ketika ia berkata, "Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku." Identifikasi kita dengan Kristus dalam kematian-Nya menghancurkan kuasa untuk hidup di dalam dosa. Identifikasi kita dengan Dia dalam kebangkitan-Nya menghasilkan pemberian kehidupan ilahiyat.4
Karena kasih Allah yang besar bagi umat manusia, Ia mendamaikan orang berdosa kepada diri-Nya dan memberi kita kehidupan rohani. Paulus mengatakan seperti ini dalam 2 Korintus 5:17, 18: "Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru:
… semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya …."
Dalam Kolose 2:12, 13, Paulus menjelaskan lebih lanjut gagasan itu ketika ia mengatakan bahwa jemaat Kolose sudah dihidupkan dari kematian dalam pelanggaran mereka; Allah mengampuni mereka ketika mereka dibaptis. Dosa mendatangkan kematian rohani, sedangkan ketaatan mendatangkan pengampunan, rekonsiliasi, dan kehidupan. Kasih Allah yang besar menggerakkan rahmat yang melalui itu Ia membuat semuanya mungkin terjadi.
Rahmat dan kasih Allah turun ke atas manusia oleh karena kasih karunia-Nya. Kata "kasih karunia," dalam bahasa Yunani, adalah ca¿riß (charis), yang berarti "kebaikan yang diperoleh dengan cuma-cuma" yang menimbulkan sukacita dan ucapan syukur karena pengampunan.5"Kasih karunia" bicara tentang inisiatif ilahi dalam keselamatan. Keselamatan ditawarkan kepada kita bukan karena kita baik atau melakukan perbuatan baik, tetapi oleh karena kasih karunia Allah. Jika keselamatan dapat diupayakan, dilayakkan, atau diperoleh lewat amal, maka itu bukan kasih karunia. Bagi banyak orang hal ini sulit dipahami tanpa melangkah ke sisi yang ekstrem. Beberapa orang akan mengatakan bahwa, jika keselamatan adalah karena kasih karunia, maka kita tidak harus menerimanya untuk diselamatkan. Namun begitu, Alkitab tidak pernah berkata begitu. Yang lain akan mengatakan bahwa kita harus melakukan perbuatan baik yang cukup untuk bisa diselamatkan. Mereka jelas berpikir bahwa kita dapat diselamatkan hanya jika perbuatan baik kita lebih banyak daripada perbuatan buruk kita. Pandangan ini tidak memahami kasih karunia Allah atau mengakui bahwa bahkan satu dosa bisa mendiskualifikasi kita untuk berbuat cukup guna mendapatkan hubungan yang benar dengan Allah. Belakangan, dalam ayat 8 dan 9, Paulus menjelaskan bagaimana kita harus merespon kasih karunia Allah.
Sudah diselamatkan berbentuk perfect passive participle dalam bahasa Yunani; yaitu, itu menunjukkan hasil dari suatu tindakan yang terjadi di masa lalu dengan hasilnya di masa kini maupun di masa depan. Penggunaan passive voice di sini menunjukkan bahwa keselamatan adalah sesuatu yang dilakukan untuk kita dan bukan sesuatu yang bisa kita lakukan sendiri. Kita bergantung pada Allah. Dalam konteks ini Paulus bicara tentang keselamatan masa lalu, masa kini, dan masa depan. Ia mengatakan kita telah diselamatkan (masa lalu), kita duduk dengan Kristus di alam rohani (masa kini), dan kita akan menjadi penerima kebaikan Allah dalam zaman yang akan datang (masa depan). Di masa lalu orang Kristen sudah dibenarkan, di masa kini ia tumbuh untuk menyerupai gambaran Kristus, dan di masa depan ia akan dimuliakan.
TFTWMS: Ef 2:6-10 - Tujuan Warisan TUJUAN WARISAN (Efesus 2:6-10)
6 Dan membangkitkan kita dengan Dia, dan mendudukkan kita dengan Dia di sorga di dalam Kristus Yesus, 7 sehingga pada ...
TUJUAN WARISAN (Efesus 2:6-10)
6 Dan membangkitkan kita dengan Dia, dan mendudukkan kita dengan Dia di sorga di dalam Kristus Yesus, 7 sehingga pada zaman yang akan datang Ia boleh menunjukkan kekayaan kasih karunia-Nya yang sangat berlimpah dalam kebaikan kepada kita di dalam Kristus Yesus. 8 Karena oleh kasih karunia kamu sudah diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, itu adalah pemberian Allah; 9 bukan hasil perbuatan, sehingga tidak ada orang yang bisa memegahkan diri. 10 Karena kita ini adalah buatan-Nya, diciptakan di dalam Kristus Yesus untuk melakukan perbuatan baik, yang Allah sudah persiapkan sebelumnya sehingga kita akan hidup di dalamnya (NASB).
Ayat 6. Selain menyediakan keselamatan kita, Allah juga telah menyiapkan warisan yang kaya dan mulia untuk kita (lihat 1:18c).
Allah menjadikan orang Kristen "hidup bersama dengan Kristus" (2:5) dan membangkitkan kita dengan Dia. Dalam Roma 6:1-18, Paulus menyajikan konsep ini dengan agak rinci. (1) Ia menyatakan bahwa orang Kristen telah mati bagi dosa, seperti yang ditunjukkan oleh fakta bahwa ia telah dikuburkan bersama Kristus dalam baptisan dan telah dibangkitkan kepada hidup yang baru. (2) Orang Kristen telah mati bersama Kristus dan bukan lagi hamba dosa. (3) Orang Kristen menganggap dirinya telah mati terhadap dosa dan hidup bagi Allah. (4) Orang Kristen mempersembahkan dirinya kepada Allah sebagai orang yang hidup dari kematian rohani. (5) Orang Kristen telah dibebaskan dari kematian yang dosa timbulkan dan hidup untuk menjadi hamba kebenaran karena ia "dengan segenap hati telah mentaati pengajaran" yang disampaikan kepada dia (Roma 6:17).
Doktrin yang disampaikan kepada umat Kristen di Roma adalah kebenaran yang sama yang Paulus khotbahkan ke mana saja ia pergi: "…bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci" (1 Korintus 15:3, 4). Doktrin ini adalah model, atau pola, yang ke dalamnya hal-hal itu dicurahkan. Sebagaimana Kristus telah mati untuk dosa-dosa kita, begitu juga jemaat Roma itu telah mati terhadap dosa. Sebagaimana Kristus telah dikuburkan, jemaat Roma itu telah juga dikuburkan bersama Kristus di dalam baptisan. Sebagaimana Kristus telah dibangkitkan, jemaat Roma itu juga telah dibangkitkan kepada hidup yang baru (Roma 6:1-6). Dengan kata lain, mereka telah dibangkitkan bersama Kristus.
Dalam Kolose 2:12 dan 3:1a, Paulus menangkap gagasan yang sama ketika ia menggambarkan jemaat Kolose sebagai telah "dikuburkan bersama Dia dalam baptisan" dan "dibangkitkan bersama Dia melalui iman kepada pekerjaan Allah." Pada titik baptisan, mereka telah menunjukkan iman mereka bahwa Allah akan bekerja sesuai dengan janji-Nya bahwa "barangsiapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan" (Markus 16:16a). Paulus mendorong jemaat Kolose yang telah dibangkitkan bersama Kristus untuk "terus mencari hal-hal di atas, di mana Kristus berada, duduk di sebelah kanan Allah" (Kolose 3:1b).
Sebagaimana benar bagi orang-orang Kristen lainnya, baptism telah menempatkan jemaat Efesus di dalam Kristus Yesus. Mereka telah dibangkitkan untuk duduk dengan Dia di sorga (lihat 1:3), dalam alam rohani. Acuan kepada "sorga" berfungsi sebagai pengingat bahwa, meski mereka sudah berada di dalam Kristus dan telah diselamatkan dari dosa-dosa mereka, namun perbuatan tetap harus dilakukan dan pertempuran masih harus dijalani. Gereja masih harus mengungkapkan injil di alam sorgawi, atau rohani ini (3:10)—dan peperangan rohani melawan kejahatan masih berlangsung di sorga (6:10-12).
Ayat 7. Menurut Paulus, Allah telah menyelamatkan dan menjadikan orang-orang kudus-Nya hidup sehingga pada zaman yang akan datang Ia boleh menunjukkan kekayaan kasih karunia-Nya yang sangat berlimpah dalam kebaikan kepada kita di dalam Kristus Yesus (2:7). Pastinya, keselamatan adalah untuk kebaikan umat manusia, tetapi itu juga untuk pujian Allah (1:6, 12, 14). Selain itu, Paulus menyatakan bahwa keselamatan manusia akan membolehkan Allah "menunjukkan" betapa kayanya kasih karunia-Nya dalam kebaikan-Nya bagi mereka yang diselamatkan. "Zaman yang akan datang" mengacu kepada zaman di luar waktu ini yang akan dimulai pada kedatangan Kristus yang kedua kali, kebangkitan orang mati, dan Penghakiman. Ketika Allah membawa semua orang ke hadapan-Nya di akhir zaman, Ia akan menunjukkan di hadapan mereka—dan di hadapan beribu-ribu malaikat di sorga—kebesaran kasih karunia-Nya dan kebaikan terhadap orang-orang kudus di dalam Kristus Yesus.
Paulus tidak hanya bicara tentang kasih karunia Allah, tetapi juga tentang "kekayaan kasih karunia-Nya yang sangat berlimpah." Bentuk present participle uJperba¿llw (huperballō, "melebihi") juga digunakan untuk menggambarkan kasih karunia Allah dalam 2 Korintus 9:14. Di tempat lain di dalam Efesus, Paulus menggunakan pelbagai bentuk dari kata yang sama itu untuk menggambarkan kuasa-Nya dan kasih Kristus (1:19; 3:19).
Sehubungan dengan acuan terakhir ini dan dalam terang kesamaan antara 1:19-21 dan 2:4-7 …, dapatlah dikatakan bahwa jika pembangkitan Kristus dari kematian untuk duduk di sorga adalah demonstrasi tertinggi kuasa Allah yang sangat besar, maka pembangkitan orang-orang percaya dari kematian rohani untuk duduk bersama Kristus di sorga adalah demonstrasi tertinggi kasih karunia Allah yang sangat berlimpah.6
Setidaknya tiga kesimpulan dapat ditarik dari 2:4-7a. (1) Kristus telah dibangkitkan dan ditinggikan di sebelah tangan kanan Allah dan orang Kristen, dalam ketaatan kepada injil, telah dibangkitkan untuk duduk bersama Kristus di alam roh. (2) Fakta tentang kemuliaan Kristus dan hubungan orang Kristen dengan Dia memiliki pelbagai implikasi masa depan. (3) Manifestasi penuh dari apa yang Allah telah capai bagi orang percaya tidak akan diungkapkan sampai terbitnya zaman yang akan datang, ketika Kristus muncul dan ketika kita akan muncul bersama Dia di dalam kemuliaan (lihat Kolose 3:4).
Paulus sudah menggunakan kata "belas kasihan," "kasih," dan "kasih karunia" untuk menggambarkan sifat Allah yang menguntungkan orang berdosa (2:4-7a). Terhadap pelbagai istilah ini di ayat 7b ia menambahkan "kebaikan" (crhsto/thß, chrēstotēs), yang menunjukkan perhatian penuh kebajikan dan kebaikan aktif Allah atas nama umat-Nya, meski manusia tidak tahu berterima kasih.7
Ayat 8. Karena adalah terjemahan dari ga¿r (gar) dan mengaitkan apa yang Paulus katakan berikutnya dengan apa yang baru saja ia tulis mengenai kekayaan kasih karunia Allah yang sangat berlimpah. Ia baru saja menyatakan bahwa jemaat Efesus diselamatkan oleh kasih karunia (2:5), dan ini memperkenalkan penekanannya pada kasih karunia Allah dalam kaitannya dengan iman manusia.
Penegasan rasul itu bahwa manusia diselamatkan oleh kasih karunia tidak menyiratkan bahwa orang tidak harus menerima karunia itu. Bisa dikatakan bahwa semua hal yang kepadanya keselamatan dikaitkan mengalir dari kasih karunia Allah, tetapi Perjanjian Baru tidak di mana pun mengajarkan bahwa manusia diselamatkan hanya oleh apa saja. Kasih karunia adalah ringkasan dari semua yang Allah telah lakukan untuk membawa keselamatan bagi umat manusia. Kasih karunia Allah "yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata" (Titus 2:11). Lalu, mengapakah tidak semua orang diselamatkan? Jawaban yang sederhana adalah tidak semua orang mau menerima kasih karunia Allah dengan cara yang benar, yaitu, melalui iman. Dalam 2 Korintus 6:1, Paulus memperingatkan bahwa orang bisa "menerima kasih karunia Allah dengan sia-sia."
Sementara "kasih karunia" meringkas peranan Allah di dalam keselamatan manusia, "iman" meringkas respon manusia kepada Allah. Perjanjian Baru sering menggambarkan gagasan tentang memiliki "iman," atau percaya, dengan cara yang umum atau menyeluruh untuk memasukkan seluruh respons manusia terhadap Allah (lihat Yohanes 3:16; Roma 1:16; 5:1). Selain itu, kata "iman" dan "percaya" juga digunakan di dalam Perjanjian Baru dengan cara khusus, sebagai salah satu dari beberapa respon kepada Allah (lihat Markus 16:16; Kisah 18:8). Dalam Kisah 16:25-34, Lukas mencatat perubahan hidup kepala penjara di Filipi. Ketika kepala penjara itu bertanya kepada Paulus, "Apa yang harus aku lakukan untuk diselamatkan?" ia diberitahu, "Percayalah kepada Tuhan Yesus" (ay. 30, 31). Paulus lalu menyampaikan kepada dia "firman Tuhan," dan ia dan keluarganya dibaptis (ay. 32, 33). Setelah kepala penjara itu dibaptis, ia bersukacita, "karena sudah percaya kepada Allah" (ay. 34). Kisah ini menggambarkan bahwa kepercayaan mencakup ketaatan.
Pendapat populer mengatakan bahwa iman yang merespon Kristus adalah respon "iman saja," tapi Perjanjian Baru tidak pernah berkata begitu. Kenyataannya, sekali-kalinya perkataan "iman saja" ditemukan di dalam Perjanjian Baru, kata itu diawali dengan "bukan dengan" (Yakobus 2:24).
Kata Yunani untuk "iman," "kepercayaan," dan "percaya" berasal dari akar yang sama. Bentuk kata kerjanya adalah adalah pisteu/w (pisteuō) dan dapat didefinisikan sebagai "pengakuan yang yakin sepenuhnya " atau"keyakinan yang pasti dan kokoh sepenuhnya."8Konsep kepercayaan mencakup "… keyakinan … kepercayaan … ketaatan."9Iman Alkitabiah memiliki sifat komprehensif terhadap itu. Di dalam Perjanjian Lama dan Baru, iman yang Allah restui ditandai oleh tiga unsur yang terdiri dari keyakinan, kepercayaan, dan ketaatan.
Terlepas dari persyaratan berupa iman yang taat, kita tidak menyelamatkan diri kita sendiri. Paulus selanjutnya mengatakan, Dan itu bukan hasil usahamu, itu adalah pemberian Allah. "Itu," terjemahan dari touvto (touto), melambangkan seluruh proses keselamatan. Kasih karunia Allah memungkinkan keselamatan terjadi, dan iman manusia adalah sarana yang dengannya keselamatan diterima. Jadi, keselamatan bukan pencapaian manusia, tapi datang kepada manusia sebagai "pemberian." Meski keselamatan adalah pemberian "dari Allah," mereka yang mengklaim bahwa manusia tidak berbuat apa-apa untuk berkontribusi terhadap proses penyelamatan harus memperhatikan bahwa tidak seorang pun bisa mendapatkan keuntungan dari suatu pemberian sampai pemberian itu diterima. Pemberian keselamatan dari Allah ditawarkan oleh kasih karunia, tetapi itu diterima dengan iman.Jika seorang ayah insani menawarkan hadiah kepada anaknya dalam bentuk warisan, anak itu harus menerima pemberian itu untuk mendapatkan keuntungan dari warisan itu.
Ayat 9. Pernyataan ini selanjutnya menekankan bahwa keselamatan adalah kasih karunia, bukan hasil dari usaha manusia. Beberapa orang menyatakan bahwa karena iman yang percaya, yang tanpa tanya, dan taat adalah usaha manusia, maka itu tidak penting bagi keselamatan. Sebaliknya, iman memang mengandung perbuatan. Ketika Paulus berkata, "bukan hasil," ia sedang bicara tentang perbuatan amaliah, dan tidak ada orang yang bisa mendapat keselamatan melalui amal. Jika orang dapat mengupayakan keselamatan, ia bisa membanggakan diri di hadapan Allah atas pencapaiannya dan menuntut keselamatan sebagai hutang kepada dia. Namun begitu, Paulus mengatakan bahwa di sana tidak akan ada yang memegahkan diri. Perbuatan amaliah tidak pernah dapat mencapai keselamatan, tetapi beberapa tindakan sebagai ungkapan iman selalu diperlukan. Itulah yang ada di dalam pikiran Yakobus ketika ia berkata, "Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati" (Yakobus 2:17). Ia melanjutkan dengan melemparkan tantangan yang tidak bisa dijawab ketika ia berkata, "Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan" (2:18). Orang bisa saja bicara tentang iman, tetapi jika ia mau menunjukkan iman, maka iman itu akan ditunjukkan dengan perbuatan yang dapat dilihat. Ketika orang menerima keselamatan yang ditawarkan oleh kasih karunia Allah melalui ketaatan kepada injil, ia tidak mengupayakan apa-apa dan tidak punya alasan untuk memegahkan diri. Ia hanya punya alasan untuk bersukacita dalam kasih karunia-Nya yang telah diperlihatkan dalam salib Kristus.
Dalam "kumpulan terhormat orang beriman" milik Allah di dalam Ibrani 11, hal ini dibahas dengan baiknya. Tokoh-tokoh Perjanjian Lama menunjukkan iman mereka dalam ketaatan. Habel mempersembahkan, Henokh menyukakan, Nuh membangun, Abraham taat dan mempersembahkan, dan Musa membuat pilihan. Ini adalah iman yang menerima apa yang Allah tawarkan dengan murah hati—iman yang mencakup keyakinan, kepercayaan, dan ketaatan.
Ayat 10. Seperti dalam ayat 8, Paulus menggunakan kata karena untuk menghubungkan alur pemikiran dengan apa yang baru saja dikatakan. Meski manusia tidak pernah bisa mendapatkan keselamatan melalui perbuatan amaliah, namun Paulus mengingatkan orang Kristen bahwa mereka adalah buatan-Nya, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan perbuatan baik. Pernyataan ini merupakan petunjuk lebih lanjut bahwa keselamatan adalah pemberian dari Allah dan bukan sesuatu yang bisa diupayakan oleh perbuatan manusia yang bisa menimbulkan pemegahan diri. Karena orang yang diselamatkan itu "diciptakan dalam Kristus untuk melakukan perbuatan baik," maka perbuatan seperti itu tidak bisa menimbulkan keselamatan. Sebaliknya, keselamatan mereka telah diberikan kepada mereka saat mereka memasuki Kristus pada saat baptisan.
Allah menciptakan dunia pada mulanya, dan dunia ini adalah hasil karya-Nya. Sekarang Allah telah menciptakan kita "di dalam Kristus," dan kita adalah hasil karya-Nya. Penciptaan di dalam Kristus ini bersifat deskriptif: Allah telah memperbaharui orang berdosa dengan menyelamatkan mereka dari dosa mereka. Dalam 2 Korintus 5:17a Paulus berkata, "Siapa saja yang ada di dalam Kristus, ia adalah makhluk baru," atau "ciptaan baru." Belakangan dalam pasal 2, Paulus bicara tentang tindakan yang sama dari Allah mengenai orang-orang Yahudi dan non-Yahudi di dalam Kristus ketika ia berkata, "Sehingga di dalam diri-Nya Ia bisa membuat [atau menciptakan] keduanya itu menjadi satu manusia baru" (2:15). Kata Yunani yang sama (kti÷zw, ktizō) digunakan untuk menggambarkan keselamatan orang berdosa dalam 4:24. Kasih karunia Allah yang diulurkan kepada manusia adalah keselamatan. Sarana keselamatan dalam teks ini adalah tindakan kreatif Allah di dalam Kristus, dan tujuan keselamatan kita adalah supaya kita bisa melakukan perbuatan baik.
Sebagaimana Kristus adalah agen Allah dalam penciptaan alam semesta (Yohanes 1:1-3; Ibrani 1:2; Kolose 1:16), maka Ia juga adalah agen Allah dalam penciptaan manusia baru yang ada di dalam Kristus. Manusia baru ini diciptakan "untuk melakukan perbuatan baik." Kehidupan mereka di dalam Kristus harus ditandai dengan perbuatan baik. Perbuatan baik, pada kenyataannya, adalah maksud, hasil, atau tujuan penciptaan baru. Oleh karena itu, meski perbuatan baik amaliah tidak bisa menyelamatkan manusia berdosa, namun perilaku mereka diselamatkan oleh kasih karunia melalui iman adalah untuk menunjukkan keotentikan iman dengan perbuatan baik yang dilakukan di dalam kasih (Galatia 5:6). Sama seperti iman yang merespon Allah pada awalnya ditunjukkan melalui perbuatan ketaatan (lihat Yakobus 2:17), begitu juga iman yang dipraktikkan oleh orang-orang di dalam Kristus ditunjukkan sebagai otentik melalui perbuatan baik. Gagasan yang sama ini ditangkap di dalam Titus 3:5, 8. Di sana, Paulus menyatakan bahwa Allah menyelamatkan orang percaya oleh karena rahmat-Nya, bukan karena perbuatan baik manusia, tetapi orang yang diselamatkan itu harus berhati-hati untuk bertekun di dalam perbuatan baik.
Paulus sedang bicara tentang "perbuatan baik" yang Allah sudah persiapkan sebelumnya sehingga kita akan hidup di dalamnya. Allah bisa melihat orang-orang percaya berada di dalam Kristus bahkan sebelum dunia dijadikan (1:4). Dengan cara yang sama, Ia sudah mengamati terlebih dahulu perilaku etis dan moral umat-Nya seraya mereka menjalani kehidupan baru di dalam Kristus.
Allah memandang "perbuatan baik" sebagai bagian dari tujuan-Nya dalam menyelamatkan manusia; bagian dari tujuan kita sebagai orang yang diselamatkan adalah "hidup di dalamnya." Potensi untuk melakukan perbuatan baik dimasukkan ke dalam rencana kekal Allah, dan penggenapan rencana-Nya itu harus dilihat dalam perubahan gaya hidup orang yang diselamatkan. Tekad untuk melakukan perbuatan baik merupakan bagian dari keputusan yang kita harus buat dalam memenuhi tujuan Allah bagi hidup kita.
TFTWMS: Ef 2:8-10 - Diselamatkan Oleh Kasih Karunia DISELAMATKAN OLEH KASIH KARUNIA (Efesus 2:8-10)
Salah satu kegiatan yang paling tidak saya sukai adalah duduk dan menulis cek untuk membayar pelbagai...
DISELAMATKAN OLEH KASIH KARUNIA (Efesus 2:8-10)
Salah satu kegiatan yang paling tidak saya sukai adalah duduk dan menulis cek untuk membayar pelbagai tagihan. Biasanya saya menundanya sampai pelbagai tagihan itu menumpuk sekitar satu inci tingginya. Lalu tahulah saya bahwa inilah saatnya untuk membayar pelbagai tagihan itu.
Pembayaran premi saya kepada perusahaan asuransi jatuh tempo pada tanggal lima belas setiap bulannya. Kadang-kadang saya gagal mengirim cek tepat pada tanggal lima belas. Kadang-kadang juga saya lupa membayar tagihan sampai saya menerima pemberitahuan dari mereka. Namun demikian, perusahaan itu masih menjamin saya. Mereka memberi apa yang disebut "periode kelonggaran [kasih karunia] selama tiga puluh hari." Selama tiga puluh hari setelah jatuh tempo, mereka masih menjamin diri saya, meskipun saya belum membayar preminya.
Apakah saya layak mendapat periode kelonggaran? Tidak, saya belum membayar mereka. Mereka sekedar memperpanjangnya untuk saya. Mereka benar-benar memberi saya apa yang tidak patut saya terima.
"Kasih karunia" merupakan salah satu istilah dalam Alkitab. Kata asli Ibraninya melibatkan gagasan membengkokkan atau membungkuk. Akhirnya, kata itu mencakup pemikiran "kemurahan hati yang merendah," atau menunjukkan kemurahan hati tanpa diduga-duga. Bayangkanlah seorang raja yang menempuh perjalanan untuk melakukan sesuatu yang baik untuk seorang hambanya, yang didorong oleh kedermawanan hatinya yang murni.
Kapan saja Alkitab menyinggung kasih karunia Allah terhadap manusia, kata itu menekankan sifat yang tidak seharusnya dari tindakan itu. Allah memperlihatkan kebaikan hati kepada kita semata-mata dari kasih dan kepedulian pada peranan-Nya, bukan karena entah bagaimana kita berhak menerima apa yang Ia berikan kepada kita. Kasih karunia merupakan sesuatu yang Ia pilih untuk diberikan secara cuma-cuma, bukan sesuatu yang harus Ia berikan kepada kita.
Tahukah Anda bahwa kita tidak punya catatan tentang Yesus yang secara khusus memakai kata "kasih karunia"? Namun begitu, pelbagai tindakan-Nya menunjukkan bahwa Ia secara sempurna mengetahui makna kasih karunia. Kasih karunia dengan bebasnya mengalir dari Yesus. Kasih karunia itu mengalir di pesta perkawinan di Kana, di tepi sumur di Samaria, dan di dalam rumah dimana Yesus menyembuhkan orang yang diturunkan melalui atap. Yesus menunjukkan kasih karunia terhadap Zakheus si pemungut cukai, terhadap perempuan yang mengulurkan tangannya untuk menyentuh jubah-Nya, dan terhadap perempuan yang tertangkap dalam perzinahan.
Kasih karunia itu secara khusus dibuat berlimpah-limpah di kayu salib. Seraya kita membaca Kitab Suci, di Golgota kita menemukan penjahat sekarat yang tengah putus-asa yang berseru "Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja" (Lukas 23:42). Pencuri ini hanya tahu sedikit tentang Yesus, kecuali apa yang ia anggap paling penting. Ia memahami situasinya yang tanpa harapan. Ia sadar bahwa jika Yesus seperti yang dikatakan oleh beberapa orang, maka Ia bisa membuat perubahan. Hal itu menjelaskan alasan pencuri itu memohon rahmat. Ia mencari kasih karunia yang Yesus saja bisa berikan.
Seorang penulis berusaha untuk menangkap saat-saat antara pencuri itu dan Yesus:
Katakan kepada saya, apakah yang orang ini sudah lakukan sehingga layak ditolong? Ia sudah menyia-nyiakan hidupnya. Siapakah dia ini yang memohon pengampunan? Ia sudah secara terang-terangan mencerca Yesus. Hak apakah yang orang ini miliki dalam memanjatkan doa itu? Apakah Anda benar-benar ingin mengetahuinya? Hak yang sama yang Anda miliki untuk memanjatkan doa Anda. Jadi, yang berada di salib itu adalah Anda dan saya. Telanjang, terasing, tanpa harapan, dan dikucilkan. Itulah diri kita yang bertanya, "Terlepas dari apa yang sudah kulakukan, terlepas dari apa yang Engkau lihat, apakah ada cara Engkau bisa ingat kepadaku ketika kita semua pulang ke alam baka?" Kita tidak menyombongkan diri .… Itu lebih daripada yang patut kita terima. Namun kita berputus asa. Oleh sebab itulah kita memohon dengan sangat.1
Yang menjadi inti dari apa yang Paulus tulis dalam 2:8-10 adalah keselamatan oleh kasih karunia:
Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.
Nas ini meneguhkan keselamatan oleh kasih karunia, Nas ini berkata begini kepada kita: Allah saja yang patut menerima kemuliaan atas kasih karunia yang memungkinkan terjadinya keselamatan kita. Itulah kebenaran mendasar dari nas 2:9-10.
KESELAMATAN KITA MENINGGIKAN KEBESARAN KASIH KARUNIA ALLAH
Bacalah ayat 8, "Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman," dan simaklah tiga kata kunci. Yang pertama adalah kata benda "kasih karunia" (Yun.: charis). Kasih karunia adalah perbuatan baik Allah untuk seseorang yang tidak patut menerimanya. Tidak ada satu hal pun dalam diri kita yang bisa menghasilkan keselamatan. Siapa diri kita dan apa yang bisa kita lakukan tidak pernah bisa menempatkan Allah dalam posisi yang entah bagaimana berhutang kepada kita hidup kekal dengan Dia. Tidak ada perbuatan baik, tidak ada upacara agama, tidak ada korban persembahan, tidak ada sumbangan uang, tidak ada ukuran pelayanan yang diberikan dalam nama Tuhan bisa mempengaruhi Allah untuk menyelamatkan kita.
Pokok pemikiran yang paling luar biasa yang bisa kita pahami adalah ini: Allah mengasihi kita, Ia berusaha untuk menyelamatkan kita dengan kasih karunia, dan ingin memberi kita hidup kekal bersama Dia di sorga, meskipun kita sudah berbuat dosa melawan Dia. Tidak ada satu hal pun yang bisa melebihi kasih karunia Allah yang menakjubkan itu!
Kata kunci kedua dalam ayat 8 adalah "diselamatkan" (Yun.: sozo). Kata kerja ini bersifat pasif. Kata ini menekankan apa yang sudah dilakukan untuk kita. Kita tidak bisa menyelamatkan diri kita sendiri. Allahlah yang berbuat itu atas nama kita. Keselamatan kita bersaksi atas tindakan Allah itu di dalam diri kita.
Kata asli "diselamatkan" menyiratkan pengertian "dibebaskan, dilepaskan." Kasih karunia Allah membebaskan kita. Dalam konteks pasal 2, kita bisa melihat hal apa saja yang tercakup didalamnya. Sebelum kasih karunia Allah mengalir ke dalam hidup kita, waktu itu kita mati—sama sekali terpisah dari Allah (2:1), dibawah kendali setan (2:2), dan dihukum sebagai orang berdosa yang harus menghadap penghakiman Allah (2:3).
Kasih karunia Allah sudah membebaskan kita. Kasih karunia-Nya itu sudah memindahkan kita dari kematian kepada kehidupan. Kasih karunia-Nya sudah membebaskan kita dari kendali setan, kasih karunia-Nya sudah membebaskan kita dari keharusan menghadap penghakiman Allah sebagai orang berdosa yang terhukum. Kita sudah diselamatkan oleh kasih karunia.
Kata kunci ketiga dalam ayat 8 adalah "iman" (Yun.: pistis). Keselamatan yang kita peroleh melalui kasih karunia datang melalui saluran iman kita. Kita harus punya iman untuk menerima tawaran keselamatan Allah yang penuh kasih karunia. Allah sangat mengharapkan kita untuk percaya kepada dan bertindak atas firman dan janji Allah, namun iman kita yang aktif itu dalam cara apapun harus jangan dilihat sebagai yang menghasilkan keselamatan kita.
Dalam beberapa mata pelajaran yang saya ambil di perguruan tinggi saya membuat sebuah kontrak dengan profesor. Untuk mendapat nilai "B" saya diminta untuk melakukan ini, itu, dan ini. Untuk mendapat nilai "A" saya harus melakukan ini, itu, ini, dan itu. Di akhir semester, jika saya sudah membuat kontrak untuk nilai 'A" dan sudah melakukan segala hal yang diminta untuk mendapatkan nilai "A" itu, maka saya layak mendapat nilai "A.." Profesor itu tidak berbuat baik kepada saya dengan memberi saya nilai "A." Ia tidak memperlihatkan kasih karunia dengan memberi saya nilai "A." Jika saya sudah melakukan tugas saya, maka profesor itu wajib memberi saya nilai itu. Begitulah kontraknya.
Ketika tiba pada masalah keselamatan, situasinya tidaklah sama. Mohon jangan kacaukan apa yang kadang-kadang kita sebut "langkah-langkah keselamatan"— mendengar, percaya, bertobat, mengaku, dan berbaptis— dengan kontrak yang dibuat dengan Allah. Jangan beranggapan, "Jika saya melakukan hal-hal ini, maka saya layak mendapat keselamatan." Sebagai orang berdosa kita layak dijauhkan dari Allah selama-lamanya. Hanya oleh kasih karunia, Allah menawarkan keselamatan kepada kita.
Kita menunjukkan kepercayaan kepada Allah ketika kita mencari Firman-Nya, ketika kita menyerahkan diri kita kepada-Nya, dan ketika kita bertobat dan berpaling dari pelbagai tindakan yang menentang apa yang Allah pertahankan. Kita memperlihatkan kepercayaan kita kepada Allah ketika kita mengaku bahwa Yesus adalah Juruselamat yang kita perlukan dan ketika kita dibaptis untuk pengampunan dosa kita. Tidak satupun dari pelbagai perbuatan itu bisa menghasilkan keselamatan untuk saya atau Anda atau orang lain mana saja. Orang berdosa tidak bisa menghasilkan keselamatan. Keselamatan hanya oleh kasih karunia Allah. Keselamatan kita meninggikan kebesaran kasih karunia Allah.
KESELAMATAN KITA MENGUNGKAPKAN PEMBERIAN KASIH KARUNIA ALLAH
Bacalah kembali 2:8, 9: "Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri." Paulus melanjutkan penegasannya tentang keselamatan karena kasih karunia oleh iman dengan dua pernyataan yang membatasinya. Keduanya menekankan bagaimana kasih karunia merupakan suatu pemberian. Pada dasarnya ia berkata, "Kita tidak memperoleh keselamatan oleh diri kita sendiri. Allahlah yang memberikannya kepada kita. Keselamatan bukanlah pekerjaan yang sudah kita kerjakan dengan baik sekali. Keselamatan itu sepenuhnya pemberian Allah."
Selanjutnya, Paulus menekankan bahwa keselamatan kita tidak didasarkan pada perbuatan kita. Keselamatan kita bukanlah hadiah yang kita terima atas beberapa pencapaian luar biasa kita. Tidak seorang pun akan pernah diselamatkan oleh perbuatan yang dirancang untuk memperoleh restu Allah. Paulus menepis "setiap kemungkinan memperoleh keselamatan oleh diri sendiri."2
Kent Hughes bercerita tentang kisah lama dari Timur Tengah yang menunjukkan kesia-siaan keselamatan oleh perbuatan.
… Seorang laki-laki sedang berpergian dengan keledainya ketika ia menemukan sebuah benda yang tidak jelas tergeletak di tepi jalan. Ia lalu turun untuk melihat benda itu dengan lebih jelas lagi dan mendapatkan seekor burung pipit tergeletak dengan punggungnya di bawah dan kedua kakinya yang kurus-kering mengarah ke atas. Awalnya ia mengira burung itu sudah mati, namun pemeriksaan yang lebih cermat membuktikan bahwa burung itu masih hidup. Laki-laki itu menanya burung itu apakah ia baik-baik saja. Burung pipit itu menjawab, "Ya." Laki-laki itu lalu berkata, "Apakah yang engkau sedang lakukan dengan tiduran dengan punggungmu dan kakimu mengarah ke langit?" Burung pipit itu menjawab bahwa ia pernah mendengar desas-desus bahwa langit sedang runtuh, oleh sebab itu ia mengangkat kakinya ke atas untuk menopang langit. Laki-laki itu menjawab, "Tentunya engkau tidak beranggapan sedang menopang langit dengan kedua kakimu yang kuruskering itu, bukan?" Burung pipit itu, dengan pandangan yang sangat serius, menjawab tegas, "Siapa saja akan melakukan yang terbaik sebisanya." Burung kecil itu menipu dirinya sendiri dan perbuatan sia-sia jelas sekali terlihat.
Dalam cara yang sama kondisi manusia sangatlah menyedihkan sehingga segala perbuatannya tidak lagi lebih efektif dibandingkan kedua kaki burung yang mengarah ke langit atau perbuatan menghias mayat. Tidak seorang pun yang akan pernah diselamatkan oleh perbuatannya sendiri.3
Sahabat, hal itu menjelaskan alasan mengapa menggelikan bagi orang yang sudah diselamatkan menyombongkan diri dengan perasaan congkak dan memandang orang lain lalu berpikir, "Aku lebih benar daripada laki-laki itu. Aku orang yang lebih baik daripada perempuan itu. Aku orang tua yang lebih baik. Aku punya moral yang lebih baik. Aku lebih konsisten dalam mengikut Kristus. Aku orang Kristen yang lebih baik."
Jenis kesombongan rohani seperti itu bisa merayap ke dalam hati dan pikiran kita, namun kesombongan itu memperlihatkan kesalahan besar tentang kasih karunia Allah. Di bawah salib Kristus kita semua berdiri di atas ketinggian tanah yang sama. Harapan kita bukanlah kebenaran kita, bukan seberapa baik diri kita, bukan seberapa hebat diri kita sebagai orang tua atau anak-anak, bukan juga moral kita. Satu-satunya harapan kita adalah pemberian Allah yang penuh kasih karunia— Yesus Kristus. Akibatnya, tidak seorang pun dari kita punya alasan untuk menyombongkan atau meninggikan diri kita lebih rohaniah daripada yang lainnya. Tidak seorang pun dari kita punya hak untuk menarik diri dari orang-orang yang mungkin terlihat lebih lemah. Kita perlu menolong kelemahan orang lain dan berusaha menolong kelemahan kita juga.
Kita dipanggil untuk bersukacita dalam pemberian kasih karunia Allah, untuk mengasihi orang lain hingga mereka mengenal kasih karunia-Nya, dan untuk mengasihi sesama orang Kristen. Kita harus mengasihi saudara seiman, meskipun mereka tidak sempurna, sebab kita semua ikut ambil bagian dalam pemberian kasih karunia yang sama.
KESELAMATAN KITA MENGAGUNGKAN KREATIVITAS KASIH KARUNIA ALLAH
Paulus melanjutkan, "Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya" (2:10). Simaklah siapa diri kita sebenarnya: "buatan" Allah. Kata Yunani untuk "buatan" adalah poiema, yang darinya kita memperoleh kata "poem (puisi)" Artinya "karya seni, karya agung." Dalam Kristus, Anda menerima kasih karunia Allah dan menjadi karya seni-Nya.
Pelbagai lukisan dan pahatan Michelangelo memberi kesaksian atas kreativitasnya yang jenius. Pelbagai drama arahan Shakespeare membuat kita sadar akan karya seseorang yang sangat hebat dalam bidangnya. Musik gubahan Mozart menyatakan bakat terilham dari seorang penggubah lagu yang tak ada bandingannya.
Paulus mengatakan, "Lihatlah ke sekeliling, saudara-saudara. Lihatlah kepada orang-orang di dalam gereja Anda setempat. Lihatlah kepada perubahan yang Allah sudah buat di dalam hidup mereka. Setiap kehidupan memberi kesaksian terhadap kreativitas Allah yang jenius. Ia mengambil orang-orang yang berantakan, hancur, menyimpang, sesat dan menjadikan mereka karya seni yang hebat."
Kita ini buatan Allah. Para remaja Kristen merupakan puisi Allah, yang mengomunikasikan kasih karunia, rahmat, dan kasih-Nya. Kaum wanita di dalam gereja merupakan lukisan buatan Allah, dirancang untuk melukiskan pada kain kanvas intisari kehidupan dalam kehidupan sehari-hari. Kaum pria yang mengikuti Kristus sedang dipahat oleh Allah untuk mencerminkan citra Yesus sendiri. Ketika orang Kristen beribadah bersama-sama, mereka mengungkapkan keagungan yang nyata dari kemuliaan Allah yang sudah menyelamatkan kita.
Kita adalah buatan Allah. Mengapa? Simaklah bagian berikutnya dari ayat itu: "… diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik." Kita sudah diselamatkan untuk melayani—setiap orang dari kita. Anda tidak pernah terlalu muda untuk melakukan pekerjaan baik, dan tidak ada usia pensiun untuk melakukan pekerjaan baik. Yesus berkata, "Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga" (Matius 5:16).
Perbuatan baik tidak dimaksudkan terbatas pada gedung dan tanah milik gereja saja. Perbuatan baik harus terkait dengan kehidupan sehari-hari—dengan nada suara dan kata-kata yang Anda gunakan kepada saudara atau saudari di rumah, mutu pekerjaan yang Anda hasilkan untuk majikan Anda, kesabaran yang Anda perlihatkan kepada gadis yang sedang diperiksa di toko makanan, dan dorongan yang Anda berikan kepada seseorang yang menceritakan beban hidupnya kepada Anda.
Pekerjaan baik harus terkait dengan kehidupan dan bagaimana kita menjalaninya.
KESIMPULAN
Dalam bukunya The Ragamuffin Gospel, Brennan Manning menceritakan kembali sebuah kisah yang diceritakan oleh seorang dokter:
Saya berdiri di sisi rajang dimana seorang wanita muda terbaring, wajahnya baru saja mengalami pembedahan, mulutnya mencong karena kelumpuhan saraf, tampangnya seperti badut. Sebuah cabang saraf halus pada wajahnya, yang menyatu dengan otot-otot mulutnya, mengalami kerusakan hebat. Mulai dari sekarang ia akan menjadi tetap seperti itu. Ahli bedah sudah mengikuti alur wajahnya secara teliti dengan semangat agamawi; saya jamin Anda mengenai hal itu. Namun demikian, untuk membuang tumor di pipinya, saya terpaksa harus memotong saraf halus itu.
Suaminya yang masih muda berada di dalam kamar itu juga. Ia berdiri pada sisi lain ranjang itu dan mereka berdua kelihatannya disorot oleh cahaya lampu malam hari, terpisah dari saya, sendirian. Siapakah kedua orang ini, saya bertanya kepada diri saya sendiri, suami itu dan mulut mencong yang saya buat, yang dengan sering dan gairahnya saling pandang dan sentuh? Perempuan muda itu angkat bicara.
"Akankah mulutku selalu seperti ini?" tanyanya.
"Ya," kata saya, "akan seperti itu. Karena sarafnya dipotong."
Ia mengangguk dan membisu. Namun suaminya tersenyum.
"Saya menyukai bentuknya," katanya. "Kelihatannya mungil."
Langsung saja saya tahu siapa sebenarnya laki-laki ini.
Saya mengerti dan saya mengalihkan tatapan saya. Orang memang tidak berani dalam menghadapi keilahian. Tanpa ambil pusing, ia membungkuk untuk mencium mulut isterinya yang mencong itu dan posisi saya begitu dekatnya sehingga saya bisa melihat bagaimana ia juga memencongkan bibirnya sendiri agar sesuai dengan bentuk bibir isterinya, untuk menunjukkan kepada isterinya itu bahwa ciuman mereka masih bisa berjalan baik.4
Ingatlah salib. Ingatlah Golgota. Ingatlah bahwa Allah saat itu berada di situ—Allah sebagai manusia. Saat itu wujud Allah sudah berubah, dijahati, dipukuli, dan berdarah-darah. Allah, dalam Yesus, saat itu sedang memencongkan bibir-Nya agar sesuai dengan bibir kita, berurusan dengan kita berdasarkan kasih karunia-Nya, ketimbang dengan perbuatan baik kita yang kumuh.
Untuk saat ini bukalah hati Anda terhadap kenyataan kasih karunia Allah. Sudahkah hati Anda menyediakan saluran bagi kasih karunia Allah untuk mengalir ke dalam hidup Anda? Sudahkah Anda dibaptis, bukan untuk melayakkan diri untuk keselamatan, tetapi untuk mengungkapkan kepercayaan Anda yang kuat bahwa Yesus adalah satu-satunya harapan Anda?
Apakah pemikiran tentang kasih karunia Allah menghukum kesombongan Anda? Mungkin Anda sudah menempatkan diri Anda sendiri di atas tempat yang tinggi. Bisa jadi Anda melihat diri Anda sendiri sebagai orang yang lebih tinggi daripada orang lain dalam kebaikan dan kesalehan. Apakah pengingatan akan kasih karunia Allah menyadarkan Anda bahwa kita semua adalah orang yang amat sangat membutuhkan Allah? Seraya kita merenungkan kasih karunia Allah akankah Anda meminta Dia untuk menolong Anda agar jangan terlalu kritis dan sombong?
Apakah kasih karunia Allah mendorong Anda untuk melihat lagi nilai dan tujuan pekerjaan baik? Pekerjaan baik tidak bisa memberi kita apapun juga. Perbuatan baik hanya sekedar menyediakan kita jalan yang indah untuk mengucapkan kepada Allah "Terima kasih Tuhan," atas semua kasih karunia-Mu.
TFTWMS: Ef 2:11-12 - Dahulu Jauh Dari Kristus DAHULU JAUH DARI KRISTUS (Efesus 2:11, 12)
11 Oleh karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu, sebagai orang non-Yahudi dalam daging, yang disebut "...
DAHULU JAUH DARI KRISTUS (Efesus 2:11, 12)
11 Oleh karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu, sebagai orang non-Yahudi dalam daging, yang disebut "Tidak Bersunat" oleh apa yang disebut "Bersunat," yang dilakukan dalam daging oleh tangan manusia—12ingatlah pada waktu itu kamu terpisah dari Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel, dan orang asing terhadap pelbagai kesepakatan janji, tidak punya harapan dan tanpa Allah di dalam dunia (NASB).
Ayat 11. Paulus mulai menarik perbedaan antara orang non-Yahudi dan orang Yahudi dengan penekanan pada keadaan sebelumnya orang-orang Kristen non-Yahudi. Penggunaan kata oleh karena itu (dio, dio) mengikat keadaan sebelum ini dengan paragraf sebelumnya, yang berakhir dengan pengharapan Allah bahwa orang Kristen yang diselamatkan oleh kasih karunia melalui iman harus hidup dalam perbuatan baik. Apa yang Paulus katakan dalam perbedaan yang dimulai dalam ayat 11 itu akan membantu memotivasi orang non-Yahudi untuk mengembangkan penghargaan yang lebih besar terhadap apa yang Allah telah lakukan bagi mereka melalui Kristus dan ketekunan yang lebih kuat dalam hidup seperti yang Ia sudah perintahkan.
Daging (sa¿rx, sarx) mengacu kepada tubuh jasmani (lihat Roma 1:3) dan juga kepada kondisi berdosa sifat manusia (lihat Roma 8:1-12). Dalam ayat 11, kata itu digunakan secara harfiah untuk mengacu kepada tubuh jasmani, tubuh di mana sunat bisa dilakukan dalam daging oleh tangan manusia.
Orang Yahudi membanggakan diri sebagai orang "Bersunat" dan menyebut bangsa-bangsa lain sebagai "Tidak Bersunat" dengan cara yang menghina. Ini, tentu saja, mengacu kepada praktik, yang dimulai oleh Abraham, semua laki-laki di Israel disunat pada hari kedelapan setelah kelahiran (lihat Kejadian 17:1-27; Imamat 12:3). Sunat adalah tanda perjanjian yang Allah buat dengan Israel melalui Abraham, dan perbuatan lahiriah sunat itu menyatakan bahwa orang Yahudi adalah milik Israel. Tanda perjanjian ini juga harus disertai dengan kehidupan yang dijalani sesuai dengan perjanjian itu (lihat Yeremia 9:26). Sunat sangat penting bagi orang Yahudi sehingga di dalam gereja mula-mula muncul kontroversi besar mengenai apakah orang non-Yahudi yang menjadi orang Kristen harus disunat atau tidak sebagai bagian dari perubahan hidupnya. Sebuah sidang diadakan di Yerusalem untuk membahas masalah itu. Setelah diskusi panjang para rasul, para penatua, dan saudara-saudara lainnya menyimpulkan bahwa beban Taurat, termasuk sunat, tidak akan dibebankan ke atas orang Kristen non-Yahudi (Kisah 15:1-35).
Ayat 12. Dalam menyinggung keadaan sebelumnya orang Kristen non-Yahudi, Paulus menyantumkan lima hal yang selama ini memang terjadi pada mereka. Pertama, mereka terpisah dari Kristus. Orang non-Kristen terpisah dari Allah oleh karena dosa (Yesaya 59:1, 2); hanya mereka yang telah mentaati injil yang dapat memiliki hubungan dengan Kristus. Penekanan Paulus dalam nas ini adalah bahwa orang non-Yahudi tidak memiliki Kitab Suci yang menjanjikan kedatangan Mesias dan, oleh karena itu, tidak ikut merasakan antisipasi orang Yahudi terhadap kedatangan Mesias. Bagaimanapun, Mesias datang melalui Israel (Roma 9:4, 5).
Kedua, mereka tidak termasuk kewargaan Israel. "Kewargaan" adalah terjemahan dari kata Yunani politei÷a (politeia), yang bisa berarti "negara" atau "kewargaan, hakhak warga negara."1Dalam kondisi mereka sebelumnya, orang Kristen non-Yahudi tidak menikmati hak kewargaan dengan Allah. Orang Yahudi memiliki hubungan yang nyata dengan Allah sebagai bangsa teokratis sebelum Kristus datang. Orang non-Yahudi tidak memiliki hubungan seperti itu. Berdasarkan pilihan Allah yang berdaulat, Ia telah menjalin perjanjian dengan bangsa Israel dengan cara yang Ia tidak pernah jalin dengan bangsa-bangsa lain. Orang non-Yahudi tidak termasuk kewargaan bangsa Israel. "Tidak termasuk" (aÓpallotrio/w, apallotrioō) menunjukkan "pemisahan."2Dua tempat lain di mana kata ini muncul di dalam Perjanjian Baru adalah Kolose 1:21 dan Efesus 4:18, yang mengacu kepada "pemisahan dari apa yang orang pernah miliki sebelumnya dalam suatu hubungan."3Namun begitu, di sini kata itu mengacu kepada keadaan dipisahkan dari hak istimewa. Allah memang masuk ke dalam sejarah dari waktu ke waktu di dalam periode Perjanjian Lama untuk memiliki hubungan dengan orang-orang yang bukan keturunan Abraham melalui Ishak dan Yakub (Melkisedek dalam Kejadian 14; Yitro dalam Keluaran 2; 3, dan Bileam dalam Bilangan 22; 23).
Ketiga, orang non-Yahudi pernah menjadi orang asing terhadap pelbagai kesepakatan janji. Teks Yunani memiliki kata sandang sebelum kata "janji," membuat kalimat ini terbaca, "orang-orang asing terhadap pelbagai kesepakatan janji." "Orang-orang asing" adalah mereka yang digambarkan oleh kata benda Yunani xe÷noß (xenos) sebagai "bukan dari keluarganya sendiri"4dan, oleh karena itu, "tidak memiliki bagian dalam"5sesuatu. "Janji" itu pastilah bicara tentang janji Allah yang dijanjikan kepada para leluhur mengenai kedatangan Juruselamat (lihat Kejadian 12:1-7; 22:18; 26:4; 28:14). Allah membuat "perjanjian," atau kesepakatan,6dengan Abraham, Ishak, Yakub, dan Daud. Paulus tidak secara khusus mengacu kepada hukum Musa, karena Taurat "ditambahkan" kepada perjanjian-perjanjian yang lebih awal ini (Galatia 3:19). Dalam Galatia 3:16-22, ia membuat perbedaan antara perjanjian Abraham dan perjanjian Sinai dengan mengacu kepada yang pertama sebagai kesepakatan janji dan yang terakhir sebagai kesepakatan hukum.
Keempat, mereka tidak punya harapan. Karena bukan bagian dari bangsa pilihan Israel, orang non-Yahudi tidak punya hubungan perjanjian dengan Allah dan tidak punya janji tentang kedatangan Mesias. Mereka tidak punya harapan tentang Juruselamat dan keselamatan. Agama-agama pagan orang non-Yahudi mencerminkan kerinduan mereka terhadap kehidupan di masa depan, tetapi Paulus bicara tentang fakta bahwa mereka tanpa harapan yang nyata. Harapan apa saja yang mereka miliki untuk kehidupan setelah kematian adalah harapan yang sesat dan palsu. Mereka memiliki pengetahuan yang terbatas tentang Allah dan dikeluarkan dari warisan Kitab Suci dan janji-janji mesianik. Orang Kristen non-Yahudi, karena diingatkan tentang keadaan mereka sebelumnya, akan sangat lebih menghargai karena sekarang mereka memiliki harapan oleh karena "Kristus di dalam [mereka]" (Kolose 1:27).
Kelima, mereka tanpa Allah di dalam dunia. Wilayah kekuasaan orang non-Yahudi adalah "jalan dunia ini" (2:2), dunia yang terasing dari Allah. Pelayanan mereka kepada allah-allah palsu menjadikan mereka tanpa Allah sejati dan tanpa harapan sejati. Dalam Galatia 4:8, Paulus menggambarkan keadaan masa lalu orang Kristen non-Yahudi: "Dahulu, ketika kamu tidak mengenal Allah, kamu memperhambakan diri kepada allah-allah yang pada hakekatnya bukan Allah." Orang non-Yahudi, karena tidak mengenal Allah sejati, adalah "tanpa Allah" (a‡qeoß, atheos). Evaluasi Paulus terhadap keadaan sulit mereka menjadikan mereka tanpa Allah dan tanpa harapan di dunia.
TFTWMS: Ef 2:11-18 - Ras Ketiga RAS KETIGA (Efesus 2:11-18)
Kent Hughes bercerita tentang John Reed, yang mengemudikan bis sekolah di Australia. Bis itu membawa anak-anak kulit puti...
RAS KETIGA (Efesus 2:11-18)
Kent Hughes bercerita tentang John Reed, yang mengemudikan bis sekolah di Australia. Bis itu membawa anak-anak kulit putih dan anak-anak aborigin. Anak-anak laki-laki itu selalu saja cekcok dan berkelahi. Akhirnya, John mendengar semua percekcokan yang bisa ia tengahi di antara anak-anak laki-laki itu. Ia menghentikan bis itu di tepi jalan dan berkata kepada anak-anak laki-laki kulit putih, "Apakah warna kulitmu?"
"Putih."
John berkata, "Tidak, warna kulitmu hijau. Semua anak laki-laki yang naik bis ini berkulit hijau. Sekarang, apakah warna kulitmu?"
Anak-anak laki-laki berkulit putih itu menjawab, "Hijau."
Lalu John bicara kepada anak-anak aborigin dan berkata, "Apakah warna kulitmu?"
"Hitam," jawab mereka.
"Tidak, warna kulitmu adalah hijau. Semua anak laki-laki yang naik bis ini berkulit hijau. Sekarang, apakah warna kulitmu?"
Anak-anak aborigin itu menjawab, "Hijau."
Hal itu tampaknya bisa mengakhiri percekcokan dan pertengkaran—untuk sejenak. Beberapa kilometer kemudian, seorang anak laki-laki berkata kepada yang lainnya, "Baiklah, sekarang yang hijau muda ke sebelah sini dan yang hijau tua ke sebelah sana." Lalu pertengkaran pun mulai lagi.
Meskipun jalan keluarnya tidak bertahan lama, namun sopir bis itu tahu apa yang diperlukan. Situasi di dalam bis itu memerlukan satu ras baru, tanpa ada perbedaan warna kulit—tidak ada orang berkulit hitam atau berkulit putih, hanya berkulit hijau.1Supaya manusia bisa hidup rukun, tidak boleh dibuat perbedaan.
Surat Paulus kepada jemaat Efesus berbicara tentang penciptaan satu ras baru. Surat itu menyatakan bahwa Yesus datang ke dalam dunia untuk menciptakan satu ras baru tersebut.
Beberapa tahun setelah Paulus menulis Kitab Efesus, Clement dari Aleksandria, orang Kristen abad kedua, mengacukan ras baru ini di dalam salah satu tulisannya: "Kami yang menyembah Allah dalam cara yang baru, sebagai ras yang ketiga, adalah orang Kristen."2
Umat Kristen memang sebuah ras ketiga. Kita adalah komunitas baru Allah, masyarakat baru Allah.
Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu—sebagai orang-orang bukan Yahudi menurut daging, yang disebut orang-orang tak bersunat oleh mereka yang menamakan dirinya "sunat", yaitu sunat lahiriah yang dikerjakan oleh tangan manusia,—bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia. Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh", sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus. Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan, sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera, dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu. Ia datang dan memberitakan damai sejahtera kepada kamu yang "jauh" dan damai sejahtera kepada mereka yang "dekat", karena oleh Dia kita kedua pihak dalam satu Roh beroleh jalan masuk kepada Bapa (2:11-18).
Seandainya dalam satu pernyataan kita bisa menyimpulkan penegasan mendasar dalam nas ini, bisa jadi pernyataan itu adalah ini: Yesus ingin umat Kristen mengerti bahwa mereka mewakili satu ras manusia baru.
KITA BERTUMBUH DALAM PENGHARGAAN KITA AKAN RAS BARU DENGAN MENGINGAT MASA LALU KITA
Mengapakah siapa saja dari kita harus merasa senang atas pembicaraan tentang ras baru? Jawabannya terdapat dalam ayat 11 dan 12. Penghargaan kita untuk ras baru bertumbuh seraya kita mengingat kehidupan lama kita.
Ada satu kata yang menggambarkan kehidupan lama itu— pengasingan. Kehidupan lama kita melibatkan pengasingan dari Allah dan dari orang lain.
Dunia ini bukanlah tempat dimana satu untuk semuanya dan semuanya untuk satu, bukan? Manusia di dalam dunia ini tidak sejalan. Pertikaian terjadi di antara bangsa-bangsa. Di kota-kota besar kita, kelompok-kelompok preman menandai wilayah kekuasaan mereka dan membunuh orang-orang yang menghalangi mereka. Di dalam rumah kita, percekcokan rumah tangga banyak sekali terjadi. Angka perceraian yang melonjak membuktikan hal itu. Bahkan di dalam gereja, beberapa garis pemisah ditarik dan beberapa orang dipisahkan dari yang lainnya. Pemisahan menjadi ciri khas dunia kita.
Paulus menyinggung masalah ini. Agama Kristen tidak mengelak dari masalah kegagalan manusia untuk saling hidup rukun. Faktanya, Paulus memandang agama Kristen sebagai agama yang menghadapi masalah ini secara langsung. Dalam dunia di era Paulus, dua kelompok orang benar-benar terpisah dari satu sama lainnya: orang Yahudi dan orang non-Yahudi. Orang Yahudi menjuluki orang non-
Yahudi "tidak bersunat." Mereka memaksudkan julukan itu untuk mengejek dan menertawakan seluruh ras itu. Pernah dikatakan bahwa seorang rabi yang terkemuka, ketika ditanya mengapa Allah menciptakan begitu banyak orang non-Yahudi, menjawab, "Supaya ada cukup bahan bakar untuk api Gehenna [neraka]."3
Permusuhan antara dua kelompok orang ini begitu sengitnya sehingga haram hukumnya bagi orang Yahudi menolong orang non-Yahudi yang sedang melahirkan, sebab hal itu sama artinya dengan menolong membawa masuk orang non-Yahudi lainnya ke dalam dunia. Jika seorang Yahudi kawin dengan orang non-Yahudi, maka kehilangan yang keluarga Yahudi alami disamakan dengan terjadinya kematian, dan keluarga Yahudi itu akan melakukan upacara penguburan. Bila orang Yahudi memasuki Palestina, ia akan mengibaskan debu di kakinya sehingga kotoran orang non-Yahudi tidak akan mengotori Tanah Suci. Seperti itulah kebencian orang Yahudi terhadap orang non-Yahudi. Bagi orang non-Yahudi, perasaan itu ada juga di dalam diri mereka; mereka memandang rendah orang Yahudi.
Paulus menyurati orang Kristen non-Yahudi, yang sejak kecil sudah tahu bahwa mereka dipandang rendah oleh orang Yahudi, dan yang mereka sendiri pernah membenci setiap orang Yahudi. Paulus mengirim surat itu untuk membuat orang Kristen non-Yahudi ini mengetahui bahwa mereka sudah menjadi bagian dari satu ras baru yang mencakup orang Yahudi dan orang non-Yahudi.
Efesus 2:11, 12 berbicara juga tentang akhir dari keterpisahan antara manusia dan Allah. Ayat 12 memberi lima gambaran tentang keterpisahan orang non-Yahudi dari Allah.
1. "Dahulu kamu ... tanpa [terpisah dari] Kristus." Orang non-Yahudi tidak tahu bahwa semua sejarah sudah menemukan makna dan tujuannya di dalam Yesus Kristus.
2. "Waktu itu kamu … tidak termasuk kewargaan Israel." Orang non-Yahudi tidak menerima hak kewarganegaraan alami yang dimiliki oleh semua keturunan Abraham melalui kelahiran.
3. "Waktu itu kamu … tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan." Mereka berada di luar dan sedang melihat ke dalam.
4. "Waktu itu kamu … [tanpa] pengharapan." Mereka tidak memiliki harapan sebab mereka tidak memiliki Kristus.
5. "Waktu itu kamu … tanpa Allah." Mereka tidak mengenal Allah. Mereka tidak memiliki hubungan yang nyata dengan Dia.
Glenn Owen memiliki pengalaman yang menyentuh hati selama perjalanannya ke Rusia. Ia bercerita tentang pertemuannya dengan seorang wanita di Kiev. Wanita itu memegang Alkitab dan berkata kepada Glenn, "Saya memegang harapan dunia di dalam tangan saya ini."
Glenn kemudian menceritakan reaksinya terhadap apa yang perempuan itu katakan:
… Saya memandang dia dengan kerongkongan yang terasa sesak ... Ada nada kesedihan di dalam suaranya, kesedihan di dalam matanya, kesedihan di dalam hatinya. Namun di dalam diri wanita manis inilah terdapat semangat pengharapan. Di dalam hatinya yang hancur inilah menyala api pengharapan yang selalu menyala di dalam diri mereka yang terbuka terhadap Allah. Wanita itu tahu, ketika dengan hati-hati ia memeluk sambil mengelus Alkitab itu, bahwa ia memiliki alasan untuk pengharapan itu .…
Kami ikut menangis bersama dia ketika kami mendengar kisahnya dan ikut merasakan penderitaannya. Anak laki-lakinya satu-satunya sudah meninggal dunia delapan belas bulan yang lalu karena keracunan radiasi dari kecelakaan reaktor nuklir Chernobyl. Suaminya juga baru saja meninggal dunia tiga bulan sebelumnya karena perawatan medis yang tidak memadai. Sekarang ia datang mencari penghiburan dan pengharapan.
… Perempuan Ukraina yang lembut dan pendiam ini tahu bahwa harapannya terletak di dalam Yesus Kristus, Anak Allah. Pemerintahnya sudah mengecewakan dia. Dalam pengertian tertentu kehidupan juga sudah mengecewakan dia. Kehidupan orang-orang yang paling ia sayangi sudah lenyap. Sendirian, ia tidak memiliki sumber manusia untuk bergantung. Ia tidak memiliki alasan untuk berharap, kecuali kepada Yesus. Yesuslah satu-satunya harapan bagi siapa saja dari kita.4
Sebelum Yesus datang, kita semua dulunya tanpa harapan, namun Yesus merubah penuh hidup kita. Ia menawarkan harapan ini kepada siapa saja yang berpaling kepada Dia. Kapan saja Anda bertanya-tanya, "Apa gunanya hidup ini?"—kapan saja kehidupan tampaknya tidak ada perubahan sama sekali—Yesus datang dan merubah segalanya.
Simaklah bagaimana Paulus menegaskan hal ini dalam ayat 13: "Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu 'jauh', sudah menjadi 'dekat' oleh darah Kristus." Renungkanlah apa yang nas itu katakan, sebab berada "di dalam Kristus Yesus" membuat perbedaan. "Di dalam Kristus Yesus" menggambarkan ras baru itu. Ras baru itu merupakan komunitas manusia yang terwujud "oleh darah Kristus."
Bila kita berpikir tentang akan seperti apakah hidup kita dahulu tanpa perubahan yang Yesus buat, kita semua harus mensyukuri dan memuji Allah karena Yesus sudah berkorban untuk memberi kita pengharapan. Kita bertumbuh di dalam penghargaan kita akan ras baru dengan mengingat masa lalu kita.
KITA BERHUTANG PARTISIPASI DALAM RAS BARU KEPADA TUHAN KITA
Kita berhutang kepada Tuhan seluruhnya, sepenuhnya, dan semuanya atas partisipasi kita di dalam ras baru ini. Ia saja yang sudah memungkinkan terjadinya ras baru itu. Bagaimanakah Yesus melakukan hal itu? Periksalah kata-kata kerja di dalam ayat 15 dan 16.
Pertama, Yesus memungkinkan terjadinya ras ketiga "sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya." Yesus sudah menjauhkan agama Yahudi.
Yesus sudah membuat jelas bahwa agama Kristen merupakan satu-satunya jalan kepada Allah. Ia berkata, "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku" (Yohanes 14:6). Petrus berkata, "Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan" (Kisah 4:12).
Yesus mati bukan untuk mengekalkan keterpisahan dan pengasingan kelompok lain berdasarkan agama. Ia mati untuk mengakhiri perpecahan agama.
Simaklah hal lain lagi yang Yesus sudah perbuat. Bagian selanjutnya dari ayat 15 berkata, "Untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera." Bukan saja Ia sudah melenyapkan sesuatu, namun Ia juga menciptakan sesuatu. Apakah yang ingin Yesus ciptakan? Ia datang untuk menciptakan dalam diri-Nya satu manusia baru. Kata "baru" adalah penting. Ada dua kata Yunani yang diterjemahkan "baru." Neos artinya "baru" dalam waktu. Sesuatu dikatakan baru jika keterwujudannya baru saja terjadi. Kata Yunani yang kedua adalah kainos, artinya "baru" dalam kualitas. Dalam pengertian ini sesuatu dikatakan baru jika sudah mengalami perubahan atau kemajuan dengan tingkatan yang sedemikian rupa sehingga kelihatannya berbeda sama sekali.5
Dalam ayat 15 Paulus memakai kata "baru" yang kedua, kainos. Ia ingin umat Kristen menyadari bahwa Yesus datang untuk menciptakan satu "manusia baru"— keberadaan kualitas manusia yang tidak dikenal sebelumnya—satu ras baru.
Ayat 16 memberi kita kata tindakan, atau kata kerja, yang ketiga yang berhubungan dengan Yesus. Kata itu memberitahu kita tujuan apakah yang ada dalam pikiran Yesus dalam menciptakan "satu manusia baru." Menurut Paulus tujuannya adalah untuk "memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu."
Yesus melakukan hal itu di kayu salib. Ia memperdamaikan ras ketiga—manusia baru, tubuh yang satu—dengan Allah. Ia membawa kembali Allah dan manusia bersama-sama. Yesus juga membawa kembali manusia dengan manusia.
Robert Louis Stevenson bercerita tentang dua orang wanita yang tidak kawin yang tinggal dalam satu kamar apartemen. Akhirnya, tempat tinggal yang sangat sempit itu menyebabkan saraf-saraf mereka tegang. Suatu hari mereka terlibat perdebatan yang sengit tentang masalah agama. Kejengkelan mereka berkembang begitu parahnya, dan mereka saling melontarkan banyak perkataan yang penuh kebencian, sehingga akhirnya mereka bahkan tidak saling menyapa setelah perdebatan itu.
Hari berubah menjadi bulan. Mereka tetap hidup seruangan dengan saling membisu. Tidak satu pun dari mereka yang punya cukup uang untuk pindah ke apartemen lain, jadi mereka tetap tinggal dalam satu kamar itu, dengan tidak pernah saling bicara. Mereka juga menarik garis pemisah di lantai untuk memisahkan tempat tinggal mereka. Selama bertahun-tahun mereka saling membenci dan tidak pernah berbicara dengan satu sama lainnya. Pada malam hari masing-masing baru tertidur setelah mendengar yang lainnya, yang sudah menjadi musuhnya, mendengkur. Mereka hidup dalam keadaan yang sangat menyedihkan itu selama sisa hidup mereka.
Kejadian itu bukan hanya terjadi di dalam buku bacaan; kejadian itu terjadi juga di dalam kehidupan nyata. Saya bahkan sudah melihat kejadian itu di dalam pelbagai jemaat. Boleh jadi kita tidak menarik garis pemisah di atas lantai, namun garis pemisahnya tetap ada di situ. Orang yang memakai nama Kristus sedikit sekali atau sama sekali tidak peduli dengan satu sama lainnya. Yang menonjol malahan perasaan bahwa yang satu lebih hebat secara rohani daripada yang lainnya.
Berdasarkan otoritas Firman Allah saya bisa memberitahu Anda bahwa ketika permusuhan atau keterpisahan atau perpecahan muncul di dalam tubuh Kristus, maka hal itu berlawanan dengan segala sesuatu yang untuknya Yesus sudah mati. Yesus datang untuk menperdamaikan—untuk menciptakan satu manusia baru yang bersatu.
KESIMPULAN
Keadaan manusia di luar Kristus adalah kacau-balau. Berita malam hari, surat kabar pagi hari, dan pengalaman pribadi sepatutnya cukup untuk membuat siapa saja dari kita mengerti bahwa dunia kita ini memang mengkhususkan dirinya dalam masalah keterpisahan, pengasingan, dan permusuhan. Dunia ini adalah dunia tanpa Yesus dimana "setiap orang untuk dirinya sendiri."
Sangat berbeda dengan itu, gereja perlu menjadi tempat kedamaian. Kristus meminta gereja-Nya untuk menjadi tempat yang dipersembahkan untuk memperbaiki hubungan yang rusak, untuk menjadi tempat yang menerima manusia, untuk menjadi tempat kedamaian, dan untuk mengetengahkan satu ras baru.
Untuk mencapai hal itu, kita perlu berpikir dengan sangat serius tentang beberapa hal.
Kita tidak akan pernah mengerti agama Kristen sampai kita mulai menghargai betapa pentingnya ras baru bagi Yesus . Tubuh Kristus adalah dimana agama Kristen ditumbuh-suburkan.
Kita tidak akan memahami agama Kristen jika kita tidak melihat adanya masalah dalam membiarkan adanya tembok pemisah di dalam gereja lokal. Gereja lokal harus menjadi tempat dimana kita semua bekerja untuk menghapus garis pemisah. Jemaat dari gereja Tuhan harus menerima, merangkul, dan mengasihi orang. Siapa saja yang berada dalam gereja harus mengalami apa yang tidak pernah bisa didapatkan di luar gereja—satu ras manusia yang percaya bahwa ada tempat bagi setiap orang dan setiap orang memiliki tempat itu.
TFTWMS: Ef 2:13 - Dibawa Dekat Melalui Kristus DIBAWA DEKAT MELALUI KRISTUS (Efesus 2:13)
13 Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu yang dahulu jauh sudah dibawa dekat oleh darah Kristus (NAS...
DIBAWA DEKAT MELALUI KRISTUS (Efesus 2:13)
13 Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu yang dahulu jauh sudah dibawa dekat oleh darah Kristus (NASB).
Ayat 13. Tentu saja, Paulus juga memiliki kabar baik bagi orang Kristen non-Yahudi. Sebagaimana ayat 4 yang dimulai dengan "tetapi Allah," membuat perbedaan yang jelas antara bagaimana masa lalu jemaat Efesus sebelum mereka mengenal Kristus dan bagaimana keadaan mereka sekarang ini di dalam Kristus, begitu juga ayat 13 dimulai dengan tapi sekarang. Ayat 13 sampai 22 terlihat sangat beda dengan kondisi mereka sebelum mentaati injil. Dahulu ini berbeda dengan "sekarang." Perbedaan antara jauh dan dekat adalah fakta bahwa orang Kristen non-Yahudi ini berada di dalam Kristus.
Di dalam Perjanjian Lama, bangsa-bangsa non-Yahudi disebut sebagai orang yang "jauh" (lihat Ulangan 29:22; 1 Raja 8:41; Yeremia 5:15), sedangkan Israel dianggap "dekat" (Mazmur 148:14). Namun begitu, mendekatnya orang non-Yahudi di dalam Efesus 2 mengacu kepada baik orang non-Yahudi maupun orang Yahudi yang menjadi sebuah komunitas baru orang-orang percaya yang diciptakan baru di dalam Kristus, seperti yang ditunjukkan oleh sisa pasal 2.
Kemungkinan sekarang ini adalah bawah orang Yahudi dan non-Yahudi itu didekatkan oleh karena darah Kristus. Ini adalah acuan kepada salib, di mana Kristus mencurahkan darah-Nya "bagi banyak orang untuk pengampunan dosa" (Matius 26:28). Pesan salib mencakup kenyataan bahwa dalam kematian-Nya Kristus memikul dosa-dosa kita supaya kita bisa menerima kebenaran-Nya (lihat 2 Korintus 5:21). Sebagai orang berdosa, kita telah kehilangan klaim apa saja terhadap kebenaran (Roma 6:20). Karena tidak memiliki kebenaran, kita tidak pernah bisa memiliki hubungan dengan Allah kecuali dan sampai Allah menyatakan kita sebagai orang benar melalui tindakan pembenaran-Nya.
Ketika Paulus bicara tentang "dibawa dekat," ia, tentu saja, sedang mengacu kepada keadaan dekat dengan Allah. Penulis kitab Ibrani mengatakan bahwa orang-orang Kristen Ibrani memiliki "keyakinan untuk masuk ke dalam tempat kudus oleh darah Yesus" (Ibrani 10:19; NASB), dan kemudian ia mendorong mereka untuk "mendekat" (Ibrani 10:22). Allah yang kudus dapat mengundang kita untuk datang mendekat kepada Dia karena Ia telah menyediakan sarana yang dengannya kita bisa mendekati Dia—darah Kristus. Ketika kita berada di dalam Kristus, kita dibenarkan dan dinyatakan benar karena kita diberi pakaian Kristus. Allah mencurahkan murka-Nya atas dosa di kayu salib agar Ia dapat mencurahkan rahmat-Nya kepada orang-orang berdosa dalam baptisan mereka. Allah, oleh karena itu, adil dalam membenarkan orang-orang berdosa (Roma 3:26), karena darah salib memenuhi tuntutan sifat kudus-Nya.
Pada titik ini satu pertanyaan perlu dijawab: Mengapakah darah penting dalam pembenaran orang berdosa? Pelbagai korban darah hewan dipersembahkan selama periode Perjanjian Lama. Korban-korban itu dipersembahkan berulang-ulang, menunjukkan sifat darah binatang yang tidak efektif untuk menghapus dosa (Ibrani 10:1-4). Namun begitu, pelbagai korban binatang itu memberikan gambaran tentang Anak Domba Allah yang sejati, Yesus Kristus, yang dengan satu kali pengorbanan-Nya akan menebus dosa selamanya (Yohanes 1:29; Ibrani 10:10-14). Mengapakah darah-Nya itu penting untuk mendatangkan penebusan bagi dunia? Dalam menggambarkan sistem pengorbanan di bawah hukum Taurat, Imamat 17:11 mengatakan, "Karena nyawa makhluk ada di dalam darahnya." Dalam menumpahkan darah-Nya, Yesus menyerahkan nyawa-Nya yang sempurna untuk hidup kita yang tidak sempurna. Ia mati dengan menumpahkan darah-Nya sehingga kita bisa hidup—secara rohani dan secara abadi.
TFTWMS: Ef 2:14-15 - Perdamaian Di Antara Semua Orang Dalam Satu Tubuh PERDAMAIAN DI ANTARA SEMUA ORANG DALAM SATU TUBUH (Efesus 2:14, 15)
14 Karena Ia sendiri adalah perdamaian kita, yang membuat kedua kelompok menjadi ...
PERDAMAIAN DI ANTARA SEMUA ORANG DALAM SATU TUBUH (Efesus 2:14, 15)
14 Karena Ia sendiri adalah perdamaian kita, yang membuat kedua kelompok menjadi satu dan merobohkan penghalang berupa dinding pemisah, 15 dengan melenyapkan dalam tubuh-Nya permusuhan, yang adalah Taurat yang berisi perintah-perintah yang terkandung di dalam pelbagai peraturan, sehingga dalam diri-Nya sendiri Ia bisa membuat keduanya menjadi satu manusia baru, dengan demikian menciptakan perdamaian (NASB).
Ayat 14. Di dalam Yesaya 9:6 Mesias diketengahkan sebagai datangnya "Raja Damai." Pada kelahiran Kristus, para malaikat bernyanyi, "Damai sejahtera di bumi di antara manusia" (Lukas 2:14). Namun begitu, dalam Efesus 2 Paulus menampilkan Yesus sebagai perdamaian kita karena perdamaian di tengah-tengah manusia dan perdamaian antara manusia dan Allah terikat dalam pribadi Kristus. Tujuan penggunaan ini adalah tegas; itu harus dibaca, "ia sendiri, ia dan tidak ada yang lain.…"1Ia tidak hanya berarti "Ia saja," tetapi juga "Ia dalam pribadi-Nya sendiri."2Selain itu, "perdamaian" memiliki kata sandang di dalam teks Yunaninya sehingga pokok pikirannya harus dibaca, "Karena Ia sendiri, dan tidak ada yang lainnya, adalah perdamaian kita." Ia adalah perdamaian kita; melalui Dia kita memiliki perdamaian, dan tanpa Dia tidak ada perdamaian.
"Perdamaian" ayat 14, ei˙rh/nh (eirēnē), terkait dengan "hal-hal yang digabungkan bersama yang dulunya terpisah."3Konteksnya menunjukkan bahwa "hal-hal" yang terpisah itu adalah orang Yahudi dan non-Yahudi. Pada abad pertama, orang Yahudi dan non-Yahudi, dari sudut pandang manusia, terpisah tanpa harapan. Orang Yahudi memandang orang non-Yahudi sebagai anjing yang keji, najis (lihat Matius 15:27). Mereka tidak mau memasuki rumah orang non-Yahudi (lihat Kisah 10:28). Orang non-Yahudi membalas dengan menganggap orang Yahudi sebagai separatis, dan sebagai orang yang sombong dan rasis.
Kristus, bagaimanapun, membuat kedua kelompok menjadi satu. Ini adalah pemikiran revolusioner. Kristus sebagai "perdamaian kita" menciptakan persatuan ini melalui salib. Sebagaimana palang salib memanjang ke dua arah, lengan Kristus juga menggapai ke arah yang berlawanan untuk menyatukan orang Yahudi dan non-Yahudi.
Dengan membawa kedua kelompok ini ke dalam tubuh-Nya, Kristus merobohkan penghalang yang menjadi dinding pemisah. "Penghalang" (fragmoß, phragmos) utama antara orang Yahudi dan non-Yahudi adalah Taurat Musa yang Allah berikan kepada Israel (lihat 2:15). Taurat itu menjadikan orang Yahudi sebagai umat perjanjian Allah dan memisahkan mereka dari orang-orang lainnya. Beberapa penghalang tambahan telah didirikan oleh karena Taurat itu. Sebagai contoh, bait suci di Yerusalem adalah penghalang antara orang Yahudi dan non-Yahudi. Bait suci itu memiliki pelataran luar yang disebut Pelataran Non-Yahudi, yang ke dalamnya siapa saja boleh masuk. Di dalam Pelataran Non-Yahudi itu terdapat Pelataran Perempuan, yang ke dalamnya kaum perempuan saja yang boleh masuk. Di dalam Pelataran Perempuan terdapat Pelataran Israel, yang hanya boleh dimasuki oleh kaum laki-laki Yahudi. Lalu ada bait suci itu sendiri, yang boleh dimasuki hanya oleh para imam itu.4Pada dinding batu yang memisahkan Pelataran Orang Non-Yahudi dari Pelataran Perempuan terdapat tulisan yang melarang masuk setiap orang asing ke dalam tempat kudus itu "dengan ancaman hukuman mati."5
Bait suci itu secara simbolis menjauhkan orang non-Yahudi dari hadirat Allah. Paulus mengenal baik penghalang itu, karena penangkapannya di Yerusalem telah didasarkan pada dakwaan palsu bahwa ia telah membawa Trofimus, seorang non-Yahudi dari Efesus, melewati penghalang itu dan masuk ke dalam bait suci (Kisah 21:28, 29).
Ayat 15. Allah menyelesaikan penyatuan orang Yahudi dan non-Yahudi dengan melenyapkan dalam tubuh-Nya permusuhan, yang adalah Taurat yang berisi perintah-perintah yang terkandung di dalam pelbagai peraturan. Ayat 13 mengatakan bahwa darah Kristus mendekatkan mereka yang jauh, dan ayat 14 mengatakan bahwa Kristus adalah perdamaian kita karena Ia sudah membawa bersama orang Yahudi dan non-Yahudi dengan merobohkan dinding pemisah di antara mereka. Dalam konteks seperti itu, kita memahami "melenyapkan dalam tubuh-Nya" sebagai acuan kepada salib. Ketika Ia mati di kayu salib, Kristus membuka jalan bagi orang Yahudi dan non-Yahudi untuk menyingkirkan permusuhan yang diciptakan oleh Taurat. Hal ini mungkin karena Ia sudah melenyapkan hal-hal yang menimbulkan perpecahan ini— Taurat. "Melenyapkan" (katarge÷w, katargeō) berarti "membuat tidak berguna"6atau "mengakhiri."7
Bagi orang yang menganggap Kristus hanya mengakhiri bagian seremonial Taurat atau penggunaan legalistik Taurat adalah orang yang tidak menangkap maksud itu. Paulus berkata bahwa Kristus melenyapkan "Taurat yang berisi perintah-perintah yang terkandung di dalam pelbagai peraturan." "Perintah" (e˙ntolh/, entolē) "menekankan otoritas orang yang memberi perintah"—dalam hal ini, Allah sendiri. "Peraturan-peraturan" adalah "pernyataan-pernyataan yang berisi doktrin" (do/gma, dogma) yang terdapat di dalam Taurat. Paulus menegaskan bahwa seluruh Taurat, yang terdiri dari perintah-perintah dan pernyataan-pernyataan yang berisi doktrin, sudah berakhir dengan kematian Kristus di atas kayu salib. Jika ini tidak terjadi, maka permusuhan antara orang Yahudi dan non-Yahudi, "yang adalah Taurat yang berisi perintah-perintah yang terkandung di dalam pelbagai peraturan," akan sudah berlanjut terus.
Kristus mati untuk saling mendamaikan kedua kelompok dan merobohkan dinding pemisah Taurat, sehingga dalam diri-Nya sendiri Ia bisa membuat keduanya menjadi satu manusia baru, dengan demikian menciptakan perdamaian. Ia menciptakan perdamaian antara mereka untuk "membuat keduanya menjadi satu manusia baru" di dalam diri-Nya. "Membuat" bukan dari kata poie÷w (poieō), tapi kti÷zw (ktizō), yang berarti "menciptakan."8Kristus tidak hanya menggabungkan yang terbaik yang orang Yahudi harus persembahkan dengan yang terbaik yang orang non-Yahudi harus persembahkan untuk mendatangkan keserasian. Sebaliknya, Kristus bermaksud untuk menciptakan dari orang Yahudi dan orang non-Yahudi sesuatu yang sama sekali baru—"satu manusia baru." Manusia baru ini diciptakan "di dalam diri-Nya." Dalam 2 Korintus 5:17, Paulus berkata, "Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru." Ketika seseorang dibaptis ke dalam Kristus, ia akan ditambahkan kepada tubuh Kristus, gereja (lihat Roma 6:3; 1 Korintus 12:13.). Jika orang di dalam Kristus adalah ciptaan baru, maka banyak orang di dalam Kristus adalah ciptaan baru, "satu manusia baru," tubuh Kristus.
Orang-orang di dalam tubuh Kristus, gereja, tetap laki-laki dan perempuan, kaya dan miskin, tuan dan hamba (6:5-9), dan Yahudi dan non-Yahudi. Namun begitu, semua orang di dalam Kristus—tidak peduli siapa atau apa mereka sebelum datang kepada Kristus—memiliki akses yang sama kepada Allah dan merupakan bagian penting dari penciptaan baru, manusia baru, yang adalah tubuh Kristus, gereja. Pelbagai perbedaan kita diatur oleh Allah, namun perbedaan itu tidak ada artinya jika dibandingkan dengan masalah yang lebih besar tentang sudah menjadi apa kita di dalam Kristus. Paulus menyatakan kepada jemaat Galatia, Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus. Karena kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus. Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus (Galatia 3:26-28).
Paulus tidak sedang bicara tentang pelbagai peran di dalam gereja, tetapi tentang memiliki akses yang sama kepada Allah. Ia tidak sedang berfokus pada pelbagai jabatan dalam kehidupan, tapi pada hubungan dengan Allah. Pertanyaannya bukan tentang identitas pribadi, tetapi tentang menjadi siapakah orang yang berada di dalam Kristus—bagian dari ciptaan baru.
Kristus mencapai tujuan besar di kayu salib dalam menyatukan semua manusia. Namun begitu, kesatuan manusia dengan manusia bukanlah hal terbesar yang dimungkinkan oleh Kristus. Bahkan yang lebih besar adalah kesempatan bagi apa saja untuk disatukan dengan Allah. Ini adalah tujuan akhir yang Allah maksudkan dan beritahukan (lihat 1:9, 10).
TFTWMS: Ef 2:16-22 - Perdamaian Dengan Allah Dalam Satu Tubuh PERDAMAIAN DENGAN ALLAH DALAM SATU TUBUH (Efesus 2:16-22)
16 Dan bisa mendamaikan mereka berdua dalam satu tubuh kepada Allah melalui salib, dengan s...
PERDAMAIAN DENGAN ALLAH DALAM SATU TUBUH (Efesus 2:16-22)
16 Dan bisa mendamaikan mereka berdua dalam satu tubuh kepada Allah melalui salib, dengan salib mematikan permusuhan itu. 17 Dan Ia datang dan memberitakan perdamaian kepada kamu yang jauh, dan perdamaian bagi mereka yang dekat; 18 karena melalui Dia kita sama-sama memiliki akses kita dalam satu Roh kepada Bapa. 19 Sehingga kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, tetapi kamu adalah sesama warga dengan orang-orang kudus, dan berasal dari rumah tangga Allah, 20 setelah dibangun di atas pondasi para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sendiri sebagai batu penjuru, 21di dalam siapa seluruh bangunan, yang disusun bersama, tumbuh menjadi satu bait suci di dalam Tuhan, 22 di dalam siapa kamu juga sedang dibangun bersama menjadi tempat tinggal Allah dalam Roh (NASB).
Ayat 16. Melalui salib Yesus memungkinkan terjadinya perdamaian orang berdosa dengan Allah. Yesus memikul dosa-dosa kita supaya kita bisa menikmati kebenaran-Nya.
Perdamaian kepada Allah berlangsung dalam satu tubuh. Tubuh Kristus di Efesus adalah gereja (lihat 1:22, 23), "manusia baru" (lihat 2:15). Oleh karena itu, setiap orang yang diperdamaikan dengan Allah adalah bagian gereja. Diperdamaikan dengan Allah adalah sama dengan berada di dalam gereja. Ketika kita dibaptis ke dalam Kristus, kita dibaptis ke dalam tubuh, gereja (1 Korintus 12:13). Karena itu, berada di dalam Kristus adalah sama dengan berada di dalam gereja. Sebelum orang mentaati injil, ia berada di luar Kristus, di luar gereja, dan di luar perdamaian dengan Allah.
Posisi ini tidak mengecilkan kasih karunia Allah atau salib Kristus. Juga tidak terlalu banyak memberi tekanan pada gereja atau peran manusia dalam keselamatan. Kasih karunia Allah dan salib Kristus diterima dan dimanfaatkan melalui penerimaan manusia. Allah tidak memaksakan keselamatan kepada kita. Juruselamat adalah Kristus, bukan gereja; tetapi gereja adalah orang-orang yang diselamatkan. Manusia tidak bisa menyelamatkan dirinya oleh dirinya sendiri, tapi ia bisa menerima keselamatan yang ada di dalam Kristus. Ia bisa, dalam penerimaannya, membolehkan Allah untuk menyelamatkan dia, menambahkan dia kepada gereja, dan memperdamaikan dia kepada diri-Nya "dalam satu tubuh."
Dengan salib Allah mematikan permusuhan dan mengakhiri perseteruan antara manusia dan manusia serta keterasingan manusia dari Allah. Karena "permusuhan" dalam ayat 15 dikatakan sebagai Taurat yang memisahkan orang Yahudi dan orang non-Yahudi, beberapa komentator berpendapat bahwa "permusuhan" dalam ayat 16 secara eksklusif mengacu kepada keterasingan manusia dari manusia. Namun begitu, dalam ayat 13 sampai 16, kita mengetahui bahwa darah Kristus mendatangkan perdamaian kepada mereka yang jauh dari Allah dan dari satu sama lain. "Permusuhan" adalah acuan kepada semua perseteruan, yang Kristus akhiri ketika Ia mati.
Ayat 17. Dalam mengakhiri perseteruan, Kristus memungkinkan terjadinya perdamaian. Ayat ini (yang muncul dalam huruf besar di dalam NASB untuk menunjukkan bahwa itu adalah kutipan dari Perjanjian Lama) adalah terjemahan bebas dari Yesaya 57:19: "Damai, damai sejahtera bagi mereka yang jauh dan bagi mereka yang dekat." Dari konteks nas Yesaya itu, kita ketahui bahwa acuan nabi itu kepada mereka yang jauh dan mereka yang dekat berarti orang Yahudi yang akan berada dalam penawanan di negeri asing dan beberapa orang yang akan tetap berada di Kanaan. Allah akan membawa pesan perdamaian kepada kedua kelompok itu. Di dalam kitab Efesus, Paulus menerapkan acuan Yesaya itu kepada orang Yahudi dan non-Yahudi. Kristus, melalui kematian-Nya di kayu salib, memberitakan kemungkinan perdamaian bagi kedua kelompok itu—perdamaian dengan satu sama lain dan perdamaian dengan Allah. Perdamaian di sini harus secara utama berarti perdamaian dengan Allah karena perdamaian ini sudah diberitakan kepada kedua kelompok ini.
Ia datang dan memberitakan perdamaian tidak mengacu kepada ajaran Yesus selama pelayanan pribadi-Nya, kepada pemberitaan Yesus melalui para rasul setelah kebangkitan-Nya, atau kepada seluruh pekerjaan Kristus. Sebaliknya, itu berlaku kepada kematian Kristus yang mendamaikan, yang dibahas sepanjang 2:14-18.
Ayat 18. Kata-kata ini membentuk kesimpulan ke arah mana rasul itu bergerak. Melalui karya Kristus, baik orang Yahudi dan non-Yahudi sekarang memiliki akses kepada Allah! Akses adalah terjemahan dari istilah Yunani prosagwgh (prosagōgē), yang berarti "tindakan membawa kepada, pindah kepada"9; namun perlu dicatat bahwa kata kerja kita … miliki adalah intransitif dan mengandung gagasan "kita mungkin datang" ketimbang "kita dibawa."10Dalam Efesus 3:12 dan Roma 5:1, 2, Paulus menyajikan konsep yang sama ini. "Akses" juga mengacu kepada "hak untuk bertemu dengan Raja,"11dan dalam hal ini Raja itu adalah Allah. Melalui Kristus saja (Yohanes 14:6) semua orang dapat memiliki akses kepada Allah.
Ayat 19. Karena mereka yang menerima surat ini telah memilih jalan menuju Allah, maka Paulus bisa menulis, "Sehingga kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, tetapi kamu adalah sesama warga dengan orang-orang kudus." Dalam 2:19-22, Paulus meringkas 2:14-18 dan menarik beberapa kesimpulan. Orang non-Yahudi selama ini sudah dianggap sebagai orang asing (lihat 2:12) dan pendatang sebab mereka dulu pernah tanpa status, tanpa perjanjian, tanpa hak istimewa, tanpa harapan, tanpa Allah, dan tanpa negara. Kata benda Yunani yang diterjemahkan "orang asing" adalah pa¿roikoß (paroikos), kata majemuk dari para para ("bersama") dan oijke÷w oikeō ("membuat rumah seseorang"). "Dengan demikian itu bicara tentang orang yang memiliki rumah bersama orang lain. Kata itu di sini digunakan tentang orang yang datang dari negara lain … tapi tidak dianggap sebagai warga negara."12Meski orang Yahudi memiliki hak istimewa sebelum kedatangan Kristus, mereka juga adalah orang asing terhadap janji-janji yang dibuat di dalam injil dan terasing dari Allah karena mereka adalah pendosa.
Orang Yahudi dan non-Yahudi yang telah masuk ke dalam Kristus adalah sesama warga (sumpoli÷thß, sumpolitēs) dari kota Allah. Umat Kristen di Efesus, dengan penekanan khusus kepada orang-orang Kristen non-Yahudi, tidak lagi tanpa rumah; tidak juga tanpa kewarganegaraan, karena mereka telah menjadi bagian dari kewargaan Allah. Di tempat lain, Paulus menekankan maksud yang sama ini. Kepada jemaat Filipi ia berkata, "Karena kewargaan kita adalah di dalam sorga" (3:20), dan kepada jemaat di Korintus ia menegaskan, "Kami ini adalah utusan-utusan Kristus"(2 Korintus 5:20). Seorang utusan menetap di satu negara tetapi sebagai warga negara lain. Ia mewakili dan bicara dengan otoritas tanah airnya di sebuah negara asing. Sebagai orang Kristen, kita hidup di dunia ini tetapi sebagai warga negara lain; kita mewakili dan bicara untuk sorga ketika hidup di bumi. Semua orang Kristen adalah "sesama warga."
Apakah yang Paulus maksudkan ketika ia mengatakan jemaat Efesus adalah "sesama warga" dengan orang-orang kudus? Siapakah yang termasuk dalam "orang-orang kudus" ("umat Allah"; NIV)? "Orang-orang Kudus" adalah terjemahan dari kata benda Yunani a'gioi (hagioi) dan artinya semata-mata "orang-orang kudus" (seperti yang diterjemahkan di dalam Yudas 14). Siapakah "orang-orang kudus" ini?
Apakah mereka itu orang Yahudi Kristen? Beberapa orang mengira begitu dan mengutip tempat-tempat di mana Paulus mengacukan orang-orang Kristen Yahudi sebagai "orang-orang kudus." Namun begitu, di dalam Kristus pelbagai perbedaan telah dirobohkan; Yahudi dan non-Yahudi sama-sama butuh pelbagai berkat di dalam Kristus yang Paulus cantumkan di dalam 2:13-16.
Apakah mereka itu malaikat? Beberapa orang lainnya menganut kepercayaan ini dan mengutip ayat-ayat Perjanjian Lama seperti Ayub 15:15 dan Mazmur 89:5 dan pelbagai acuan Perjanjian Baru seperti 1 Tesalonika 3:13 dan 2 Tesalonika 1:7, 10, di mana malaikat disebut sebagai "orang-orang kudus" atau "yang kudus" (hagioi). Mereka yang memberi penjelasan ini juga menyimpulkan bahwa Kolose 1:12, acuan kepada "orang-orang kudus" (hagioi), bisa berarti para malaikat. Beberapa orang selanjutnya mengulas bahwa orang Kristen memiliki "kewargaan … di dalam sorga" (Filipi 3:20), ia milik "Yerusalem sorgawi" (Galatia 4:26), dan ia sudah "datang ke Bukit Sion, ke kota Allah yang hidup, Yerusalem sorgawi dan kepada beribu-ribu malaikat, suatu kumpulan yang meriah" (Ibrani 12:22).
Namun begitu, pertanyaan yang harus kita tanyakan di sini adalah "Siapakah yang Paulus sedang acukan ketika ia menggunakan hagioi dalam pelbagai acuan lainnya di dalam Kitab Efesus." Paulus mengalamatkan surat itu kepada "orang-orang kudus [hagioi] yang berada di Efesus" (lihat 1:1). Ia menggunakan beragam bentuk kata itu sebanyak empat belas kali pada kesempatan lain di dalam kitab Efesus: dua kali mengacu kepada Roh Kudus (1:13; 4:30); dua kali mengacu kepada gereja (2:21; 5:27); satu kali mengacu kepada para rasul dan para nabi (3:5); satu kali kata itu menggambarkan bagaimana orang Kristen harus hidup (1:4); dan delapan kali, termasuk 2:19, diterjemahkan sebagai "orang-orang kudus" (1:15, 18; 3:8, 18; 4:12; 5:3; 6:18). Penggunaan kata hagios dan hagioi di dalam Efesus, yang mengacu kepada "orang-orang kudus," tampaknya tidak mengacu kepada orang-orang Kristen Yahudi atau para malaikat, tetapi kepada semua orang Kristen, apakah Yahudi atau non-Yahudi.
Ungkapan rumah tangga Allah selanjutnya menekankan pengertian rasa memiliki orang Kristen di dalam tubuh Kristus. Kata benda Yunani oi˙kei√oß (oikeios) digunakan juga di tempat lain oleh Paulus (Galatia 6:10; 1 Timotius 5:8) dan berarti "milik rumah tangga atau keluarga … orang dekat … kerabat."13Ini adalah kata yang lebih intim daripada "sesama warga" dan mengacu kepada fakta bahwa orang Kristen adalah bagian dari keluarga Allah, punya kekerabatan dengan Allah, dan punya hubungan Bapa/anak dengan Allah.
Ayat 20a. Ungkapan setelah dibangun di atas pondasi para rasul dan para nabi mengacu kepada gereja sebagai bangunan rohani, dengan para rasul dan para nabi sebagai pondasinya. Kiasan ini mungkin tampak aneh karena kita tahu bahwa gereja "dibangun" di atas kebenaran yang diakui oleh Petrus bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah (lihat Matius 16:16-18). Di tempat lain, Paulus berkata, "Karena tidak ada seorangpun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus" (1 Korintus 3:11). Lalu, bagaimanakah ia bisa menegaskan bahwa gereja dibangun di atas "dasar para rasul dan para nabi"?
Pertama, siapakah "para rasul dan para nabi" yang disebutkan itu? Dua Belas "rasul" (aÓpo/stoloi, apostoloi) dipilih oleh Kristus dari antara murid-murid-Nya. Belakangan, Matias dipilih untuk menggantikan Yudas, yang "telah jatuh ke tempat yang wajar baginya" (Kisah 1:15-26). Akhirnya, Paulus dipilih "oleh kehendak Allah" (Efesus 1:1) dan seperti kepada "anak yang lahir sebelum waktunya" untuk menjadi rasul yang terakhir (1 Korintus 15:8). Paulus menegaskan bahwa, di satu sisi, ia "yang paling hina dari semua rasul" sebab ia telah menganiaya gereja (1 Korintus 15:9), meski begitu, di sisi lain, ia sama sekali "tidak kurang" daripada rasul-rasul yang mana saja (2 Korintus 11:5; lihat 12:11). Seperti rasul-rasul lainnya, ia adalah saksi mata kebangkitan Kristus (lihat Kisah 1:22) dan melakukan pelbagai mujizat sebagai "tanda-tanda" kerasulan (2 Korintus 12:12).
"Rasul-rasul" sebenarnya berarti mereka yang "diutus."14Di dalam Perjanjian Baru kata itu digunakan untuk mengacu kepada orang lain selain Dua Belas Rasul, Matias, dan Paulus. Yakobus, saudara Tuhan, disebut rasul; Barnabas disebut rasul; guru-guru palsu disebut rasul-rasul; beberapa orang mengaku sebagai rasul tapi nyatanya bukan; dan Kristus disebut Rasul.15Semua ini adalah rasul-rasul—tidak dalam pengertian Dua Belas Rasul, Matias, dan Paulus, tetapi dalam pengertian bahwa mereka semua "diutus" atau "dikirim" kepada misi khusus oleh seseorang.
Siapa sajakah "nabi-nabi" itu? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita harus mempertimbangkan bahwa nabi-nabi itu disebutkan setelah para rasul, Paulus bicara tentang nabi-nabi itu dalam 3:5 sebagai orang-orang yang kepada siapa injil diungkapkan, dan nubuatan disebutkan di antara pelbagai karunia Kristus bagi gereja (4:11). Oleh karena itu, mereka ini pastinya adalah nabi-nabi Era Kristen dan bukan nabi-nabi Perjanjian Lama yang hanya melihat injil sebagai prospek. Di dalam Perjanjian Baru, nabi-nabi dan karunia nubuatan adalah bagian dari kehidupan gereja (lihat Kisah 11:27; 13: 1; Roma 12:6; 1 Korintus 12-14; 1 Tesalonika 5:20).
Dalam pengertian adalah rasul-rasul dan nabi-nabi adalah "pondasi" gereja? Di dalam 1 Korintus 3:9-15, Paulus menggambarkan Kristus sebagai pondasi bangunan Allah dan dirinya sendiri serta orang lain sebagai ahli bangunan yang bijaksana yang meletakkan pondasi itu dengan memberitakan Kristus. Proses membangun di atas pondasi itu terjadi ketika orang diubah hidupnya kepada Kristus. Namun begitu, dalam Efesus 2 Paulus menggambarkan para rasul dan para nabi dengan cara yang berbeda—bukan sebagai orang-orang yang meletakkan dan membangun di atas pondasi, tetapi sebagai pondasi itu sendiri. "Pondasi" itu bisa saja malah mengacu kepada pondasi yang para rasul dan para nabi letakkan. Hal ini akan mengetengahkan rasul-rasul itu sebagai meletakkan pondasi bagi gereja dalam apa yang mereka khotbahkan, yaitu Kristus. Pandangan ini sangat selaras dengan Matius 16:16-18 dan 1 Korintus 3:11 dan membandingkan para rasul dan para nabi itu dengan pondasi hanya dalam pengertian bahwa mereka memberitakan Kristus yang disalibkan, Anak Allah yang dibangkitkan, Batu Karang yang di atasnya gereja dibangun.
Ayat 20b. Para juru penerang itu tidak sepakat tentang apa arti ungkapan batu penjuru. Itu adalah terjemahan dari aÓkrogwniai√oß (akrogōniaios) dan biasanya didefinisikan dalam kaitannya dengan suatu struktur yang berada "di sudut yang ekstrim; batu pondasi yang disudut (penting oleh karena dukungan yang diberikan, dan kedudukan yang terhormat)."16Beberapa orang beranggapan bahwa istilah itu mengacu kepada batu puncak, "batu puncak di puncak bangunan."17Pemeriksaan terhadap pelbagai acuan dan penerapan penggunaan yang beragam atas "batu penjuru" di dalam Kitab Suci akan membantu kita untuk menentukan pendapat manakah yang lebih baik.
Pemazmur berkata, "Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru" (Mazmur 118:22). Di dalam Yesaya 28:16, Allah berkata, "Sesungguhnya, Aku meletakkan sebagai dasar di Sion sebuah batu, batu yang teruji, sebuah batu penjuru yang mahal, suatu dasar yang teguh" (huruf miring ditambahkan). Kedua nas itu bersifat mesianik dan dikutip seperti itu di dalam Perjanjian Baru: Yesus menggunakan bahasa mazmur untuk membicarakan diri-Nya yang ditolak oleh umat-Nya sendiri, tetapi tidak membahas pentingnya "batu penjuru" (lihat Matius 21:42; Markus 12:10, 11; Lukas 20:17). Petrus mengutip mazmur itu dan menerapkannya kepada penolakan terhadap Kristus di Kisah 4:11. Paulus mengutip bagian-bagian dari nas-nas Perjanjian Lama di Roma 9:33 dan 10:11 dan menerapkannya kepada penerimaan dan penolakan terhadap Kristus, tetapi ia juga tidak memberi penjelasan tentang "batu penjuru."
Nas yang paling membantu dalam mengidentifikasi "batu penjuru" itu mungkin adalah Yesaya 28:16, yang mengatakan itu adalah "suatu dasar yang teguh." Sebuah catatan tepi dalam beberapa cetakan Alkitab NASB menambahkan bahwa batu seperti itu "diletakkan dengan rapi." Menurut nas Yesaya itu dan definisi yang diberikan sebelumnya, tampaknya yang terbaik adalah menganggap "batu penjuru" itu sebagai "batu sudut" yang ditempatkan di sudut dinding sehingga "sudut batu penjuru itu mengatur semua kedudukan dan semua sudut lainnya dari bangunan itu."18Hal ini akan menjadikan Kristus sebagai pondasi bangunan Allah. Ia diberitakan oleh para rasul dan para nabi, dan Ia adalah batu sudut yang menentukan setiap kedudukan dan sudut di seluruh bagunan itu. Kristus adalah pondasi yang di atasnya gereja dibangun dan legislator dari semua hal yang gereja harus imani, ajarkan, dan praktikkan. Tanpa Kristus (pondasi) dan Firman-Nya (otoritas), gereja tidak bisa terwujud atau berfungsi.
Ayat 21, 22. Di sini diberikan ringkasan Paulus atas kiasan bangunannya. Di dalam siapa mengacu kepada "Kristus Yesus," dan seluruh bangunan mengacu kepada "keluarga Allah" dengan "pondasi" dan "batu penjuru"nya. Dengan menggunakan lagi "di dalam siapa," Paulus sedang menunjukkan bahwa pekerjaan gereja, pertumbuhan gereja, pembinaan gereja, dan wujud gereja itu sendiri terletak pada hubungannya dengan Kristus.Paulus sudah menekankan fakta ini di awal kalimat itu dan melakukannya lagi di akhir kalimat itu dengan menggunakan "di dalam Tuhan."
Yang disusun bersama diterjemahkan dari participle sunarmologe÷w (sunarmologeō), yang hanya muncul di sini dan di 4:16 di dalam Perjanjian Baru. Kiasan di dalam dua teks itu menekankan bahwa para anggota gereja adalah bagian yang membentuk keseluruhan Kristus, yang digambarkan sebagai sebuah bangunan dan sebagai sebuah tubuh. Di dalam 4:16, topik Paulus adalah gereja sebagai tubuh, dengan masing-masing bagian itu saling bergantung dalam melayani Kristus. Pertumbuhan dan pembinaan tubuh itu dimungkinkan ketika setiap bagian berfungsi dengan benar. Bentuk present participle itu menunjukkan bahwa penyusunan bersama ini adalah kegiatan yang berkelanjutan hingga saat ini.19Awalan su÷n (sun) menunjukkan kesatuan rohani.20
Pengertiannya adalah bahwa gereja sebagai bangunan Allah adalah kenyataan saat ini, tapi penyusunan bersama orang Yahudi dan non Yahudi ke dalam kesatuan yang terpadu dan harmonis adalah proses yang berkelanjutan. "Setelah dibangun" menunjukkan bahwa jemaat Efesus sudah ditempatkan di atas pondasi itu oleh Allah ketika mereka mentaati kabar baik itu dan ditambahkan kepada gereja (lihat Kisah 2:38-47).21
Gereja itu sekarang terwujud dan terus memiliki orang-orang yang ditambahkan ke dalamnya "sebagai batu yang hidup" di dalam rumah rohani (lihat 1 Petrus 2:5). Dengan cara ini gereja tumbuh menjadi bait Allah yang kudus di dalam Kristus. Gereja tidak hanya berkembang dengan penambahan "batu yang hidup," tetapi gereja juga berkembang secara rohani ketika para anggotanya—"batu-batu yang hidup" ini— mengalami kekudusan hidup. Dalam pertumbuhan ganda ini, gereja itu menjadi "bait suci."
Bait suci yang tumbuh ini adalah tempat di mana Allah menetap dalam Roh. Paulus memberikan komentari terilham tentang ayat 22 dalam 1 Korintus 3:16 ketika ia bertanya, "Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?" Ia melanjutkan dengan mengatakan, "Bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu" (1 Korintus 3:17). Gereja adalah bangunan Allah, bait Allah, dan tempat tinggal Allah. Betapa suatu insentif yang luar biasa bagi hidup yang kudus!
Dalam bagian kitab Efesus ini, Paulus menunjukkan bahwa orang Yahudi dan non-Yahudi telah dibuat satu di dalam Kristus. Mereka sudah didamaikan dengan satu sama lain dan dengan Allah. Mereka adalah warga negara di dalam kerajaan Allah, orang-orang kudus milik Allah, anggota keluarga Allah, dan batu-batu yang hidup di dalam bait Allah yang selalu tumbuh—tempat di mana Ia menetap.
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Efesus (Pendahuluan Kitab) Penulis : Paulus
Tema : Kristus dan Gereja
Tanggal Penulisan: Sekitar 62 M
Latar Belakang
Surat Efesus merupakan salah satu pu...
Penulis : Paulus
Tema : Kristus dan Gereja
Tanggal Penulisan: Sekitar 62 M
Latar Belakang
Surat Efesus merupakan salah satu puncak dalam penyataan alkitabiah dan menduduki tempat yang unik di antara surat-surat Paulus. Surat ini tidak ditulis sebagai jawaban terhadap suatu kontroversi doktrinal atau persoalan pastoral seperti banyak surat lain, sebaliknya Efesus memberikan kesan akan luapan penyataan yang melimpah sebagai hasil dari kehidupan doa pribadi Paulus. Paulus menulis surat ini ketika dipenjara karena Kristus (Ef 3:1; Ef 4:1; Ef 6:20), kemungkinan besar di Roma. Ada banyak persamaan di antara surat ini dengan surat Kolose dan mungkin ditulis tidak lama sesudah surat Kolose. Kedua surat ini mungkin dibawa secara serentak ke tujuannya oleh seorang kawan sekerja Paulus yang bernama Tikhikus (Ef 6:21; bd. Kol 4:7).
Kepercayaan umum ialah bahwa Paulus menulis surat ini dengan maksud agar sidang pembaca akan lebih luas daripada jemaat di Efesus saja -- mungkin surat ini ditulisnya sebagai surat edaran untuk gereja-gereja di seluruh propinsi Asia. Pada mulanya mungkin setiap jemaat di Asia Kecil menyisipkan namanya sendiri di Ef 1:1, sebagai bukti relevansi amanatnya yang mendalam bagi semua gereja Yesus Kristus yang sejati. Banyak orang mengira surat Efesus ini adalah surat kepada jemaat di Laodikea yang disebut Paulus dalam Kol 4:16.
Tujuan
Tujuan Paulus dalam menulis surat ini tersirat dalam Ef 1:15-17. Dengan tekun ia berdoa sambil merindukan agar para pembacanya bertumbuh dalam iman, kasih, hikmat, dan penyataan Bapa yang mulia. Dia sungguh-sungguh menginginkan agar hidup mereka layak di hadapan Tuhan Yesus Kristus (mis. Ef 4:1-3; Ef 5:1-2). Oleh karena itu, Paulus berusaha untuk menguatkan iman dan dasar rohani mereka dengan menyatakan kepenuhan maksud kekal Allah dari penebusan "dalam Kristus"(Ef 1:3-14; Ef 3:10-12) untuk gereja (Ef 1:22-23; Ef 2:11-22; Ef 3:21; Ef 4:11-16; Ef 5:25-27) dan untuk setiap orang (Ef 1:15-21; Ef 2:1-10; Ef 3:16-20; Ef 4:1-3,17-32; Ef 5:1--6:20).
Survai
Secara paling sederhana PB terdiri atas dua tema dasar:
- (1) bagaimana kita ditebus oleh Allah, dan
- (2) bagaimana kita harus hidup sebagai umat tertebus itu.
Pasal 1-3 (Ef 1:1--3:21) secara umum membahas tema yang pertama, sedangkan pasal 4-6 (Ef 4:1--6:24) difokuskan pada yang kedua.
- (1) Pasal 1-3 (Ef 1:1--3:21) dimulai dengan suatu paragraf pembukaan yang merupakan salah satu nas yang paling dalam di Alkitab (Ef 1:3-14). Kidung penebusan yang sangat indah ini menaikkan pujian karena Bapa telah memilih, menentukan dan mengangkat kita sebagai anak-anak-Nya (Ef 1:3-6), karena Putra yang menebus kita dengan darah-Nya (Ef 1:7-12), dan karena Roh Kudus sebagai meterai dan jaminan warisan kita (Ef 1:13-14). Di bagian ini Paulus menekankan bahwa dalam penebusan karena kasih karunia oleh iman, Allah memperdamaikan kita dengan diri-Nya (Ef 2:1-10) dan dengan sesama umat tertebus (Ef 2:11-15), dan sedang mempersatukan kita di dalam Kristus dalam satu tubuh, yaitu gereja (Ef 2:16-22). Tujuan penebusan adalah "mempersatukan di dalam Kristus sebagai Kepala segala sesuatu baik yang di sorga maupun yang di bumi," (Ef 1:10).
- (2) Pasal 4-6 (Ef 4:1--6:24) pada umumnya terdiri atas arahan-arahan praktis bagi gereja mengenai tuntutan penebusan di dalam Kristus atas kehidupan pribadi dan kehidupan bersama kita.
Di antara 35 pengarahan yang diberikan dalam surat ini mengenai bagaimana seorang tertebus harus hidup, ditekankan tiga kategori luas.
- (1) Orang percaya dipanggil kepada suatu kehidupan baru yang murni dan terpisah dari dunia. Mereka dipanggil untuk "kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya" (Ef 1:4), "menjadi bait Allah yang kudus" (Ef 2:21), "hidup ... berpadanan dengan panggilan (mereka) itu" (Ef 4:1), "mencapai ... kedewasaan penuh" (Ef 4:13), hidup "di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya" (Ef 4:24), "hiduplah di dalam kasih" (Ef 5:2; bd. Ef 3:17-19), dan menjadi kudus "dengan ... firman" (Ef 5:26) agar Kristus bisa memperoleh "jemaat ... tanpa cacat atau kerut ... kudus dan tidak bercela" (Ef 5:27).
- (2) Orang percaya dipanggil kepada suatu cara hidup baru dalam hubungan keluarga dan kerja (Ef 5:22--6:9). Semua hubungan ini hendaknya dikuasai oleh prinsip-prinsip yang menandai orang percaya berbeda sekali dari masyarakat sekular di mana mereka hidup.
- (3) Akhirnya, orang percaya dipanggil untuk tetap berdiri teguh terhadap semua rencana jahat Iblis dan terhadap "roh-roh jahat di udara" yang hebat sekali (Ef 6:10-20).
Ciri-ciri Khas
Lima ciri utama menandai surat ini.
- (1) Penyingkapan kebenaran teologis akbar dalam pasal 1-3 (Ef 1:1--3:21) dihentikan sejenak oleh dua doa rasuli yang paling berkuasa dalam PB: yang pertama memohon hikmat dan wahyu dalam pengenalan akan Allah (Ef 1:15-23); yang kedua berfokus pada mengenali kasih, kuasa, dan kemuliaan Allah (Ef 3:14-21).
- (2) "Di dalam Kristus", sebuah istilah Paulus yang sangat berbobot (dipakai 160 kali dalam surat-surat Paulus) secara khusus menonjol dalam surat ini (sekitar 36 kali). "Setiap berkat rohani" dan setiap persoalan praktis dalam hidup ini berhubungan dengan perihal berada "di dalam Kristus".
- (3) Maksud dan tujuan abadi Allah bagi gereja ditekankan dalam surat Efesus.
- (4) Beraneka segi dari peranan Roh Kudus di dalam kehidupan Kristen ditekankan (Ef 1:13-14,17; Ef 2:18; Ef 3:5,16,20; Ef 4:3-4,30; Ef 5:18; Ef 6:17-18).
- (5) Surat Efesus kadang-kadang dianggap sebagai "surat kembar" dengan Kolose, karena persamaan dalam isi dan ditulis kira-kira pada waktu yang sama (bd. Garis Besar kedua surat itu).
Full Life: Efesus (Garis Besar) Garis Besar
Salam Kristen
(Ef 1:1-2)
I. Ajaran yang Penuh Kuasa -- Penebusan Orang Percaya
(Ef 1:3-3:21)
A. Keuta...
Garis Besar
- Salam Kristen
(Ef 1:1-2) - I. Ajaran yang Penuh Kuasa -- Penebusan Orang Percaya
(Ef 1:3-3:21) - A. Keutamaan Kristus dalam Penebusan
(Ef 1:3-14) - 1. Keutamaan-Nya Dalam Rencana Bapa
(Ef 1:3-6) - 2. Keutamaan-Nya Dalam Partisipasi Orang Percaya
(Ef 1:7-12) - 3. Keutamaan-Nya Dalam Penerapan Roh Kudus
(Ef 1:13-14)
Doa: Agar Orang Percaya Memperoleh Penerangan Rohani
(Ef 1:15-23) - B. Hasil-Hasil Penebusan Dalam Kristus
(Ef 2:1-3:21) - 1. Membebaskan Kita dari Dosa dan Kematian kepada Hidup Baru
di Dalam Kristus
(Ef 2:1-10) - 2. Memperdamaikan Kita dengan Orang Lain yang Sedang Diselamatkan
(Ef 2:11-15) - 3. Mempersatukan Kita Dalam Kristus di Dalam Satu Rumah Tangga
(Ef 2:16-22) - 4. Menyatakan Hikmat Allah Melalui Gereja
(Ef 3:1-13)
Doa: Agar Orang Percaya Memperoleh Kepuasan Rohani
(Ef 3:14-21) - II. Pengarahan-Pengarahan Praktis -- Kehidupan Orang Percaya
(Ef 4:1-6:20) - A. Hidup Baru Orang Percaya
(Ef 4:1-5:21) - 1. Selaras dengan Maksud Allah bagi Gereja
(Ef 4:1-16) - 2. Hidup Baru yang Kudus
(Ef 4:17-5:7) - 3. Hidup Sebagai Anak-Anak Terang
(Ef 5:8-14) - 4. Hati-Hati dan Penuh dengan Roh
(Ef 5:15-21) - B. Hubungan Rumah Tangga Orang Percaya
(Ef 5:22-6:9) - 1. Suami dan Istri
(Ef 5:22-33) - 2. Anak-Anak dan Orang-Tua
(Ef 6:1-4) - 3. Hamba dan Tuan
(Ef 6:5-9) - C. Peperangan Rohani Orang Percaya
(Ef 6:10-20) - 1. Sekutu Kita -- Allah
(Ef 6:10-11a) - 2. Musuh Kita -- Iblis dan Pasukannya
(Ef 6:11-12) - 3. Perlengkapan Kita -- Senjata Allah
(Ef 6:13-20) - Penutup
(Ef 6:21-24)
Matthew Henry: Efesus (Pendahuluan Kitab)
Beberapa orang berpendapat bahwa sebenarnya surat kepada jemaat di Efesus ini merupakan surat edaran yang dikirim kepada beberapa jemaat, dan kar...
- Beberapa orang berpendapat bahwa sebenarnya surat kepada jemaat di Efesus ini merupakan surat edaran yang dikirim kepada beberapa jemaat, dan karena suatu hal salinan yang dikirimkan kepada jemaat Efesus diambil untuk dimasukkan ke dalam kanon, dan karena itu surat ini akhirnya dipandang sebagai suatu tulisan khusus. Pendapat ini dibuat berdasarkan kesimpulan bahwa surat ini merupakan satu-satunya surat dari semua surat kerasulan Paulus yang tidak menyinggung secara khusus keadaan atau masalah yang terjadi di jemaat Efesus. Sebaliknya, surat ini banyak memuat kepentingan yang bersifat umum bagi semua orang Kristen, khususnya bagi semua orang yang dahulu berasal dari bangsa-bangsa lain dan kemudian bertobat memeluk agama Kristen. Namun, di lain pihak, dapat pula diamati bahwa dalam surat kerasulan ini tertulis dengan jelas, kepada orang-orang kudus di Efesus (1:1), dan di bagian penutupnya, Rasul Paulus memberi tahu orang-orang kudus tersebut bahwa ia telah mengutus Tikhikus kepada mereka, yang dikatakan di dalam surat 2 Timotius 4:12, bahwa ia telah mengutusnya ke Efesus. Surat ini adalah sepucuk surat kerasulan yang ditulis dari dalam penjara. Beberapa orang memperhatikan bahwa apa yang ditulis oleh Rasul Paulus dari dalam penjara ketika ia masih menjadi orang tahanan ini mengandung perasaan senang dan sukacita dalam perkara-perkara Allah. Ketika kesesakannya bertambah-tambah, penghiburannya pun lebih melimpah lagi. Dari situ kita dapat mengamati bahwa cobaan-cobaan yang dialami umat Allah, dan khususnya oleh para pelayan-Nya, sering kali malah mendatangkan kebaikan bagi orang lain, di samping bagi kebaikan mereka sendiri. Tujuan Rasul Paulus menulis surat ini adalah untuk membangun kehidupan anggota jemaat di Efesus di dalam kebenaran, dan untuk itu, membawa mereka mengenal rahasia Injil lebih jauh. Di bagian awal surat ini, ia menunjukkan hak istimewa agung yang dimiliki oleh para anggota jemaat di Efesus, yaitu mereka yang di masa lampau adalah penyembah-penyembah berhala, namun sekarang mereka telah memeluk Kekristenan dan diterima dalam kovenan bersama Allah. Hal ini ia gambarkan dari sudut pandang keadaan kehidupan mereka yang tercela sebelum pertobatan mereka (pasal 1-3). Di bagian terakhir (yang dapat kita baca di dalam pasal keempat, kelima, dan keenam), ia mengajarkan kewajiban-kewajiban utama beribadah, baik yang sifatnya pribadi maupun keluarga. Ia juga menasihati dan menyemangati mereka supaya menjalankan kewajiban-kewajiban itu dengan setia. Zanchy (tokoh reformasi abad keenam belas dari Italia – pen.), mengamati bahwa di dalam surat ini kita memiliki sebuah ringkasan dari seluruh ajaran Kristen, serta dari hampir semua pokokpokok utama mengenai keilahian.
Jerusalem: Efesus (Pendahuluan Kitab) SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal da...
SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal dari pada tokoh-tokoh lain dalam Perjanjian Baru. Kedua sumber, yang masing-masing berdiri sendiri ini saling menguatkan dan melengkapi, meskipun ada kelainan-kelainan dalam soal-soal kecil. Kita malahan dapat menyusun suatu kronologi riwayat hidup Paulus secara lebih kurang teliti, karena bertepatannya beberapa peristiwa dalam riwayat hidup Paulus dengan kejadian-kejadian yang kita ketahui menurut ilmu sejarah, seperti waktunya Galio menjabat prokonsul di Korintus, Kis 18:12, dan tahun Festus menggantikan Feliks, Kis 24:27-25:1, sebagai wali negeri di Palestina.
Paulus dilahirkan di Tarsus di Kilikia, Kis 9:11; 21:39; 22:3, kira-kira tahun 10 Mas. dari keluarga Yahudi suku Benyamin, Rom 11:1; Flp 3:5 dan yang telah menjadi warga negara Roma, Kis 16:37 dst; 22:25-28; 23:27. Semasa mudanya Paulus dididik di Yerusalem oleh Gamaliel yang memberinya pengajaran mendalam tentang agama Yahudi sesuai dengan ajaran mazhad agama Kristen yang baru muncul, Kis 22:4 dst; 26:9-12; Gal 1:13; Flp 3:6, dan berurusan dengan pembunuhan atas diri Stefanus, Kis 7:58; 22:20; 26:10. Tetapi kira-kira tahun 34 seluruh hidup Paulus yang sedang di perjalanan ke kota Damsyik dirubah oleh penampakan Yesus yang telah bangkit dari alam maut. Tuhan yang bangkit menyatakan kepadanya benarnya agama Kristen dan bahwa tugasnya yang khas ialah mewartakan Injil kepada orang- orang bukan Yahudi, Kis 9:3-16 dsj; Gal 1:12, 15 dst; Ef 3:2. Sejak saat itu Paulus merelakan hidupnya untuk mengabdi Kristus, yang secara pribadi telah "menangkapnya" untuk dijadikan pengikutNya, Fil 3:12. Sesudah tinggal beberapa lamanya di Arabia, Paulus kembali ke Damsyik, Gal 1:17, dan mulai mewartakan Kristus di sana, Kis 9:20.
Sesudah sebentar mengunjungi Yerusalem, Gal 1:18; Kis 9:26-29, maka dalam tahun 39 Paulus pergi ke Siria dan Kilikia, Gal 1:21; Kis 9:30, sampai Barnabas mengajaknya kembali ke Antiokhia, di mana mereka mengajar bersama, Kis11:25 dst dan lihat 9:27. Dalam perjalanannya yang pertama (th 45-49) ke Siprus, Pamfilia, Pisidia dan Likaonia, Kis 13-14, Saulus mulai menggunakan nama Yunani-Latinnya Paulus untuk mengganti nama Yahudinya, yakni Saul, Kis 13:9. Karena berkarya dengan lebih baik, maka Paulus menyisihkan Barnabas, Kis 14:12. Dalam tahun 49, jadi empat belas tahun sudah bertobat, Gal 2:1, Paulus naik ke Yerusalem untuk ikut serta dalam "Konsili Para Rasul". Sebagian karena pengaruhnya Konsili itu menyetujui bahwa hukum Yahudi tidak mengikat orang-orang bukan Yahudi yang masuk Kristen, Kis 15; Gal 2:3-6. Tugas Paulus di antara orang-orang bukan Yahudi juga secara resmi diakui, Gal 2:7-9. Kemudian ia mengadakan perjalanan-perjalanan lagi. Perjalanan kedua (Kis 15:36-18:22) dan perjalanan ketiga (Kis 18:23 - Kis 21-17) masing-masing berlangsung dalam tahun 50-52 dan 55-58. Sehubungan dengan surat-surat Paulus perjalanan-perjalanan itu akan kita bicarakan lagi, oleh karena surat-suratnya itu ditulisnya justru selama di perjalanan-perjalanan itu. Tahun 58 ditahan di Yerusalem, Kis 21:27-23:22 dan dimasukkan ke dalam penjara sampai th 60, Kis 23:23-26. Dalam musim semi th 60 wali negeri Festus mengirimkannya ke Roma dengan pengawalan ketat, Kis 27:1-28:16. Sesudah di Roma di tahan dua tahun (th 61-63) Paulus dibebaskan karena tidak terbukti salah. Kemudian ia mungkin pergi ke negeri Spanyol, seperti yang direncanakannya, Rom 15:24, 28, tetapi surat-surat Pastoral (Tim, Tit) mengandaikan bahwa Paulus masih mengadakan perjalanan-perjalanan ke Timur. Penahanan Paulus yang kedua di Roma berakhir dengan kemartiran, sebagaimana diberitakan oleh tradisi yang paling tua; ini kiranya terjadi dalam th 67.
Kepribadian Paulus
Dari Kisah Para Rasul dan dari surat-surat Paulus juga mungkin mendapat gambaran jelas mengenai kepribadian dan perangai Sang Rasul.
Paulus adalah seorang yang semangatnya berapi-api dan yang dalam mengejar cita- citanya tidak tahu lelah atau menghitung jerih-payahnya. Pada pokoknya cita-cita Paulus ialah cita-cita keagamaan. Satu-satunya yang menjadi pusat perhatiannya ialah Allah. Dalam mengabdi Allah sebagai hamba setiawan ia menolak segenap kompromis dalam bentuk manapun. Itulah sebabnya maka mula-mula Paulus mengejar mereka yang dianggapnya sebagai bida'ah dan musuh Allah 1Tim 1:13; bdk Kis 24:5, 14, tetapi kemudian mewartakan Kristus, setelah berkat wahyu mengerti bahwa Dialah satu-satunya penyelamatan. Semangat yang tak bersyarat itu terungkap dalam kehidupan yang terdiri atas penyangkalan diri yang mutlak dan pengabdian kepada Dia yang dikasihi Paulus. Kerja keras dan lelah, haus, penderitaan, kemiskinan dan bahaya maut, 1Kor 4:9-13; 2Kor 4:8 dst; 6:4-10; 11:23-27, tidak dipedulikan sama sekali mana kala Paulus menunaikan tugas yang dianggapnya sebagai tanggung jawabnya 1Kor 9:16 dst. Tidak ada sesuatupun dari semuanya itu yang mampu memisahkan Paulus dari kasih Allah dan Kristus, Rom 8:35-39. Sebaliknya, semuanya itu dianggapnya barang berharga oleh karena menyerupai dirinya dengan Gurunya yang bersengsara dan tersalib, 2Kor 4:10 dst; Flp 3:10 dst. Kesadaran akan panggilannya yang tunggal membuat Paulus memiliki gairah akan yang luhur-luhur dan besar-besar. Kalau ia merasa dirinya bertanggung jawab akan semua jemaat, 2Kor 11:28; bdk Kol 1:24, dan berkata bahwa bekerja lebih dari pada yang lain-lain, 1Kor 15:10; bdk 2Kor 11:5, dan mengajak kaum beriman untuk mencontohnya, 2Tes 3:7+, maka keterangan semacam itu bukanlah kesombongan, melainkan kebanggaan orang suci yang rendah hati. Sebab Paulus juga mengakui dirinya sebagai yang paling hina di antara sekalian orang Kudus, 1Kor 15:9; Ef 3:8, karena telah menganiaya jemaat Allah; karya-karya besar yang dilaksanakannya dianggap berasal dari Tuhan yang berkarya di dalam dirinya, 1Kor 15:10; 2Kor 4:7; Flp 4:13; Kol 1:29; Ef 3:7.
Semangat hatinya yang halus nampak dalam sikap Paulus terhadap kaum beriman. Ia mempercayai sungguh-sungguh orang-orang Filipo yang masuk Kristen, Flp 1:7 dst; 4:10-20; ia menaruh perasaan mendalam terhadap jemaat di Efesus, Kis 20:17-38; hatinya memanas, kalau orang-orang beriman di Galatia membiarkan dirinya dibujuk untuk meninggalkan kepercayaan sejati, Gal 1:6; 3:1-3, dan ia sedih terkejut karena ketidak-tetapan hati yang sombong pada orang-orang di Korintus, 2Kor 12:11-13:10. Untuk menetapkan yang lincah-lincah Paulus tahu bagaimana bersikap ironi, 1Kor 4:8; 2Kor 11:7; 12:13, dan bahkan melontarkan teguran tegas, Gal 3:1-3; 4:11; 1Kor 3:1-3; 5:1-2; 6:5; 11:17-22; 2Kor 11:3 dst. Tetapi selalu hanya demi kebaikan kaum beriman, 2Kor 7:8-13. Dan segera Paulus memperlunak tegurannya dengan kehalusan hati yang penuh kasih sampai mengharukan hati, 2Kor 11:1-2; 12:14 dst : Bukankah hanya Pauluslah bapa mereka, 1Kor 4:14 dst; 2Kor 6:13; bdk 1Tes 2:11; Flm 10, bahkan ibu mereka, 1Tes 2:7; Gal 4:19? Maka segera pulih kembali hubungan-hubungan baik seperti dahulu, Gal 4:12-20; 2Kor 7:11-13.
Sesungguhnya Paulus tidak mau pertama-tama menegur kaum beriman, tetapi para lawan yang berusaha membujuk dan menyesatkan mereka: orang-orang Yahudi yang di mana-mana melawan dan menghalangi Paulus, Kis 13:45, 50; 14:2, 19; 17:5, 13; 18:6; 19:9; 21:27, ataupun orang-orang Kristen ke-Yahudian yang ingin membebankan kuk hukum Taurat pada mereka yang oleh Paulus direbut bagi Kristus, Gal 1:7; 2:4; 6:12 dst. Terhadap golongan-golongan itu Paulus tidak kenal ampun, 1Tes 2:15 dst; Gal 5:12; Flp 3:2. Gairah mereka yang sombong dan "kedagingan" dihadapi Paulus dengan daya rohani sejati yang menyatakan diri melalui kepribadiannya yang lemah, 2Kor 10:1-12:2, dan dengan sikap jujurnya yang membuktikan Paulus tidak mencari keuntungan sendiri, Kis 18:3. Ada sementara orang yang berkata bahwa para lawan Paulus ialah para rasul di Yerusalem. Tetapi pendapat itu tidak dapat dibuktikan. Terlebih-lebih lawan Paulus itu Yalah orang-orang Yahudi yang masuk Kristen dan ingin memaksakan adat-kebiasaan sendiri kepada orang-orang lain. Mereka menyalah-gunakan nama Petrus, 1Kor 1:12, dan Yakobus, Gal 2:12 untuk menurunkan kweibawaan Paulus. Sebaliknya, Paulus sendiri selalu menghormati wewenang para rasul sejati, Gal 1:18; 2:2, walaupun mempertahankan bahwa sebagai saksi Kristus setra dengan merek, Gal 1:11 dst; 1Kor 9:1; 15:8-11. Kalaupun terjadi bahwa sehubungan dengan perkara tertentu Paulus menentang Petrus, Gal 2:11-14, namun Paulus selalu menyatakan dirinya orang yang suka berdamai, Kis 21:18-26. Dengan seksama ia mengorganisasi pengumpulan dana untuk orang-orang Kristen yang miskin di Yerusalem, Gal 2:10, karena ia beranggapan ini jaminan paling baik bagi persatuan antara orang-orang Kristen bekas kafir dengan Jemaat Induk di Yerusalem, 2Kor 8:14; 9:12-13; Rom 15:26 dst.
Paulus sebagai Pewarta Injil
Pewartaan Paulus pertama-tama kerigma rasuli, Kis 2:22+, Kerigma itu ialah: pemberitaan tentang Yesus yang telah disalibkan tapi dibangkitkan dari alam maut, sesuai dengan Kitab Suci, 1Kor 2:2; 5:3-4; Gal 3:1. Apa yang disebutkan Paulus sebagai "Injilku", Rom 2:16; 16:25, sesungguhnya bukanlah Injilnya sendiri, melainkan Injil yang umum dipercaya, Gal 1:6-9; 2:2; Kol 1:5-7, tetapi khususnya disesuaikan dengan dan diterapkan pada pertobatan orang-orang bukan Yahudi, Gal 1:16; 2:7-9, sehaluan dengan kebijaksanaan universalis yang sudah dimulai di Anthiokhia. Paulus setia pada tradisi rasuli yang ada kalanya dikutip olehnya, 1Kor 12:23-25; 15:3-7, dan selalu diandaikannya; sudah barang tentu tradisi rasuli itu sangat berjasa bagi Paulus. Meskipun kiranya tidak pernah melihat Yesus selama hidupNya di dunia ini, bdk 2Kor 5:16+, namun Paulus sangat mengenal ajaranNya, 1Tes 4:15; 1Kor 7:10 dst; Kis 20:35. Selebihnya ia juga seorang saksi langsung dan keyakinannya yang tak tergoncangkan itu berdasar sebuah pengalaman pribadi: sebab iapun "melihat" Kristus, mula-mula di dekat Damsyik, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8; dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 22:17-21, Ia telah mengalami penglihatan- penglihatan dan pernyataan-pernyataan Tuhan, 2Kor 12:1-4. Maka apa yang diterimanya dari tradisi itu sungguh-sungguh dapat dianggapnya sebagai pemberitahuan langsung oleh Tuhan, Gal 1:12; 1Kor 12:23.
Ada kalanya orang berkata bahwa pengalaman-pengalaman mistik tersebut disebabkan oleh temperamen yang berlebih-lebihan dan sakit-sakitan. Tetapi dugaan itu tidak mempunyai dasar sedikitpun. Memanglah Paulus kena penyakit di Galatia, Gal 4:13- 15, tetapi penyakit itu kiranya tidak lain kecuali serangan malaria, sedangkan "duri dalam daging", 2Kor 12:7, boleh jadi permusuhan terus menerus dari pihak orang-orang Yahudi, kaum sebangsanya "secara jasmani", Rom 9:3. Paulus ternyata tidak mempunyai daya khayal yang berlebih-lebihan mengingat sedikit-sedikitnya gambaran lazim yang ia pakai: gelanggang pertandingan, 1Kor 9:24-27; Flp 3:12- 14; 2Tim 4:7 dst, laut, Ef 4:14, pertanian, 1Kor 3:6-8, dan bangunan, 1Kor 3:10- 17; Rom 15:20; Ef 2:20-22; kedua gambar terakhir suka digabungkan serta dicampur-adukkannya, 1Kor 3:9; Kol 2:7; Ef 3:17; bdk Kol 2:19; Ef 4:16. Paulus nampaknya lebih-lebih seorang intelektuil. Hati yang berapi-api bersatu-padu dengan akal jernih dan tidak segera puas; akal yang dengan teliti membentangkan kepercayaan Kristen sesuai dengan kebutuhan para pendengar. Berkat sifat Paulus itulah kita mendapat ulasan-ulasan yang mengagumkan sekitar kerigma dan yang bersesuaian dengan keadaan nyata. Sudah barang tentu jalan pikiran Paulus itu bukanlah jalan pikiran manusia dewasa ini. Ada kalanya Paulus mengemukakan dalil-dalilnya seperti para rabi mengemukakannya dan sesuai dengan metode penafsiran yang diterima Paulus dari lingkungan serta pendidikannya (misalnya: 3:16; 4:21-31). Tetapi bakat Paulus mendobrak warisan tradisionil yang terbatas itu. Dan melalui saluran-saluran yang bagi kita kurang lebih ketinggalan zaman Paulus mengalirkan suatu pengajaran yang mendalam.
Memanglah Paulus adalah seorang Yahudi, tetapi seorang Yahudi yang memiliki bagian kebudayaan Yunani cukup besar. Mungkin ini mulai diperolehnya semasa mudanya di Tarsus dan kemudian di perkaya karena Paulus sering berjumpa dengan dunia Yunani-Romawi. Pengaruh dari kebudayaan Yunani itu tercermin baik dalam jalan pikiran Paulus maupun dalam bahasa serta gaya bahasanya. Ada kalanya Paulus mengutip penulis-penulis Yunani, 1Kor 15:33; Tit 1:12; Kis 17:28, dan ia pasti mengenal filsafat populer yang berdasar atas mazhab Stoa; dari padanya ia meminjam gagasan-gagasan (misalnya: perginya jiwa yang terpisah dari badan ke dunia ilahi 2Kor 5:6-8; "pleroma" kosmis, Kol dan Ef) dan rumus-rumus tertentu (1Kor 5:6-8; Rom 11:36; Ef 4:6). Dari mazhab Stoa yang berhaluan sinis Paulus mengambil alih apa yang disebutkan sebagai "diatribe", yalah suatu metode argumentasi yang terdiri atas pertanyaan dan jawaban pendek, Rom 3:1-9, 27-31, dan dari situpun berasal ulasan-ulasannya, di mana kata demi kata beruntun, sebagaimana lazim dalam seni pidato. Mana kala menggunakan kalimat panjang dan padat, di mana anak-anak kalimat bergelombang-gelombang desak-mendesak, Ef 1:3- 14; Kol 1:9-20, maka Paulus masih juga dapat menemukan contoh-contohnya dalam kesusasteraan keagamaan di dunia Yunani. Biasanya Paulus memakai bahasa Yunani sebagai bahasa ibu yang kedua, Kis 21:40, dan dengan mahirnya, sehingga hanya sedikit semitisme terdapat. Bahasa Yunani yang dipakai ialah bahasa Yunani yang lazim di zamannya, yakni bahasa "koine", yang baik tanpa peniruan bahasa kuno. Paulus memang tidak suka akan kehalusan yang dibuat-buat seperti lazim dalam seni pidatoo insani, sebab kekuatannya untuk meyakinkan hanya mau diambilnya dari daya Firman kepercayaan yang didukung "tanda-tanda" yang dikerjakan Roh Kudus, 1Tes 1:5; 1Kor 2:4 dst; 2Kor 11:6; Rom 15:18. Bahkan terjadi pula bahwa pengungkapannya kurang tepat dan tidak diselesaikan, 1Kor 9:15. Acuan bahasa tidak mampu menampung pemikiran yang meluap-luap dan perasaan yang terlalu hebat. Dengan kekecualian yang jarang terjadi, bdk Flm 10, Paulus biasanya mendikte surat-suratnya, Rom 16:22, sebagaimana lazim di zaman dahulu dan hanya salam terakhir ditulisnya dengan tangan sendiri, 2Tes 3:17; Gal 6:11; 1Kor 16:21; Kol 4:18. Ada bagian-bagian dalam surat-suratnya yang memberi kesan bahwa masak-masak dipikirkan (misalnya: Kol 1:15-20), tetapi kebanyakan dituliskan sekali jadi dan secara spontan tanpa dikoreksi. Kendati kekurangan-kekurangan itu, bahkan mungkin karena kekurangan-kekurangannya, gaya bahasa cekatan itu berisi secara luar-biasa. Sudah barang tentu pemikiran yang begitu mendalam dan yang terungkap dengan bahasa yang menyala itu tidak mudah dibaca (2Ptr 3:16). Namun demikian pemikiran Paulus menyajikan beberapa nas yang daya keagamaannya dan bahkan gaya sastranya barangkali tidak ada tara bandingnya dalam sejarah kesusasteraan manusia.
Surat-surat yang diwariskan Paulus itu semuanya ditulis dengan alasan khusus. Ini tak pernah boleh dilupakan. Surat-surat itu bukan risalah ilmu ketuhanan, melainkan merupakan tanggapan terhadap keadaan tertentu. Surat-surat itu sungguh-sungguh surat yang sesuai dengan surat-menyurat yang lazim di zaman itu, Rom 1:1+. Namun demikian tulisan-tulisan Paulus bukan surat pribadi belaka dan bukan pula "surat" yang hanya nampaknya surat saja, sedangkan pada kenyataannya adalah karya sastra. Surat-surat Paulus berupa uraian-uraian yang ditujukan kepada pembaca-pembaca tertentu dan melalui mereka kepada semua kaum beriman. Maka dalam surat-surat itu jangan dicari kupasan-kupasan teratur dan lengkap yang mengungkapkan seluruh pemikiran Paulus. Di belakang tulisan-tulisan itu tetap membayang perkataan yang secara lisan dibawakan dan surat-surat itu seolah-olah memberi komentar atas beberapa pokok khusus. Namun demikian, nilai surat-surat Paulus tidak teratasi, apa lagi karena isi serta perbedaan- perbedaannya memungkinkan orang menemukan apa yang pokok dalam pewartaan Paulus. Tidak peduli mengapa ia menulis atau kepada siapa ia menulis, karya Paulus berdasarkan ajaran yang pada pokoknya sama. Ajaran itu berpusatkan Kristus yang wafat dan dibangkitkan. Hanya ajaran pokok itu disesuaikan, berkembang dan menjadi semakin berisi selama kehidupan Paulus yang menjadi segala-gala untuk semua orang, 1Kor 9:19-22. Ada sementara penafsir yang mengatakan bahwa Paulus sesungguhnya seorang "peramu" yang sesuai dengan keperluan memungut pandangan- pandangan yang berlain-lainan dan ada kalanya bertentangan satu sama lain; Paulus sendiri tidak menilai pandangan-pandangan itu seolah-olah mutlak tepat dan benar; ia hanya menggunakannya saja untuk menarik hati orang kepada Kristus. Langsung bertentangan dengan pendapat dengan pendapat tersebut ada orang yang berkata tentang "kekakuan" Paulus. Menurut pendapat ini maka pemikiran Paulus sejak awal mula ditetapkan dan selanjutnya tidak mengalami perkembangan lagi. Semua sudah tetap dan selesai akibat pengalaman Paulus waktu bertobat. Kebenaran terletak di tengah kedua ujung itu : teologi Paulus memang berkembang menurut suatu garis bersinambung, tetapi sungguh ada perkembangan di bawah dorongan Roh Kudus yang membimbing karya kerasulan Paulus. Dan perkembangan benar tapi lurus akhirnya sampai kepada kepenuhan sebagaimana memuncak dalam surat-surat itu sesuai dengan urutannya dalam waktu, orang dapat mengenali tahap-tahap perkembangan pemikiran Paulus. Memanglah urutan dalam waktu itu bukanlah urutan surat-surat Paulus dalam daftar kitab-kitab Perjanjian Baru. Dalam daftar itu surat-surat itu dideretkan sesuai dengan panjangnya.
1 dan 2 Tes; th. 50-51
Surat-surat Paulus yang pertama ditujukan kepada jemaat Kristen di kota Tesalonika. Di musim panah th. 50 Paulus mewartakan Injil di kota itu waktu perjalanannya yang kedua, Kis 17:1-10. Terpaksa oleh permusuhan dari pihak orang-orang Yahudi Paulus pergi ke Berea dam daro sana ke Atena dan Korintus. Di kota terakhir inilah kiranya 1Tes ditulis selama musim dingin th 50-51. Silas dan Timotius menemani Paulus di Korintus. Timotius untuk kedua kalinya pergi ke Tesalonika dan dari situ membawa berita-berita yang menggembirakan. Ini menyebabkan peluapan hati yang terungkap dalam 1Tes 1-3. Kemudian menyusullah dalam surat ini serentetan anjuran praktis, 1Tes 4:1-12; 5:12-28. Di antara kedua bagian itu disisipkan suatu jawaban atas soal tentang nasib orang-orang yang sudah meninggal dan Parusia Kristus, 1Tes 4:13-5:11. Surat 2Tes kiranya ditulis di kota Korintus juga beberapa bulan kemudian. Surat ini berisikan beberapa petunjuk praktis, 1; 2:13-3:15, dan sebuah instruksi lagi mengenai kapan Parusia akan terjadi dan mengenai "tanda-tanda" yang mesti mendahului kedatangan Tuhan, 2:1-12.
Ditinjau dari segi sastra maka antara 2Tes dan 1Tes ada kesamaan yang menyolok, sehingga ada sejumlah ahli yang menganggap 2Tes sebagai pemalsuan oleh seseorang yang mencuri gagasan-gagasan Paulus sementara juga meniru gaya bahasanya. Tetapi sukar sekali melihat mengapa seseorang membuat pemalsuan itu. Keterangan lain lebih sederhana dan lebih masuk akal, yaitu: Paulus sendirilah yang ingin lebih jauh menjelaskan dan meluruskan pengajarannya mengenai akhir zaman, lalu menulis surat ini dnegan mengulangi beberapa keterangan dari surat pertama. Memanglah kedua tulisan itu tidak bertentangan satu sama lain, tetapi malahan saling melengkapi. Dan tradisi Gereja dahulu juga jelas mengatakan bahwa kedua surat itu ditulis oleh Paulus.
Kedua surat ini tidak hanya penting oleh karen sudah memperkenalkan pangkal beberapa pikiran Paulus yang dalam surat-surat lain diperkembangkan, tetapi terutama karena ajarannya mengenai Parusia. Ternyatalah bahwa dalam tahap permulaan karya kerasulanNya pemikiran Sang Rasul berpusatkan kebangkitan Kristus dan kedatanganNya yang mulia yang membawa keselematan bagi mereka yang percaya kepadaNya, biar sudah mati sekalipun, 1Tes 4:13-18. Kedatangan Kristus yang mulia itu dilukiskan Paulus sesuai dengan apa yang lazim dalam sastra apokaliptik Yahudi dan dalam agama Kristen purba (bdk wejangan Yesus tentang akhir zaman yang termuat dalam injil-injil sinoptik, khususnya dalam injil Mat). Sama seperti Yesus demikianpun Paulus ada kalanya menekankan dekatnya kedatangan Tuhan yang tidak mungkin diketahui kapannya dan yang menuntut bahwa orang bersiap-siaga, 1Tes 5:1-11, sehingga memberikan kesan bahwa ia sendiri serta sidang pembacanya akan mengalaminya selama masih hidup, 1Tes 4:17; tetapi ada kalanya iapun mencoba meredakan rasa cemas kaum beriman yang digelisahkan oleh pandangan semacam itu. Maka ia mengingatkan mereka bahwa Hari Tuhan belum juga tiba dan mesti didahului beberapa tanda tertentu, 2Tes 2:1-12. Bagaimana ujud tanda-tanda itu bagi kita maupun bagi para pembaca dahulu tidak jelas. Rupanya Paulus memikirkan Si Antikrist sebagai seorang pribadi yang baru akan tampil pada akhir zaman. Ungkapan "apa yang menahan dia", 2Tes 2:6, menurut sementara ahli mengenai kerajaan Romawi dan menurut sementara ahli lain pewartaan Injil, sehingga maksud keterangan itu tetap kabur juga.
1 dan 2 Kor; th. 57
Selama delapan belas bulan lebih, Kis 18:1-16, mewartakan Injil di Korintus, dari akhir th. 50 sampai pertengahan th. 52, Paulus menulis kedua suratnya kepada jemaat di Tesalonika. Sesuai dengan kebijaksanaannya yang lazim, ialah menanamkan kepercayaan Kristen di pusat-pusat besar, Paulus ingin menanamkan kepercayaan kepada Kristus di kota pelabuhan ternama yang banyak penduduknya itu juga. Dari situ kepercayaan itu dapat merambat ke seluruh Akhaia, 2Kor 1:1; 9:2. Pada kenyataannya ia berhasil mendirikan sebuah jemaat kuat di sana, terutama di kalangan masyarakat rendahan, 1Kor 1:26-28. Tetapi kota besar itu adalah sebuah sarang kebudayaan Yunani, di mana berhadap-hadapan macam-macam aliran filsafah dan agama, sedangkan kebejatan susila memberinya nama yang buruk. Perjumpaan agama Kristen dengan pusat kekafiran itu tidak dapat tidak menimbulkan banyak persoalan bagi mereka yang baru masuk Kristen. Dalam kedua surat yang dituliskannya kepada jemaat itu, Paulus berusaha memecahkan soal-soal itu.
Bagaimana kedua surat itu lahir sudah cukup jelas, kendati keraguan yang masih ada mengenai beberapa hal kecil. Sebelum surat pertama yang tercantum dalam Kitab Suci telah ada surat yang mendahului, 1Kor 5:9-13. Tetapi surat, yang waktunya ditulis tidak diketahui ini tidak tersimpan. Kemudian, menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (th. 54-57) dalam menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (54-57) dalam perjalanannya yang ketiga, Kis 19:1-20, datanglah dari Korintus suatu utusan yang menyodorkan beberapa masalah, 1Kor 16:17, dan di samping itu Paulus menerima berita mengenai jemaat di Korintus melalui Apolos, Kis 18:27 dst; 1Kor 16:12, dan beberapa orang dari keluarga Khloe, 1Kor 1:11. Maka Paulus merasa terdorong menulis sepucuk surat lagi, yakni surat 1Kor kita. Ia ditulis sekitar Paskah th. 57 (1Kor 5:7 dst; 16:5-9 dibandingkan dengan Kis 19:21). Selang beberapa waktu muncullah di Korintus semacam krisis dan terpaksa Paulus mengunjungi jemaat sebentar dan kunjungan itu tidak menyenangkan, 2Kor 1:23-2:1; 12:14; 13:1-2. Selama kunjungan itu Paulus berjanji tidak lama lagi akan kembali untuk beberapa lamanya, 2Kor 1:15-16. Tetapi terjadi sesuatu dan rupanya kewibawaan Paulus dalam diri seorang utusannya dirongrong, 2Kor 5:10; 7:12. Maka sebagai pengganti kunjungan yang dijanjikan dahulu itu Paulus mengirim sepucuk surat tajam yang ditulisnya dengan mencucurkan "banyak air mata", 2Kor 2:3 dst, 9. Surat ini membawa hasil yang menyenangkan, 2Kor 7:8-13. Kabar gembira tentang hasil itu diterimanya dari Titus, 2Kor 2:12 dst; 7:5-16 di Makedonia, setelah Paulus terpaksa meninggalkan Efesus akibat krisis hebat di sana, yang tidak kita ketahui ujudnya, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10; Kis 19:23-40. Maka menjelang akhir th. 57 ia menulis 2Kor. Kemudian ia mengadakan perjalanan kiranya melalui Korintus, Kis 20:1 dst; bdk 2Kor 9:5; 12:14; 13:1, 10, menuju Yerusalem, tempat ia ditahan dan dipenjarakan.
Ada yang berpendapat bahwa 2Kor 6:14-7:1 merupakan kepingan dari surat pertama yang hilang itu, dan 2Kor 10-13 bagian dari surat yang ditulis dengan "mencucurkan banyak air mata". Hanya sukar dibuktikan meskipun mesti diakui bahwa bagian-bagian tersebut kurang cocok dengan konteksnya sekarang, 2Kor sesungguhnya melanjutkan 6:13, sementara kesan bahwa 6:14-7:1 berupa sisipan dikuatkan oleh kesamaan menyolok antara bagian ini dengan naskah-naskah kaum Eseni yang ditemukan di Qumran. Dan juga nada keras dalam 2Kor 10-13 kurang sesuai dengan nada ramah yang meresap ke dalam sembilan bab dahulu. Akhirnya 9:1 mengherankan sedikit sesudah apa yang dikatakan dalam bab 8, sehingga orang menduga bahwa aslinya adalah dua surat kecil tersendiri mengenai pengumpulan dana. Dengan demikian tidak dikatakan bahwa bagian-bagian itu tidak berasal dari Paulus. Tetapi sangat mungkin bahwa bagian-bagian tersebut ada macam-macam asal- asulnya. Baru kemudian kiranya dikumpulkan, yakni waktu kumpulan tulisan-tulisan Paulus dibuat.
Surat-surat kepada jemaat di Korintus itu dengan bagus dan tepat menyoroti watak dan semangat Paulus, tetapi juga menyajikan suatu ajaran yang penting sekali. Di dalamnya ditemukan, khususnya dalam 1Kor, informasi dan keputusan-keputusan mengenai beberapa soal yang membingungkan jemaat Kristen purba dan tentang cara hidup jemaat itu, baik sehubungan dengan keadaan umat sendiri, seperti kemurnian akhlak. 1Kor 5:1-13; 6:12-20, perkawinan dan hidup wadat, 7:1-40, pertemuan keagamaan dan perayaan Ekaristi, 11-12, penggunaan karunia-karunia Roh Kudus (kharismata, 12:1-14:40, maupun sehubungan dengan relasi jemaat dengan dunia luar, seperti naik banding ke pengadilan negeri, 6:1-11, dan memakan makanan yang dipersembahkan kepada berhala, 8-10. Kesemuanya itu hanya berupa pemecahan soal suara hati atau pengaturan ibadat, kalau bakat Paulus tidak merobahnya menjadi kesempatan baik untuk mengemukakan pandangan mendalam mengenai kebebasan hidup Kristen, pengudusan tubuh, keunggulan kasih dan persatuan dengan Kristus. Sewaktu terpaksa membala jabatannya sebagai rasul sejati, 2Kor 10:1-13:14, Paulus mengemukakan pikiran-pikiran unggul mengenai karya kerasulan pada umumnya, 2 Kor 8-9, disinari cahaya persatuan antar-jemaat yang diidam-idamkan. Seluruh ulasan mengenai kebangkitan badan, 1Kor 15, berlatar-belakang eskatologi yang menjadi landasannya. Hanya penggambaran apokaliptis seperti terdapat dalam 1Tes dan 2Tes diganti dengan pembahasan yang lebih rasionil, yang dapat membenarkan harapan yang sukar dicernakan orang-orang Yunani itu. Penyesuaian Injil dengan dunia baru yang dimasukinya itu terutama ternyata dalam cara Paulus mempertentangkan kebodohan Salib dengan hikmat Yunani. Kepada orang-orang Korintus yang terpecah- belah menjadi kelompok yang masing-masing membanggakan gurunya serta bakat- bakatnya, Paulus mengingatkan bahwa hanya ada satu Guru saja, ialah Kristus, dan hanya satu Kabar Gembira yaitu: hanya Salib saja yang menyelamatkan; dan itulah hikmat sejati, 1Kor 1:10-4:13. Dengan jalan itu maka terpaksa oleh keadaan dan tanpa meniadakan pandangan akhir zaman, Paulus sampai menekankan hidup Kristen sekarang yang merupakan persekutuan dengan Kristus yang terwujud oleh pengetahuan sejati ialah kepercayaan. Nanti sebagai akibat krisis di Galatia dan sehubungan dengan agama Yahudi Paulus masih lebih memperdalam hidup Kristen sekarang itu.
Gal dan Rom; th 57-58
Adapun surat kepada jemaat-jemaat di Galatia dan surat kepada jemaat di Roma perlu dibicarakan bersama-sama, sebab keduanya mengupas persoalan yang sama. Surat kepada jemaat-jemaat di Galatia berupa tanggapan langsung terhadap keadaan tertentu, sedangkan surat kepada jemaat di Roma berupa sebuah risalah lebih lengkap yang dengan tenang dikarang dan mengatur gagasan-gagasan yang ditimbulkan oleh pertikaian di Galatia itu. Hubungan erat kedua surat itu adalah argumen paling kuat melawan pendapat sementara ahli yang mengemukakan bahwa surat kepada jemaat-jemaat di Galatia itu ditulis pada permulaan karya Paulus, bahkan sebelum konsili Yerusalem dalam th. 49. Menurut pendapat tersebut kunjungan kedua Paulus ke Yerusalem, yang diceritakan dalam Gal 2:1-10, adalah sama dengan kunjungan kedua yang disebut dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang di dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang dikisahkan Kis 15:2-30 (ini memang cukup berbeda dengan cerita Paulus dalam Gal). Selebihnya rupanya Paulus tidak tahu- menahu tentang keputusan Konsili Yerusalem (Kis 15:20, 29; bdk Gal 2:6), sehingga suratnya kepada jemaat-jemaat di Galatia harus sudah ditulis sebelum Konsili Yerusalem. Untuk menyetujui pendapat itu cukuplah diandaikan bahwa "orang-orang Galatia" itu tidak lain kecuali orang-orang Likaonia dan Pisidia, yang kepadanya Injil diwartakan oleh Paulus sewaktu perjalanannya yang pertama. Pergi-pulangnya Paulus dapat juga menerangkan kedua kunjungan yang kiranya diandaikan dalam Gal 4:13. Namun demikian itu kurang berdasar. Meskipun benar bahwa sejak th. 36-25 seb. Mas. daerah Likaonia dan Pisidia dalam administrasi negara tergabung dengan daerah Galatia, namun dalam bahasa sehari-hari selama abad I Mas. daerah Galatia yang sebenarnya terus disebut demikian. Daerah Galatia terletak lebih ke utara. Khususnya sukar diterima bahwa penduduk Likaonia dan Pisidia dikatakan "orang-orang Galatia", Gal 3:1. Kecuali itu pengandaian yang sukar diterima itu tidak perlu sama sekali. Kunjungan kedua yang disebut dalam Gal 2:1-10, lebih mudah dapat disamkan dengan kunjungan ketiga yang diceritakan dalam Kis 15 (memanglah ada kesamaan yang menyolok juga) dari pada dengan yang kedua, Kis 11:30; 12:25. Kunjungan yang kedua itu nampaknya begitu kurang penting, sehingga didiamkan oleh Paulus dalam argumentasinya (Gal). Dan bahkan boleh jadi bahwa sama sekali tidak ada kunjungan kedua dalam Kis. oleh karena Lukas barangkali menggarap dua sumber berbeda-beda mengenai peristiwa yang sama (bdk Kis, Pengantar dan Kis 11:30+). Maka surat kepada jemaat-jemaat di Galatia ditulis sesudah Konsili Yerusalem. Memang Paulus tidak berkata-kata tentang keputusan yang diambil Konsili itu, tetapi boleh jadi keputusan itu sesungguhnya diambil kemudian dari itu (bdk Kis 15:1+). Kalau demikian maka mudah juga dipahami sikap Petrus yang ditegur oleh Paulus menurut Gal 2:11-14. Maka orang-orang yang dialamati surat itu benar- benar penduduk daerah "Galatia" yang ditempuh Paulus dalam perjalanannya yang kedua dan yang ketiga, Kis 16:6; 18:23. Boleh jadi surat itu ditulis di kota Efesus, atau barangkali di Makedonia sekitar th. 57.
Tidak lama berselang menyusullah surat kepada jemaat di Roma. Paulus sedang berada di Korintus (musim dingin th. 57/58) dan mempersiapkan diri untuk pergi ke Yerusalem. Dari sana ia mau singgah di Roma dalam perjalanan ke Spanyol, Rom 15:22-32; bdk 1Kor 16:3-6; Kis 19:21; 20:3. Paulus tidak mendirikan jemaat di Roma dan informasi-informasi yang diperolehnya tentang jemaat itu, boleh jadi mulai orang seperti Akwila, Kis 18:2 tidak lengkap tetapi separuh-separuh saja. Dari keterangan-keterangan yang tercantum dalam surat itu hanya dapat disimpulkan bahwa jemaat itu terdiri dari orang-orang bekas Yahudi dan bekas kafir dan kedua golongan itu condong saling meremehkan. Karena demikian keadaan jemaat di Roma maka Paulus menganggap baik mempersiapkan kunjungannya dengan mengirimkan sepucuk surat melalui diakones Febe, Rom 16:1. Di dalamnya ia mengemukakan pendapatnya bagaimana mesti dipecahkan masalah hubungan antara agama Yahudi dan agama Kristen; pikirannya di bidang itu menjadi masak akibat krisis di Galatia. Dengan maksud tersebut Paulus mengatur dan memungut secara saksama dan dengan halus gagasan-gagasan yang sudah terungkap dalam Gal. Surat Gal ini berupa luapan hati, di mana pembelaan diri, 1:11-2:21, disusul sebuah pembuktian berupa ajaran, 3:1-4:31 dan peringatan-peringatan keras, 5:1 6:18. Sebaliknya, Rom berupa sebuah ulasan teratur, di mana bagian-bagiannya susul- menyusul secara tertib dengan berpedoman beberapa pokok yang terlebih dahulu diperkenalkan, lalu diuraikan.
Sama seperti halnya dengan surat-surat kepada jemaat di Korintus, demikianpun tidak ada seorangpun yang sungguh-sungguh meragukan bahwa Rom ditulis oleh Paulus. Paling-paling orang menanyakan apakah bab 15 dan 16 barangkali kemudian ditambahkan. Terutama bab 16 yang berisikan banyak salam kepada macam-macam orang barangkali aslinya sebuah surat kecil kepada jemaat di Efesus. Tetapi bab 15 tidak dapat dipisahkan dari surat Rom itu, meskipun beberapa naskah menaruh Rom 16:25-27 pada akhri bab 14 sebagai kata penutup. Ada sejumlah ahli yang mempertahankan bahwa juga bab 16 karangan Paulus yang asli. Mereka mencatat bahwa Paulus dapat berkenan dengan banyak saudara dari Roma yang dahulu diusir oleh Kaisar Klaudius, lalu kembali ke Roma. Dan bagi Sang Rasul memang penting menggaris bawahi hubungan dengan jemaat yang belum mengenal Paulus itu. Adapun doksologi dalam 16:25-27 memang mempunyai ciri-ciri khas dalam gaya bahasanya. Tetapi ini tidak cukup untuk menolak keasliannya, walaupun barangkali ditulis kemudian dari Rom.
Sedangkan surat-surat kepada jemaat di Korintus memperlawankan Kristus sebagai Hikmat Allah dengan hikmat dunia yang sia-sia, maka surat-surat kepada jemaat- jemaat di Galatia dan Roma mempertentangkan Kristus sebagai Pembenaran dari Allah dengan pembenaran yang oleh manusia dikirakan dapat diperoleh dengan usahanya sendiri. Di Korintus semangat Yunanilah yang membahayakan pendirian tepat karena terlalu membanggakan akal-budi manusia sendiri. Di Galatia orang- orang ke-Yahudian datang mengatakan bahwa kaum beriman harus bersunat dan menaklukkan diri kepada hukum Taurat, kalau mau diselamatkan. Paulus sekuat tenaga melawan propaganda dan ajaran itu oleh karena berarti mundur selangkah dan menyia-nyiakan karya Kristus, Gal 5:4. Dengan tidak menyangkal nilai tata penyelamatan lama Paulus menentukan batasnya, oleh karena hanya tahap sementara dalam seluruh rencana penyelamatan Allah. Gal 3:23-25. Hukum Musa pada dirinya baik dan suci, Rom 7:12, dan sungguh-sungguh menyatakan kehendak Allah. Tetapi hukum Taurat tidak memberi manusia daya batiniah untuk menepatinya; dengan jalan itu hukum Taurat tidak hanya membuat manusia menjadi sadar akan dosanya dan kebutuhannya akan pertolongan dari Pihak Allah, Gal 3:19-22; Rom 3:20; 7:7-13. Adapun pertolongan yang berupa karunia belaka itu dahulu dijanjikan kepada Abraham sebelum hukum Taurat diberikan, Gal 3:16-18; Rom 4, dan dianugerahkan oleh Yesus Kristus : kematian dan kebangkitanNya sudah menghancurkan kemanusiaan lama yang diracuni dosa Adam dan menciptakan kemanusiaan baru Yesus yang menjadi prototipnya, Rom 5:12-21. Setelah bergabung dengan Kristus melalui kepercayaan dan dijiwai oleh Roh Kudus, maka manusia selanjutnya dengan cuma-cuma menerima pembenaran sejati dan dapat hidup sesuai dengan kehendak Allah, Rom 8:1-4. Memanglah kepercayaan manusia harus menjadi nyata dalam pekerjaan, tetapi pekerjaan yang dilaksanakan berkat daya Roh Kudus, Gal 5:22-25; Rom 8:5-13, itu bukan lagi pekerjaan hukum Taurat yang padanya orang-orang Yahudi dengan angkuhnya menaruh kepercayaannya. Pekerjaan-pekerjaan itu dapat dilaksanakan oleh semua yang percaya kepada Kristus, meski datang dari kekafiran sekalipun, Gal 3:6-9, 14; Rom 4:11. Maka tata penyelamatan Musa yang bernilai sebagai persiapan sekarang sudah ketinggalan zaman. Orang-orang Yahudi yang mau terus berpegang padanya sesungguhnya menempatkan diri di luar keselamatan yang sebenarnya. Allah mengizinkan mereka menjadi "buta", supaya kaum kafir dapat memperoleh keselamatan. Namun demikian orang-orang Yahudi tidak untuk selama- lamanya kehilangan kepilihannya dahulu, sebab Allah memang setia; ada sementara orang-orang Yahudi, yaitu "sisa kecil" yang dinubuatkan para nabi, sudah sampai percaya: dan nanti yang lain-lainpun akan bertobat, Rom 9-11. Sementara itu semua itu kaum beriman, entah orang-orang Yahudi entah bukan Yahudi, harus menjadi satu karena kasih dan saling menolong, Rom 12:1-15:13. Demikianlah pandangan luas yang sudah dirintis dalam Gal dan dikembangkan dalam Rom. Dan berkat pandangan itulah maka kita mempunyai ulasan yang mengagumkan tentang masa lampau umat manusia yang berdosa, Rom 1:18-3:20, dan tentang pergumulan yang berlangsung dalam diri setiap orang, Rom 7:14-25; tentang keselamatan yang dengan cuma-cuma dikaruniakan, Rom 3:24 dll, daya yang terkandung dalam kematian dan kebangkitan Kristus, Rom 4:24 dst; 5:6-11, yang didalamnya orang turut serta oleh karena iman dan baptisan, Gal 3:26 dst; Rom 6:3-11; penguraian mengenai panggilan bangsa manusia menjadi anak-anak Allah, Gal 4:1-7; Rom 8:14-17, mengenai kasih Allah yang berhikmat, yang adil dan setia dalam menyelenggarakan rencana penyelamatanNya yang terlaksana tahap demi tahap, Rom 3:21-26; 8:31-39. Pandangan akhir zaman tetap tinggal; sebab kita memang diselamatkan dalam pengharapan, Rom 5:1-11; 8:24. Tetapi sama seperti dalam surat-surat kepada jemaat di Korintus, tekanan terletak pada keselamatan yang sudah dimulai sekarang; Roh yang dijanjikan sudah dimiliki sebagai "karunia-sulung, Rom 8:23, sekarang orang-orang Kristen sudah siap hidup dalam Kristus, Rom 6:11, dan Kristus hidup di dalam mereka Gal 2:20.
Dengan demikian maka surat kepada jemaat di Roma menyajikan sebuah sintesa pemikiran teologis Paulus yang mengesankan, sebuah sintesa yang ada di antara yang sangat bagus. Namun demikian sintesa itu bukanlah sintesa sempurna dan lengkap dan bukan pula seluruh ajaran Paulus. Pertikaian yang dilancarkan oleh Luther mengakibatkan bahwa surat Rom ini terlaly diutamakan, hal mana sungguh merugikan, kalau surat-surat lain lain tidak diikut-sertakan sebagai pelengkap, sehingga surat Rom ditempatkan dalam sebuah sintesa yang lebih luas.
Filipi; th. 56-57
Kota Filipi adalah sebuah kota penting di Makedonia dan didiami oleh orang-orang Roma yang merantau. Dalam perjalanannya yang kedua dalam th. 50 Paulus mewartakan Injil di situ, Kis 16:12-40. Selama perjalanannya yang ketiga, Paulus masih dua kali singgah di kota Filipi, yaitu di musim rontok th. 57, Kis 20:1-2, dan sekitar Paskah th. 58, Kis 20:3-6. Kaum beriman yang oleh Paulus direbut bagi Kristus di Filipi menyatakan kasih yang mengharukan hati kepada Rasul mereka dengan mengirimkan bantuan kepadanya di Tesalonika, Flp 4:16, dan kemudian di Korintus 2Kor 11:9. Dengan menulis surat ini kepada jemaat itu Paulus justru bermaksud mengucapkan terima kasih karena bantuan yang diterimanya melalui Epafroditus, utusan jemaat di Filipi, yang membawa sumbangan yang baru, Fil 4:10-20, Paulus yang pada umumnya takut-takut kalau memberi kesan seolah- olah mencari untungnya sendiri, Kis 8:3, dengan rela hati menyambut bantuan dari jemaat Filipi. Dengan jalan itu ia menyatakan menaruh kepercayaan luar biasa kepada jemaat itu.
Waktu menulis surat itu Paulus sedang dalam tahanan, Flp 1:7, 12-17. Lama sekali orang beranggapan bahwa ini penahanan pertama di Roma. Tetapi hubungan yang begitu mudah dan demikian kerap kelihatannya, 2:25-30, antara jemaat Filipi dan Paulus sedang Paulus ditemani Epafroditus, mengherankan, seandainya Paulus sungguh di Roma yang terlalu jauh letaknya. Seandainya Paulus berada di Roma (atau di Kaisarea di Palestina, tempat ia juga pernah ditahan sebagaimana diketahui), maka sukar dipahami bahwa bantuan berupa uang yang dikirim jemaat di Filipi melalui Epafroditus itu merupakan kesempatan pertama yang mereka peroleh untuk menolong Sang Rasul setelah mengamalkan kasihnya waktu perjalanan Paulus yang kedua, 4:10, 16. Sebab memanglah Paulus masih singgah dua kali pada mereka dalam perjalanannya yang ketiga. Hanya lebih mudah dimengerti, kalau Paulus menulis surat itu sebelum kedua kunjungan tersebut. Kiranya Paulus berada di Efesus selama th. 56/57 sementara mengharapkan dapat pergi ke Makedonia sesudah dilepaskan (bdk Flp 1:26; 2:19-24 dan Kis 19:21 dst; 20:1; 1Kor 16:5). Kenyataan bahwa Paulus berkata tentang "Pretorium" (terj.: istana) dalam Flp 1:13 dan tentang "rumah/keluarga Kaisar" (terj.: istana Kaisar) dalam 4:22, tidak perlu menjadi kesulitan. Sebab di kota-kota besar, khususnya di Efesus, ada pasukan pengawal pribadi, sama seperti di Roma sendiri yang mengawal wali negeri. Memanglah kita tahu apa-apa tentang penahanan Paulus di Efesus. Tetapi inipun tak perlu menjadi kesulitan yang tak teratasi. Sebab Lukas hanya menceritakan sedikit saja tentang ketiga tahun Paulus tinggal di kota itu, sedangkan Palus sendiri menyiratkan bahwa di sana menghadapi kesulitan berat, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10.
Kalau hipotesa tersebut diterima maka Flp perlu dipisahkan dari Kol, Ef, dan Flm dan didekatkan pada "surat-surat besar", khususnya pada 1Kor. Kedua surat ini tidak bertentangan satu sama lai, tetapi sebaliknya sangat berdekatan baik dari segi sastra maupun dari segi ajaran. Hanya Flp kurang berupa ajaran. Ini lebih- lebih berupa peluapan hati, tukar berita dan peringatan terhadap "pekerja- pekerja jahat", yang di mana-mana merongrong karya Sang Rasul, sehingga boleh jadi juga menyerang jemaat terkasih di Filipi; terutama Flp berupa seruan supaya kaum beriman bersatu dalam kerendahan hati. Seruan itulah yang bagi kita menghasilkan 2:6-11 mengenai perendahan Kristus. Boleh jadi madah yang mengharukan hati itu dikutip oleh Paulus atau merupakan ciptaan Paulus sendiri. Tetapi bagaimanapun juga lagu itu memberikan kesaksian yang berharga mengenai kepercayaan umat Kristen pruba akan kepra-adaan ilahi Yesus.
Tidak ada orang yang meragukan bahwa Flp benar-benar dikarang oleh Paulus. Hanya dapat dipersoalkan apakah surat itu barangkali penggabungan beberapa surat kecil yang aslinya tersendiri. Tetapi ini berupa dugaan belaka.
Ef, Kol, Flm; th. 61-63.
Surat kepada jemaat di Efesus, kepada jemaat di Kolose dan kepada Filemon ternyata sebuah kelompok tersendiri. Ketiga karangan itu sangat erat hubungannya; baik Kol 4:9 maupun Flm 12 berkata tentang Onesimus yang mau dikirim Paulus; Tikhikus disebut dalam Kol 4:7 dst dan dalam Ef 6:21 dst; teman- teman Paulus yang sama tampil dalam Kol 4:10-14 dan dalam Flm 23-24; ditinjau dari segi sastra dan dari segi ajaran ada banyak kesamaan antara Ef dan Kol; Paulus masih dipenjara, Flm 1:9 dst; 13, 23; Kol 4:3, 10, 18; Ef 3:1; 4:1; 6:20, dan tentu saja di Roma (antara th. 61 dan 63), dan bukan di Kaisarea atau di Efesus. Kalau di Kaisarea sukar menerangkan bahwa Markus dan Onesimus ada pada Paulus, sedangkan tentang kehadiran Lukas di Efesus bersama Paulus tidak ada berita apapun. Kecuali itu perbedaan gaya bahasa dan kemajuan dalam ajaran mengandaikan jangka waktu cukup lama antara "surat-surat besar" (Kor, Gal, Rom) dan Ef serta Kol. Dalam jangka waktu itu timbullah sebuah krisis. Dari Kolose, di mana Paulus sendiri tidak mewartakan Injil, 1:4; 2:1, datanglah wakilnya Epafras, 1:7, membawa berita yang mengkhawatirkan, Paulus menjadi prihatin dan segera menanggapi berita itu dengan sepucuk surat kepada jemaat di Kolose; surat itu dibawa ke sana oleh Tikhikus. Tetapi reaksinya terhadap bahaya yang baru itu memperdalam pikiran Sang Rasul. Sama seperti Rom dipakai untuk mengatur pikiran- pikiran yang tercetus dalam Gal, demikianpun sekarang Paulus menulis sepucuk surat lain lagi, di sana ia menyusun ajarannya dengan berpedoman sebuah titik pandangan yang dipaksakan kepadanya oleh pertikaian di Kolose. Sintesa yang mengagumkan itu tidak lain kecuali "surat kepada jemaat di Efesus". Hanya judul semacam itu (yang dalam surat sendiri tidak pasti juga, bdk Ef 1:1+) dapat menipu. Paulus sesungguhnya tidak menulis kepada orang-orang Efesus, tempat ia tinggal selama tiga tahun, melainkan kepada kaum berimann pada umumnya, bdk Ef 1:15; 3:2-4, khususnya kepada jemaat-jemaat di lembah-lembah pegunungan Lisia tempat surat itu diedarkan, Kol 4:16.
Sementara ahli pernah menolak keaslian kedua surat tersebut. Tetapi Kol dewasa ini lebih umum diterima sebagai karangan Paulus dan pendapat itu memang cukup berdasar. Gagasan-gagasan utama Paulus terdapat dalam Kol, dan kalau ada juga pikiran-pikiran baru maka halnya mudah dijelaskan dengan menunjuk kepada keadaan baru yang harus dihadapi Paulus. Hal yang sama dapat dikatakan tentang Ef juga, tetapi surat ini tetap sangat diragukan keasliannya. Namun demikian karena surat itu ternyata hasil seorang pemikir yang berbakat maka sukar diterima bahwa dikarang oleh seorang murid Paulus. Sudah barang tentu gaya bahasa Kol dan Ef yang bertutur panjang, ada kalanya berlebih-lebihan, itu berbeda sekali dengan pemikiran pendek, padat dan tegang seperti terdapat dalam surat yang dahulu. Tetapi hal itu cukup dapat diterangkan juga, oleh karena Paulus kini mengamati ufuk baru yang jauh lebih luas. Selebihnya Paulus menggunakan macam-macam gaya bahasa dan dalam 2Kor 9:8-14 atau Rom 3:23-26 dll sudah terdapat contoh-contoh gaya bahasa kontemplatip dan lebih kurang liturgis yang sepenuh-penuhnya berkembang dalam Kol dan Ef. Satu-satunya kesulitan yang sesungguhnya berasal dari kenyataan bahwa beberapa bagian dari Ef lebih kurang secara harafiah dan ada kalanya secara salah memungut pengungkapan-pengungkapan dari Kol. Hanya Paulus tidak pernah menulis surat-suratnya dengan tangannya sendiri dari awal sampai akhir. Maka gejala tersebut dapat diterangkan dengan berkata bahwa seorang murid memainkan peranan besar dalam menyusun Ef.
Adapun bahaya yang mengancam di Kolose berasal dari pemikiran berlebih-lebihan berdasarkan pandangan-pandangan Yahudi, Kol 2:16, yang bercampur-baur dengan filsafaf ke-Yunanian. Pemikiran-pemikiran berlebih-lebihan tersebut memberi kepada daya-daya sorgawi yang memimpin jalannya jagat raya sebuah peranan begitu penting sehingga menurunkan kedudukan utama Kristus. Paulus menerima saja adanya daya-daya semacam itu tanpa meragukan kegiatannya; ia bahkan menyamakannya dengan malaikat-malaikat yang terdapat dalam tradisi Yahudi, bdk 2:15. Hanya ia menerimanya untuk menempatkannya di tempatnya yang wajar dalam rencana penyelamatan Allah. Mereka telah berperan sebagai pengantara dan pengurus hukum Taurat. Tetapi kini peranannya sudah habis sama sekali. Dengan menciptakan suatu dunia baru maka Kristus Kirios sendiri menangani pemerintahan dunia semesta. PeninggianNya di sorga sudah menempatkan Kristus di atas daya-daya kosmis yang telah dilucuti kekuasaannya dahulu, 2:15. Memanglah sejak awal penciptaan Kristus sudah menguasai kekuasaan-kekuasaan itu, sebab Dialah Anak dan Gambar Bapa. Tetapi dalam ciptaan baru Kristus menguasai daya-daya itu sebagai Kepalanya dan secara depinitip, oleh karena telah mempersatukan di dalam diriNya segenap "Ple-roma", artinya kepenuhan beradanya, baik beradanya Allah maupun beradanya dunia di dalam Allah, 1:13-20. Oleh karena sudah dibebaskan dari "unsur-unsur dunia" (terj.: roh-roh dunia), 2:8, 20, berkat persatuannya dengan Kepala dan oleh karena mengambil bagian dalam KepenuhannNya, 2:10, maka orang- orang Kristen tidak perlu menaklukkan diri kepada kekuasaan lalim "unsur-unsur dunia" itu dengan menepati macam-macam aturan yang sudah ketinggalan zaman dan tidak berguna lagi, 2:16-23. Melalui baptisan mereka sudah dipersatukan dengan Kristus yang wafat dan bangkit, 2:11-13 dan menjadi anggota TubuhNya. Dan hidup baru hanya mereka terima dari Kristus yang menjadi Kepala yang menghidupkan, 2:19. Memanglah Paulus tetap menaruh minat utamanya pada keselamatan Kristen, tetapi karena pertikaian itu ia memperluas karya Kristus sampai merangkum seluruh dunia dan jagat raya. Di samping bangsa manusia yang diselamatkan itu seluruh jagat raya yang menjadi latar belakang dan rangka umat manusia dimasukkan Paulus ke dalam karya Kristus. Maka jagat raya secara tak langsung ditempatkan juga di bawah kekuasaan satu-satunya Tuhan, ialah Kristus. Pemikiran semacam itulah mengakibatkan bahwa gagasan "Tubuh Kristus" yang dirintis dahulu, 1Kor 12:12+, diperkembangkan lebih jauh dengan menekankan Kristus sebagai kepala Tubuh-Nya; bahwa karya penyelamatan diperluas sampai merangkum dunia semesta; bahwa pemandangan diperlebar sehingga Kristus terutama dilihat sebagai pemenang sorgawi, sedangkan Gereja sebagai persatuan menyeluruh dibangun menuju Kristus sorgawi; bahwa eskatologi yang sudah terujud lebih ditekankan, bdk Ef 2:6+.
Pemandangan seperti di atas terulang dalam Ef. Tetapi usaha untuk menaruh daya- daya sorgawi yang terlalu dinilai itu pada tempatnya yang wajar sudah menghasilkan buahnya, Ef 1:20-22. Maka perhatian terutama diarahkan kepada Gereja. Ia merupakan Tubuh Kristus yang meluas sampai menjadi Jagat raya baru, Kepenuhan Dia yang memenuhi semua dan segala sesuatu, 1:23+. Dalam pemandangan yang paling tinggi yang merupakan puncak segenap karyanya ini Paulus memungut beberapa pikiran dari masa dahulu untuk menempatkannya di dalam sintesa yang dicapainya. Teristimewanya ia memikirkan kembali persoalan yang dibahasnya dalam surat kepada jemaat di Roma, yang berupa puncak dalam tahap pemikirannya dahulu. Ia tidak hanya dengan sepintas lalu meningkatkan pandangannya mengenai keadaan lampau bangsa manusia yang berdosa dan keselamatan yang dengan cuma-cuma dianugerahkan melalui Kristus, 2:1-10, tetapi juga memikirkan kembali masalah hubungan antara bangsa-agama Yahudi dan jemaat Kristen yang dahulu menggelisahkannya, Rom 9-11. Dan kini persoalan itu dilihatnya dengan berlatar belakang eskatologis yang sudah terlaksana: kini kedua kelompok itu nampak baginya sebagai bersatu karena diperdamaikan di dalam satu orang Manusia baru, sehingga bersama-sama di perjalanan menuju Bapa, Ef 2:11-22. Dan justru kenyataan bahwa kaum kafir juga dapat memperoleh keselamatan Israel dalam diri Kristus itu adalah "rahasia khendak Allah", 1:9; 3:3-6, 96:19; Kol 1:27; 2:2; 4:3. Dan mengingat rahasia itulah Paulus pada akhir hidupnya dapat mengemukakan pikiran yang tidak ada tara bandingnya: mengingat Hikmat Allah tak berbatas yang menyatakan diri dalam rahasia itu, 3:9 dst; Kol. 2:3; mengenai kasih Kristus yang tak terselami, yang nampak pula dalam rahasia itu, Ef 3:18 dst; tentang dirinya sendiri, yang terhina di antara para rasul namun oleh Allah dengan cuma-cuma dipilih menjadi pelayan rahasiaNya itu, 1:3-14. Dan akhir- tujuan rahasia itu tidak lain kecuali pernikahan Kristus dengan bangsa yang selamat, ialah Gereja, 5:22-23.
Surat kepada Filemon ditulis pada waktu yang sama dengan ditulisnya Kol dan Ef. Ia dialamatkan kepada seorang Kristen yang oleh Paulus sendiri ditobatkan, ay 9. Di dalam surat kecil itu Paulus memberitahukan bahwa seorang budak bernama Onesimus yang melarikan diri dan oleh Paulus direbut bagi Kristus akan kembali kepada majikannya, ay 10. Dengan tangannya sendiri ay 19, Paulus menulis surat kecil ini yang dengan bagusnya menyoroti kehalusan hati Paulus. Ini juga penting oleh karena memberitakan kepada kita bagaimana Paulus memecahkan masalah perbudakan, Rom 6:15+; meskipun hubungan sosial antara majikan dan budak tetap sama seperti dahulu, namun seorang majikan Kristen dan seorang budak Kristen selanjutnya harus hidup sebagai bersaudara untuk mengabdi Majikan yang sama, ay 16 bdk Kol 3:22-4:1.
1Tim, Tit, 2Tim ; th 65-67
Surat-surat kepada Timotius dan surat kepada Titus sangat berdekatan satu sama lain karena isi, latar belakang historis dan bentuknya. Dua di antaranya rupanya ditulis di Makedonia: yang satu dialamatkan kepada Timotius, yang waktu di Efesus, 1Tim 1:3, di mana Paulus berharap tidak lama lagi dapat bertemu dengannya, 3:14; 4:13, sedangkan yang lain dialamatkan kepada Titus yang oleh Paulus ditinggalkan di pulau Kreta, Tit 1:5. Paulus merencanakan tinggal di Nikopolis ( di Epirus) selama musim dingin dan Titus hendaknya berkumpul dengannya di situ, Tit 3:12. Waktu menulis 2Tim Paulus sedang di penjara di Roma, 1:8, 16 dst; 2:9, setelah singgah di Troas, 4:13 dan Miletus, 4:20. Keadaan Paulus gawat sekali, 4:16, dan ia merasa bahwa ajalnya sudah dekat, 4:6- 8, 18. Ia seorang diri dan mendesak supaya Timotius secepat mungkin datang, 4:9- 16, 21. Meskipun ada kesamaan kecil namun keadaan itu tidak berkesusaian dengan penahanan Paulus di Roma selama th. 61-63 dan tidak pula dengan perjalanan yang mendahuluinya. Ada cukup banyak ahli yang mengambil kesimpulan bahwa ketiga surat itu bukan karangan Paulus, seorang lain mau menjiplak Paulus dan mengkhayalkan catatan-catatan mengenai hal-ihwal Paulus supaya karangan- karangannya nampaknya bersifat historis dan dapat disebar-luaskan dengan nama dan kewibawaan Paulus. Tetapi hipotesa semacam itu tidak perlu sama sekali. Tidak ada bukti satupun bahwa Paulus mati selama penahanannya yang pertama; sebaliknya Kis 28:30 menyarankan bahwa ia dibebaskan. Jadi Paulus dapat mengadakan perjalanan-perjalanan lain lagi, barangkali lebih dahulu di negeri Spanyol sebagaimana ia merencanakannya, Rom 15:24, 28, dan kemudian di sebelah timur, sebagaimana juga direncankan, Flm 22. Mudah saja 1Tim dan Tit ditinggalkan sekitar th. 65 selama suatu perjalanan melalui pulau Kreta, Asia Kecil, Makedonia dan Yunani. Keadaan yang tampil dalam 2Tim adalah situasi penahanan baru yang kali ini berakhir dengan sial. Surat yang merupakan nasehat Paulus ini kiranya ditulis tidak lama sebelum kemartiran Paulus dalam th. 67.
Ketiga surat tersebut dialamatkan kepada dua murid Paulus yang paling setiawan, Kis 16:1+; 2Kor 2:13+. Di dalamnya termuat sejumlah petunjuk bagaimana mengorganisasi jemaat-jemaat Kristen yang oleh Paulus dipercayakan kepada mereka. Itulah sebabnya maka sejak abad XVIII surat-surat itu biasanya disebut "Surat-surat Pastoral (Gembala)." Beberapa ahli berpendapat bahwa surat-surat itu mengandaikan tahap perkembangan dalam tata pemerintahan umat yang baru terjadi sesudah Paulus mati. Tetapi pendapat ini kurang tepat. Sebab surat-surat itu sebenarnya mengandaikan sebuah tahap perkembangan umat yang sangat mungkin sudah tercapai menjelang akhir hidup Paulus. Sebutan "episkopos" (penilik) masih searti dengan sebutan "presbiter" (terj. penatua) Tit 1:5-7, seperti juga dahulu, Kis 20:17 dan 28, sesuai dengan susunan jemaat-jemaat dahulu yang dipimpin oleh sebuah dewan penatua, Tit 1:5+. Belum ada sama sekali seorang "uskup" yang seorang diri menjadi pemimpin tertinggi jemaat. Tokoh semacam itu baru tampil dalam surat-surat Ignasius dari Anthiokia. Hanya perkembangan ke jurusan itu sudah dirintiskan : meskipun beberapa jemaat dipercayakan kepada Timotius dan Titus yang tidak terikat pada satu di antaranya, Tit 1:5, namun kedua wakil Paulus itu memegang kewibawaan rasuli, yang tidak lama lagi harus diserahkan kepada orang-orang lain oleh karena para rasul menghilang. Dan tidak lama kemudian kewibawaan rasuli itu diberi kepada ketua sebuah dewan penatua, dan ketua itu tidak lain kecuali uskup. Tahap peralihan sebagaimana tampil dalam surat-surat pastoral justru menjadi bukti bahwa surat-surat itu benar-benar karangan Paulus. Sebab dengan maksud apa seorang pemalsu dapat mengkhayalkan tahap semacam itu? Perlu diperhatikan juga bahwa "penilik" dan "penatua" itu bukan hanya pengurus harta-benda dan perkara materiil lain, tetapi juga dan terutama bertugas mengajar dan memimpin, 1Tim 3:2, 5; 5:17; Tit 1:7, 9. Dengan demikian maka "penilik" dan "penatua" itu sungguh-sungguh moyang dari uskup dan iman dalam Gereja Katolik sekarang.
Sementara ahli berpendapat bahwa desakan untuk berpegang teguh pada "ajaran sehat", 1Tim 1:10 dll, dan memelihara "depositum fidei" (terj.: apa yang dipercayakan kepadamu), 1Tim 6:20; 2Tim 1:14, tidak layak bagi Paulus, seorang pemikir teologis yang berani dan orisinil. Tetapi keterangan dan desakan semacam itu nampaknya sesuai sekali dengan Sang Rasul yang dekat pada ajalnya dan memperingati pembantu-pembantunya yang masih muda berhubung dengan pemikiran- pemikiran yang membahayakan. Sebab Paulus sudah mengamati bahwa jemaat-jemaat itu ada selara untuk pembaharuan-pembaharuan yang dapat menghancurkan iman, 1Tim 1:19. Dan ini tentu saja bukan ajaran dari gnostik dalam abad II yang mau ditentang oleh seorang pemalsu yang menyamar sebagai Paulus. "Soal-soal yang dicari-cari", 1Tim 6:4, "dongeng-dongeng dan silsilah yang tiada putus- putusnya", 1Tim 1:4, "dongeng-dongeng Yahudi", Tit 1:14 dan "percekcokan dan pertengkaran mengenai hukum Taurat", Tit 3:9, yang bercampur dengan aturan- aturan askese yang keras, 1Tim 4:3, kiranya berasal dari orang-orang Yahudi yang berkebudayaan Yunani dan suka mencampurkan segala sesuatunya. Paulus terpaksa sudah menghadapi mereka waktu krisis dalam jemaat di Kolose.
Sudah barang tentu bahasa yang dipakai dalam surat-surat ini tidak mempunyai ciri-ciri bahasa Paulus. Gaya bahasanya sangat lancar, berbeda sekali dengan gaya yang berapi-api dan yang kekayaannya melimpah-limpah, seperti yang dipakai oleh Paulus dalam surat-suratnya dahulu. Bahkan perbendaharaan katapun berbeda dengan perbendaharaan kata yang lazim pada Paulu. Ada orang yang berkata, bahwa usia lanjut Paulus dan keadaannya sebagai orang tahanan dapat menjelaskan gejala semacam itu. Tetapi antara Kol, Ef dan Tim, Tit hanya ada jangka waktu paling- paling empat-lima tahun, sedangkan 1Tim dan Tit tidak ditulis dalam penjara. Juga usaha untuk membeda-bedakan dalam surat-surat pastoral beberapa surat-surat kecil baik yang berasal dari Paulus maupun yang bukan karangannya tidak sampai meyakinkan. Dari sebab itu sebaik-baiknya diandaikan bahwa seorang murid-penulis Sang Rasul berperan dalam menyusun surat-surat pastoral, sama seperti halnya dengan Ef. Kepada penulis itu Paulus memberikan kebebasan lebih besar dari yang lazim. Memang Lukas menyertai Paulus, 2Tim 4:11, dan ada orang yang mengira dapat menemukan kesamaan khusus antara gaya bahasa Lukas dan gaya bahasa surat- surat pastoral.
Ibr ; th. 67
Berbeda dengan semua surat lain, surat kepada orang-orang Ibrani sejak dahulu diragukan keasliannya. Bahwasannya surat ini termasuk Kitab Suci jarang dipersoalkan, tetapi dalam Gereja barat sampai akhir abad IV tidak diterima sebagai karangan Paulus, namun bentuk literer surat itu dipersoalkan (Klemens dari Aleksandria, Origenes). Memanglah bahasa dan gaya bahasa surat kepada orang-orang Ibrani adalah murni dan lancar dan pasti bukan bahasa atau gaya bahasa Paulus. Caranya surat ini mengutip dan menggunakan Perjanjian Lama bukanlah cara Paulus. Alamat dan kata pembuka yang lazim dalam surat-surat Paulus tidak ada sama sekali. Ajaran yang termuat dalam karangan itu mempunyai keserupaan dengan ajaran Paulus, tetapi sekaligus ajaran itu cukup asli, sehingga sukar diterima bahwa langsung berasal dari Paulus sendiri. Maka banyak ahli katolik dan bukan katolik dewasa ini sependapat dalam mengakui bahwa surat ini bukan karangan Paulus seperti surat-surat lain adalah karangannya, walaupun secara langsung atau tidak langsung Paulus mempengaruhi Ibr. Dan pengaruh itu begitu rupa sehingga dapat dipertanggung-jawabkan bahwa secara tradisionil surat itu dikelompokkan bersama dengan surat-surat Paulus.
Tetapi perbedaan muncul kalau dipersoalkan siapa sesungguhnya penulis Ibr yang tidak bernama itu. Segala macam nama sudah dikemukakan., misalnya Barnabas, Silas, Aristion, dll. Yang kiranya paling kena ialah Apolos, seorang Yahudi dari Aleksandria, yang kefasihan, semangat kerasulan dan kemahirannya dalam Alkitab dipuji oleh Lukas, Kis 18:24-28. Bakat-bakat itu ternyata tampil jelas dalam surat kepada orang-orang Ibrani; bahasa dan pimikirannya berbau bahasa dan pemikiran Aleksandria (Filo); kefasihannya dalam membela agama Kristen meyakinkan, sedangkan seluruh argumentasinya berdasar penafsiran Perjanjian Lama.
Seperti nama pengarangnya tidak dikenal dengan pasti, demikianpun halnya dengan tempat ditulisnya surat ini dan orang-orang yang dialamati. Rupanya pengarang tinggal di Italia, 13:24, dan menulis suratnya sebelum Bait Allah di Yerusalem dihancurkan (th. 70). Sebab itu ia berkata tentang ibadat dalam Bait Allah seolah-olah sesuatu yang masih terus berlangsung, 8:4 dst, dan ia menasehati pembacanya sehubungan dengan godaan untuk kembali ke ibadat itu. Tentu saja pengarang menekankan bahwa ibadat Musa mempunyai ciri sementara saja, tetapi sama sekali tidak berkata tentang bencana yang terjadi dalam th. 70, meskipun kejadian itu memang sangat mendukung pendapatnya. Selebihnya pengarang pasti menggunakan surat-surat yang ditulis Paulus dalam penjara (Ef, Flp, Kol). Maka surat kepada orang-orang Ibrani boleh diberi bertanggal sesudah th. 63, kiranya sekitar th. 67, kalau orang menerima bahwa apa yang dikatakan tentang krisis yang mendekat, sebagaimana dapat dirasakan dalam seruannya supaya sidang pembaca berpegang teguh pada kepercayaannya, 10:25 dll, mengenai gejala yang mendahului perang Yahudi.
Meskipun judul surat ini, ialah: "Kepada orang-orang Ibrani" baru muncul selama abad II, namun sangat cocok dengan isi karangan itu. Surat ini tidak hanya mengandalkan bahwa para pembaca berkenalan baik dengan Perjanjian Lama, tetapi juga bahwa mereka bekas Yahudi. Oleh karena Ibr begitu menekankan ibadat dan liturgi, maka orang bahkan berpikir kepada bekas imam-imam Yahudi, bdk Kis 6:7. Setelah masuk Kristen imam-imam itu terpaksa meninggalkan kota suci dan mengungsi ke tempat lain, barangkali ke salah satu kota di pantai, misalnya Kaisarea atau Antiokhia. Tetapi pengasingan itu memberati mereka, sehingga dengan rindu mengenangkan ibadat bersemarak yang diselenggarakan oleh kaum Lewi dan yang merekapun melayaninya dahulu. Kepercayaannya yang baru, yang masih kurang kuat dan kurang terdidik, mengecewakan mereka, apa lagi oleh karena terganggu oleh penganiayaan akibat kepercayaan itu. Maka timbullah godaan hebat untuk mengundurkan diri.
Surat kepada orang-orang Ibrani sekuat tenaga berusaha mencegah mereka dari menjadi murtad, 10; 19:39. Untuk mengobarkan semangat kaum buangan yang menjadi lesu dan kendor itu, maka Ibr menyajikan pandangan unggul mengenai hidup Kristen, yang dipikirkan sebagai sebuah ziarah, suatu perjalanan menuju istirahat yang dijanjikan, sebuah perjalanan ke Tanah Air dengan dibimbing oleh Kristus yang melebihi Musa, 3:1-6, dan dengan disinari cahaya iman-kepercayaan yang sudah memimpin para bapa bangsanya, orang-orang Yahudi waktu keluaran dan semua orang suci dari Perjanjian Lama, 3:7-4:11; 11. Dengan imamat lama dan ibadat kaum Lewi yang dirindukan sidang pembaca, si pengarang memperlawankan diri Kristus yang menjadi Imam menurut peraturan Melkisedek dan melebihi imamat Harun,
Ende: Efesus (Pendahuluan Kitab) SURAT RASUL PAULUS KEPADA UMAT EFESUS
KATA PENGANTAR
Djudul "kepada orang-orang kudus di Efesus" sudah diberikan kepada surat ini
di Geredja purba, te...
SURAT RASUL PAULUS KEPADA UMAT EFESUS
KATA PENGANTAR
Djudul "kepada orang-orang kudus di Efesus" sudah diberikan kepada surat ini di Geredja purba, tetapi tidak terdapat pada segala surat naskah tertua jang ditemukan. Menilik isi dan tjoraknja sangat disangsikan bahwa surat ini chususnja ditudjukan kepada umat itu. Ia lebih bersifat surat edaran umum, bagi umat-umat muda jang baru-baru bertobat dan tidak didirikan oleh Paulus sendiri, seperti umat Kolose. Ada sardjana-sardjana jang berpendapat bahwa surat inilah dimaksudkan dalam Kol. 4:16, sebagai "surat dari Laodisea" jang harus dibatjakan di Kolose djuga. Bagaimanapun djuga, soal itu bagi kita tidak begitu penting untuk dibitjarakan lebih landjut disini.
Kesamaan surat ini dengan surat kepada umat Kolose menjolok, baik mengenai atjara pokok, isi umum, maupun gajanja. Kita beroleh kesan-kesan bahwa ia merupakan suatu landjutan dan pelengkapan dari surat kepada orang-orang Kolose itu. la rupanja ditulis dalam waktu jang hampir sama, lagi diantar oleh tokoh jang sama, ialah Tichikus. Atjara pokok kedua surat ialah Misteri Kristus dan misteri rentjana penjelamatan seluruh bangsa manusia dalam Kristus. Surat kepada umat Kolose lebih menggambarkan dan menondjolhan martabat dan kedudukan Kristus diatas segala machluk, termasuk para Malaekat, sebagai Putera Allah jang setara dengan Allah dalam segalanja, turut mentjiptakan segala machluk dan berkuasa mutlak atasnja. Pernjataan-pernjataan itu merupakan dasar segala uraian dalam Ef. djuga, tetapi tidak diuraikan lagi, harus disentuh dan itu sering dengan memperlihatkan segi-segi baru jang indah dan penting. Chususnja ia membitjarakan misteri penjelamatan kita, jang disorotinja dari pelbagai sudut dan puntjaknja ialah adjaran tentang umat sebagai Tubuh Mistik Kristus. Kedua surat mulai dengan madah-pudjian jang padat dan dalam isinja, indah gajanja dan bernada tinggi. Nada tinggi itu dipertahankan sepandjang seluruh surat, djuga dalam bagian jang merupakan peringatan-peringatan jang agak sungguh-sungguh, malah sampai bertjorak tuduhan. Kol. jang berlandasan pada salah paham dan bahaja- bahaja jang mengantjam dalam umat, masih bertjorak surat perdjuangan, tetapi Ef. semata-mata bersuasana kegembiraan atas kerahiman dan tjinta Allah, dalam merentjanakan dan melaksanakan penjelamatan segala bangsa manusia dalam Kristus. Mengenai alasan untuk menulis surat ini kita mendapat kesan-kesan atau dapat kita bajangkan, bahwa Paulus sesudah menjelesaikan suratnja kepada umat Kolose tidak merasa puas. Barangkali ia hemudian teringat bahwa umat Kolose dan umat- umat lainpun jang belum pernah dikundjunginja, tentu belum mendapat peladjaran jang agak luas dan mendalam tentang adjaran-adjaran jang hanja dengan ringkas diuraikan ataupun disentuhnja sadja dalam surat pendek kepada orang-orang Kolose itu. Sedangkan djustru adjaran-adjaran itu merupakan adjaran-adjaran dasar dan inti hakekat Indjil, mengenai tudjuannja dan kemuliaan martabat para beriman serta hubungan erat-mesra mereka dengan Kristus. Kalau itu benar djalan pemikiran Paulus, maka kita dapat mengerti bagaimana perasaan tak puas mendorongnja untuk memberi pengadjaran tulisan jang lebih luas kepada umat-umat tersebut. Dan karena kegembiraan hatinja, bahwa umat-umat itu dipanggil oleh Allah dan menerima Indjil, dan telah dipenuhi dengan segala rahmat dan berkat surgawi (Ef. 1:3-6), dan kepertjajaan umat-umat serta tjinta kasihnja dapat dipudji (1:15), maka seluruh surat diliputi suasana kegembiraan berdasarkan sjukur dan pudjian kepada Allah.
TFTWMS: Efesus (Pendahuluan Kitab) Gambaran Mereka Yang Hidup Di Luar Maksud Gereja (Efesus 2:1, 2)
Paulus memulai bagian surat Efesus ini dengan gambaran sedih tentang orang-orang yan...
Gambaran Mereka Yang Hidup Di Luar Maksud Gereja (Efesus 2:1, 2)
Paulus memulai bagian surat Efesus ini dengan gambaran sedih tentang orang-orang yang hidup di luar maksud keselamatan Allah bagi gereja. Dalam 2:1-3, rasul itu mengingatkan jemaat Efesus tentang kondisi di mana mereka dulu hidup sebelum akhirnya mengenal Kristus.
TFTWMS: Efesus (Pendahuluan Kitab) SALIB (Efesus 2)
Efesus pasal 2 adalah teks yang indah untuk digunakan dalam khotbah tentang salib Kristus. Salib itu, ditambah dengan kebangkitan Kr...
SALIB (Efesus 2)
Efesus pasal 2 adalah teks yang indah untuk digunakan dalam khotbah tentang salib Kristus. Salib itu, ditambah dengan kebangkitan Kristus, adalah peristiwa paling penting dalam sejarah. Dari sudut pandang manusia, salib merupakan kegagalan total. Salib itu menceritakan seorang pemuda Yahudi yang mati di kayu salib Romawi di koloni Romawi yang jauh dua ribu tahun yang lalu. Namun begitu, dari sudut pandang Allah, salib itu merupakan kemenangan yang paling besar. Salib itu adalah mezbah di mana, dalam pengorbanan Kristus, Allah membuka pintu sorga kepada umat manusia yang sesat.
Salib itu sudah ada di dalam pikiran Allah sejak kekekalan masa lalu (lihat Efesus 3:10, 11; Wahyu 13:8). Itu merupakan benang kirmizi yang merentang dari Kejadian sampai Wahyu. Pengorbanan Kristus bagi kita digambarkan dalam domba Habel (Kejadian 4:4), Abraham mempersembahkan Ishak (Kejadian 22:1-18), anak domba Paskah (Keluaran 12:3-14), ular Musa di atas tiang (Bilangan 21:5-9), nas tentang hamba yang menderita dalam Yesaya (Yesaya. 53), dan semua korban Israel.
Salib itu dimaksudkan oleh Allah, diramalkan oleh para nabi Perjanjian Lama, diantisipasi oleh Yesus, dan diberitakan oleh para rasul. Pesan salib merupakan satu-satunya harapan untuk dunia yang sesat (lihat 1 Korintus 15:1-4).
DI BAWAH SALIB—MANUSIA YANG SESAT (2:1-3)
"Mati dalam pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu" (2:1); "Semua orang telah berbuat dosa" (Roma 3:23.); "pemisahan antara kamu dan Allahmu" (Yesaya 59:2): Dosa memisahkan manusia dari Allah, dan pemisahan dari Allah adalah kematian rohani. Arti dasar "kematian" adalah "pemisahan" (lihat Yakobus 2:26). Mereka yang hidup dalam dosa tidak memiliki kehidupan rohani dan hanya bisa mengantisipasi kematian kekal (Roma 6:23).
TFTWMS: Efesus (Pendahuluan Kitab) TROFI KASIH KARUNIA-NYA (2:1-10)
Para juara atletik sering diberi hadiah trofi, pita, atau medali. Hadiah-hadiah ini mengakui pencapaian dan memberi ...
TROFI KASIH KARUNIA-NYA (2:1-10)
Para juara atletik sering diberi hadiah trofi, pita, atau medali. Hadiah-hadiah ini mengakui pencapaian dan memberi kehormatan kepada orang-orang yang memilikinya. Tradisi panjang ini berawal setidaknya pada pertandingan Olimpiade kuno, yang dikenal baik oleh para pembaca Paulus (lihat 1 Korintus 9:24; 2 Timotius 2:5). Meski mungkin mengejutkan, Allah juga punya pelbagai trofi-Nya sendiri. Kita mengetahui tentang hal itu di dalam Efesus 2:1-10.
Masa Lalu Kita. Paulus sedang memberitahukan apa yang Allah telah lakukan bagi kita dalam pemilihan, penebusan, dan pewarisan. Namun begitu, kecuali kita memahami kondisi kita di hadapan Allah Israel, kita tidak akan pernah menghargai apa yang Allah telah perbuat. Ini adalah "kabar buruk" yang mempersiapkan kita untuk "kabar baik" di dalam Kristus. Seraya Paulus membahas masa lalu kita, ia mengetengahkan empat sifat yang memang terdapat pada masing-masing diri kita.
1. Kita dahulu mati (2:1). Ia jelas sekali tidak sedang bicara tentang tubuh jasmani kita, tapi ia sedang mengacu kepada roh kita. Manusia batiniah kita mati. Ketika Adam makan buah terlarang di Taman Eden, rohnya kehilangan hubungan intim dengan Roh Allah. Seperti dia, oleh karena dosa, kita semua mati secara rohani.
Hal apakah yang lebih dibutuhkan oleh orang mati dibandingkan hal lain apa saja? Ia butuh hidup! Kristus berkata, "Setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya" (Yohanes 11:26a). Kematian bukan benar-benar terpisahnya roh seseorang dari tubuhnya, tetapi terpisahnya roh seseorang dari Allah. Kehidupan kekal tidak hanya hidup selamanya. Jiwa-jiwa di neraka akan hidup selamanya. Yohanes 17:3 mengatakan, "Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus."
Kehidupan sejati berasal dari mengenal Kristus dan berada dalam hubungan yang sangat penting dengan Dia. Kota kita dipenuhi dengan orang mati; mereka mati karena mereka tidak memiliki hubungan dengan Kristus, satu-satunya sumber kehidupan.
2. Kita pernah dikuasai (2:2). Siapakah penguasa kerajaan angkasa? Tentu saja, itu adalah Iblis. Ia adalah diktator masa kini atas laki-laki dan perempuan yang hidup di dalam kematian rohani di bumi.
Orang kebanyakan di jalanan akan berpendapat, "Saya tidak dikuasai. Saya bebas melakukan apa saja yang saya inginkan." Ia bebas melakukan apa saja yang ia inginkan; masalahnya adalah bahwa ia tidak ingin melakukan apa yang benar.
Iblis telah menguasai hati manusia dan menipu mereka untuk mengira bahwa mereka bebas, ketika nyatanya mereka itu diperbudak dosa.
3. Kita tidak taat (2:2). Roh ketidaktaatan adalah masalah asli manusia di taman Eden. Allah memberi Adam dan Hawa pilihan, dan mereka memilih melawan Allah. Sejak itu manusia hidup dalam ketidaktaatan yang memberontak.
Tuhan berkata, "Kasihilah sesamamu," tapi manusia saling membenci. Allah berkata, "Hendaklah engkau setia kepada istrimu sendiri," tapi suami-suami membohongi istri mereka. Allah berkata, "Utamakanlah Aku," tapi manusia memberi Allah sisa-sisa mereka. Catatan tentang manusia adalah catatan tentang ketidaktaatan.
4. Kita dihukum (2:3). Oleh karena cara hidup kita yang jahat, karena kita sengaja tidak mentaati apa yang kita tahu sebagai benar, maka kita berada di bawah murka Allah. Tanpa keraguan kita bersalah di hadapan Allah alam semesta yang murni dan kudus. Kita dihukum jauh dari Allah selama-lamanya untuk memenuhi tuntutan keadilan-Nya. Dengan tindakan dan keputusan kita sendiri, kita tanpa harapan dan tanpa cara untuk mencegah nasib buruk kita sendiri!
Masa Kini Kita. Itu adalah kabar buruknya—apa yang telah kita lakukan untuk diri kita sendiri melalui tindakan kita sendiri. Selanjutnya, Paulus beralih kepada kabar baik tentang apa yang Allah telah lakukan bagi kita untuk meluputkan kita dari pilihan sulit kita. Di sini tidak ada penekanan tentang apa yang kita telah lakukan untuk menyelamatkan diri kita sendiri; itu semua adalah pekerjaan Allah.
1. Kita telah dibangkitkan (2:4, 5). Ketika orang mati dihidupkan kembali, itu terjadi melalui kasih karunia. Apakah yang bisa ia lakukan untuk dirinya sendiri? Tidak ada! Seseorang harus melakukannya bagi dia. Itulah sebabnya keselamatan adalah melalui kasih karunia. Jika Allah tidak menyediakan keselamatan bagi manusia, maka keselamatan itu tidak bisa sudah tersedia.
Bagaimanakah orang mati menerima kehidupan? Dapatkah hal itu dilakukan dengan contoh? Apakah kita berlari atau melompat di depan mayat itu dan berkata, "Ini adalah cara kita yang hidup melakukannya"? Tidak, contoh yang baik tidak memadai untuk mengatasi masalah orang mati! Hal itu juga tidak memadai untuk mengubah orang yang mati secara rohani.
Bagaimana tentang lingkungan? Kita bisa membawa dia ke bagian kota yang indah untuk berada di dekat orang-orang yang tahu bagaimana hidup dalam kemakmuran.
Namun begitu, hal itu tidak akan menghidupkan dia kembali.
Pilihan lain untuk dicoba adalah dorongan. Kita bisa bicara dengan dia. Seorang motivator terkenal bisa datang dan menantang dia: "Bangunlah! Kamu bisa! Berpikirlah positif! "
Tak satu pun dari pendekatan ini akan berhasil. Apa yang orang mati butuhkan adalah kehidupan! Tidak kurang dari kebangkitan ilahi yang dapat mengatasi masalah kita yang sebenarnya. Allah harus turun dan mendiami roh kita. Kristus berkata, "Akulah … kehidupan" (Yohanes 11:25; NASB). Orang mati sangat membutuhkan Kristus.
Agama Kristen bukanlah orang sakit yang dapat kesembuhan. Itu adalah orang mati yang mendapat kehidupan. Dengan kekayaan kasih karunia Allah, kita adalah penerima kehidupan yang baru. Kita telah dibangkitkan dari antara orang mati bersama Kristus.
2. Kita telah diberi perhentian (2:6). Di dalam Alkitab gagasan duduk melambangkan pekerjaan yang sudah selesai. Sebagai contoh, penulis Ibrani menunjukkan keunggulan pelayanan Yesus atas pelayanan para imam Lewi: "Setiap imam melakukan tiap-tiap hari pelayanannya dan berulang-ulang mempersembahkan korban yang sama, yang sama sekali tidak dapat menghapuskan dosa. Tetapi [Kristus], setelah mempersembahkan hanya satu korban saja karena dosa, Ia duduk untuk selama-lamanya di sebelah kanan Allah" (Ibrani 10:11, 12; Huruf miring ditambahkan).
Pekerjaan Yesus dalam menyediakan keselamatan sudah selesai di kayu salib, sehingga Ia duduk di sebelah kanan Allah. Tak ada pekerjaan yang tersisa bagi Dia yang harus dilakukan untuk mengamankan penebusan dan warisan kita. Karya penebusan-Nya sudah dilakukan; sekarang Ia bisa beristirahat dari pekerjaan membeli kehidupan kekal kita.
Paulus menyatakan bahwa kita sekarang duduk bersama Yesus di sorga. Kita tidak perlu secara panik mencoba untuk mengamankan tempat kita di sorga. Di dalam Yesus hidup kekal sudah menjadi milik kita. Kita harus beristirahat di dalam Pribadi yang dahulu sekali pernah berseru, "Sudah selesai!" Dengan kasih karunia Allah, keselamatan kita dijamin di kayu salib.
Masa Depan Kita. Dengan terwujudnya keselamatan kita, kita menjadi trofi Allah: "Sehingga pada zaman yang akan datang ia boleh menunjukkan kekayaan kasih karunia-Nya yang sangat berlimpah dalam kebaikan kepada kita di dalam Kristus Yesus" (2:7). Di zaman kekekalan masa depan yang akan datang, orang-orang yang ditebus akan dipamerkan di hadapan penghuni sorga sebagai trofi kasih karunia Allah yang menakjubkan. Para malaikat akan melihat dan mengagumi keagungan rahmat Allah yang luar biasa. Mereka akan berdiri kagum sebab Allah kita yang kudus bisa menemukan cara untuk menyelamatkan orang berdosa seperti kita (Wahyu 7:9-12).
1. Rencana Allah (2:8, 9). Jika kita harus menjadi pajangan yang kekal untuk mendatangkan kemuliaan Allah, maka Ia harus sudah punya rencana untuk mewujudkan keselamatan kita yang tidak akan bisa membuat orang memegahkan diri. Apakah rencana-Nya itu? Paulus berkata, "Karena oleh kasih karunia kamu sudah diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, itu adalah pemberian Allah; bukan hasil perbuatan, sehingga tidak ada orang yang bisa memegahkan diri" (2:8, 9; huruf miring ditambahkan).
Apakah artinya diselamatkan oleh kasih karunia? Itu berarti Allah tidak harus menyelamatkan siapa saja. Ia bisa saja membiarkan kita mati dan masuk neraka untuk selamanya, dan Ia akan tetap suci. Karena Ia mengasihi kita, Ia dengan bebas memilih untuk melakukan bagi kita apa yang tidak wajib untuk Ia lakukan. Kasih karunia adalah hasil dari Allah yang secara bebas memutuskan untuk melakukan bagi manusia apa yang tidak bisa manusia lakukan untuk dirinya sendiri.
Satu-satunya persyaratan adalah respon berupa iman yang taat. Kita harus menerima rencana keselamatan Allah, karena percaya ketika kita merespon dengan taat rencana itu, Allah akan mengampuni kita dan memberi kita hidup yang baru.
Rencana apakah ini yang Allah minta untuk kita terima? Rencana itu sama seperti rencana pada Hari Pentakosta, ketika injil pertama kali diberitakan oleh Petrus: "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus" (Kisah 2:38).
Rencana Allah ditempa oleh kasih karunia-Nya. Rencana itu menjadi kenyataan dalam kehidupan kita ketika kita mengikutinya dengan iman.
2. Tujuan Allah (2:10). Sementara kita menantikan waktu ketika kita akan ditampilkan sebagai trofi kasih karunia Allah, apakah yang harus kita lakukan? "Karena kita ini adalah buatan-Nya, diciptakan di dalam Kristus Yesus untuk melakukan perbuatan baik, yang Allah sudah persiapkan sebelumnya sehingga kita akan hidup di dalamnya" (2:10).
Kita tidak diselamatkan oleh perbuatan baik. Pergi ke gereja, makan Perjamuan Tuhan setiap minggu, melakukan Sepuluh Perintah Allah, menjadi tetangga yang baik, dan menjadi panutan hidup yang bermoral, terhormat tidak akan membawa kita ke dalam sorga.
Itu tidak berarti, bagaimanapun, bahwa Allah tidak ingin kita melakukan perbuatan baik. Faktanya, ayat 10 mengajarkan bahwa Allah menyelamatkan kita dengan kasih karunia agar kita melakukan perbuatan baik. Dalam Efesus 4-6, Paulus memberitahukan tentang perbuatan baik yang kita akan lakukan, yang akan membedakan kita dari orang hidup yang rohaninya mati di masyarakat kita. Tuhan tidak memberi kita hidup baru supaya kita bisa hidup sesuka hati kita. Ia memberi kita hidup baru supaya kita akan mendatangkan kemuliaan bagi-Nya. Itulah alasan Ia memilih kita untuk menjadi trofi kasih karunia-Nya.
Kesimpulan. Pada akhirnya, setiap orang akan menjadi trofi seseorang. Orang yang tetap gigih dalam pemberontakan melawan Allah dan mati dalam keadaan berdosa akan menghabiskan waktunya di neraka selama-lamanya, sebagai trofi tipu muslihat Iblis. Sebaliknya, orang yang dalam iman merespon Kristus akan menjadi trofi kasih karunia Allah yang menyelamatkan Chris Bullard
TFTWMS: Efesus (Pendahuluan Kitab) BERJALAN DI JALAN YANG BENAR (2:1-10; 4:1, 17; 5:2, 8, 15)
"Berjalan" adalah kiasan bagi hidup. Sebagai orang Kristen, kita harus berhati-h...
BERJALAN DI JALAN YANG BENAR (2:1-10; 4:1, 17; 5:2, 8, 15)
"Berjalan" adalah kiasan bagi hidup. Sebagai orang Kristen, kita harus berhati-hati bagaimana kita berjalan dan dengan siapa kita berjalan.
Kita harus jangan berjalan menurut dunia (2:2a). Mereka yang berjalan menurut dunia adalah sesat; mereka menjadi milik dunia yang sementara ini, dunia yang terasing dari Allah. Mereka adalah bagian dari kerajaan yang menentang Kerajaan Allah.
Kita harus jangan berjalan menurut Iblis (2:2b). Jiwa-jiwa yang sesat sejalan dengan Iblis, "penguasa kekuatan udara" dan "roh yang sekarang sedang bekerja di antara anak-anak ketidaktaatan" Kehidupan mereka diperintah oleh pemberontakan.
Kita harus jangan berjalan menurut hawa nafsu daging (2:3a). Mereka yang sesat hidup menurut hawa nafsu mereka sendiri, ketimbang menurut cara yang Allah ingin mereka hidup dengannya.
Kita harus jangan berjalan sebagai anak-anak yang dimurkai (2:3b). Mereka yang sesat hidup menurut sifat Adam, "sifat manusia" yang berdosa dan menjadi sasaran murka Allah. Roma 1:18 memperingatkan, "Sebab murka Allah nyata dari sorga atas segala kefasikan dan kelaliman manusia, yang menindas kebenaran dengan kelaliman."
Kita harus berjalan dengan cara yang sepadan (4:1). Paulus mendesak orang Kristen untuk hidup sesuai "dengan panggilan yang dengannya [kita] telah dipanggil." Kita telah menerima panggilan Allah yang kudus untuk hidup sesuai dengan kasih karunia dan kemuliaan-Nya (lihat 1 Tesalonika 2:12; 2 Timotius 1:9). Kita harus jangan hidup dengan pikiran yang sia-sia (4:17). Orang sesat hidup tanpa arah rohani. Kristus hidup dengan tujuan, dan kita akan diberkati jika kita mengikuti teladan-Nya (lihat 1 Petrus 2:21; 3:9).
Kita harus berjalan dalam kasih (5:2). Allah adalah kasih (1Yohanes 4), dan tujuan terbesar kita adalah mengasihi Dia dengan segenap hati, jiwa, dan pikiran kita. Selain itu, kita harus mengasihi orang lain seperti diri kita sendiri (lihat Matius 22:37-39).
Kita harus berjalan seperti anak-anak terang (5:8). Kita tidak lagi berjalan di dalam "kegelapan," sebab kita sekarang adalah "Terang di dalam Tuhan."
Kita harus berjalan seperti orang berhikmat (5:15, 16). Kita harus menghabiskan hari-hari kita dengan melayani Allah, selagi kita mampu melakukannya (lihat Yohanes 9:4).
KEHIDUPAN YANG DIPENUHI DENGAN ROH (5:18-21)
Di dalam Perjanjian Lama, Allah memiliki bait suci untuk umat-Nya; di dalam Perjanjian Baru, Allah memiliki umat untuk bait suci-Nya. Pada saat lahir barunya (baptisan), setiap orang Kristen menjadi bait suci Allah yang hidup. Pada hari Pentakosta, Petrus berkata, "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kita akan menerima karunia Roh Kudus"(Kisah 2:38). Jika kita telah dilahirkan kembali, maka kita menampung satu Pribadi—Roh Kudus Allah. Proses ilahi ini hanya dimulai saat pembaptisan; orang Kristen hidup sehari-hari dengan Roh Allah.
Paulus menasihati jemaat Efesus untuk "dipenuhi dengan Roh" (5:18). Ini bukan pilihan; itu adalah perintah. Dipenuhi dengan Roh bukan sesuatu yang kita lakukan jika kita ingin menjadi super-rohani; itu adalah tanggung jawab setiap anak Allah yang sudah dilahirkan kembali. Kita harus dipenuhi dengan Roh.
Bagaimanakah kita bisa tahu jika kita sedang melaksanakan kewajiban ilahi ini? Apakah tanda-tanda mereka yang secara progresif sedang dipenuhi dengan Roh? Ayat 18 memberi kita perintah, dan ayat-ayat selanjutnya memberi kita tiga ciri-ciri yang mengidentifikasi orang percaya yang dipenuhi dengan Roh. Di dalam teks asli Yunani mereka diperlihatkan sebagai partisip, kata-kata yang menunjukkan tindakan yang berkelanjutan.
Apa sajakah tiga tanda petunjuk tentang kehidupan yang dipenuhi dengan Roh?
"Berkata-kata" Seorang Kepada Yang Lain Dengan Memuja. "Berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur dan kidung pujian dan lagu-lagu rohani, bernyanyi dan membuat melodi dengan hatimu kepada Tuhan"(5:19).
Nyanyian kita mencerminkan kasih kita untuk Tuhan Allah; itu adalah ungkapan pemujaan kita. Itu adalah bagian dari ibadah yang penuh sukacita. Sukacita kita akan meluap dalam pujian kepada Allah. Jiwa kita ingin berseru keras dalam pemujaan dan ucapan syukur kepada Allah, Penebus kita.
Paulus mengatakan "berkata-kata" ini akan dilakukan dalam "mazmur dan kidung pujian dan lagu-lagu rohani." Kita harus jangan menekan terlalu jauh perbedaan dalam istilah-istilah itu, namun pasti ada perbedaan tertentu. "Mazmur" adalah mazmur dari Perjanjian Lama, satu-satunya kitab nyanyian gereja mula-mula. Perintah Paulus adalah memuji Allah dengan kitab pujian-Nya sendiri yang terilham. Apapun suasana hati kita, apapun kesedihan atau sukacita kita, apapun masalah kita, kita dapat menemukan mazmur untuk mengungkapkan perasaan kita.
"Kidung pujian" adalah lagu pujian yang diarahkan kepada Allah. Kidung pujian adalah produksi khas Kristen, sedangkan mazmur masuk ke dalam gereja dari agama Yahudi.
"Lagu-lagu rohani" mungkin lagu-lagu yang kurang formal yang mengungkapkan kepercayaan, sukacita, dan ucapan syukur kita. Ini jauh lebih bersifat pribadi dibandingkan kidung pujian dan mazmur yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.
Kita harus menyanyi dan membuat melodi dengan hati kita kepada Tuhan. Kata Yunani yang diterjemahkan "membuat melodi" sebenarnya berarti menyentuh akord hati ketika kita menyembah. Hati kita adalah sarana untuk memberikan pujian yang murni kepada Allah.
Motif kita untuk ibadah terlihat di dalam kata-kata "kepada Tuhan." Menyanyi bukan untuk meninggikan diri kita sendiri atau untuk melihat bagaimana indahnya kita dapat menyatukan bersama suara kita. Motif utama kita dalam berkata-kata dalam mazmur, kidung pujian, dan lagu-lagu rohani adalah untuk mendatangkan sikap hormat yang murni dan pujian kepada Penebus kita.
"Mengucap Syukur" Kepada Allah Dalam Penghargaan. "Selalulah mengucap syukur untuk segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah, yaitu Bapa" (5:20).
Sebagaimana menyanyi menunjukkan bagaimana kita berhubungan dengan Allah, ucapan syukur mencerminkan bagaimana kita berhubungan dengan keadaan kita. Ketika kita dipenuhi dengan Roh, kita akan bersyukur dalam segala hal.
Jenis ucapan syukur apakah ini? Ini adalah ucapan terima kasih yang arahnya benar: "Mengucap syukur … kepada Allah, yaitu Bapa." Meski beberapa orang berkata, "Saya beruntung hari ini," kita harus memberi pujian kepada Allah. Kita harus bersyukur, "selalu mengucap syukur . . . ."
Paulus melanjutkan, " … untuk segala sesuatu." Kita dapat dengan mudah berterima kasih kepada Allah untuk hal-hal yang baik yang terjadi dalam hidup kita. Bagaimana dengan kesulitan hidup? Kita mungkin tidak mengerti mengapa peristiwa-peristiwa itu terjadi seperti itu, tapi kita masih bisa percaya bahwa entah bagaimana kebaikan dapat timbul dari mereka.
Tundukkanlah Dirimu Seorang Kepada Yang Lain Dalam Hormat. "Tundukkanlah dirimu seorang kepada yang lain dalam hormat untuk Kristus" (5:21; NIV).
"Tunduk" melibatkan hubungan kita dengan satu sama lain. Ketika Paulus menulis, "tunduk" digunakan sebagai istilah militer. Secara harfiah itu berarti orang yang sederajat menempatkan dirinya di bawah orang lain yang sederajat. Itu tidak mengandung konotasi lebih rendah. Allah Anak tunduk kepada Allah Bapa. Ia sepenuhnya sama dengan Allah Bapa, tetapi Ia secara sukarela tunduk.
Para istri harus tunduk kepada suami mereka—tapi itu hanya tampilan luar dari prinsip itu. Mereka bukan satu-satunya yang diajarkan untuk mempraktikkan ketundukan. Ketundukan adalah untuk setiap orang Kristen. Pada tingkatan di mana kita dengan rendah hati tunduk kepada saudara-saudari kita di dalam Kristus, itu adalah tingkatan yang sama yang untuk itu kita dipenuhi dengan Roh. Beberapa saudara goyah dalam kehidupan Kristen mereka karena mereka menuntut hak-hak mereka. Selama seseorang menuntut hak-haknya sendiri, ia tidak dapat berserah kepada kendali Roh. Kita telah mati terhadap diri sendiri (lihat Galatia 2:20). Hak apakah yang orang mati miliki?
Mengapakah orang Kristen bersedia menempatkan dirinya di bawah kuasa orang Kristen lainnya? Untuk melayani dia. Beberapa orang ingin dirinya dipenuhi dengan Roh tetapi tidak ingin mengalami kesulitan dalam membantu orang lain dalam nama Yesus. Paulus berkata, "Sebab bukan diri kami yang kami beritakan, tetapi Yesus Kristus sebagai Tuhan, dan diri kami sebagai hambamu karena kehendak Yesus" (2 Korintus 4:5). Kita harus saling melayani satu sama lain dalam kasih.
Paulus berkata, "Tundukanlah dirimu seorang kepada yang lain dalam hormat untuk Kristus" (NIV). Kita saling menundukkan diri oleh karena Yesus. Ia melayani orang lain; Ia menetapkan pola. Dipenuhi dengan Roh-Nya adalah sama dengan menjadi seperti Dia.
Kesimpulan. Ketika kita dipenuhi dengan Roh, dunia melihat siapa yang yang mendominasi dan menguasai kita. Kita bisa membiarkan mereka melihat ini melalui perkataan, ucapan syukur, dan ketundukan kita.
Chris Bullard
TFTWMS: Efesus (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Kenneth S. Wuest, Wuest's Word Studies from the Greek New Testament for the English Reader: Ephesians and Colossians (Grand R...
Catatan Akhir:
- 1 Kenneth S. Wuest, Wuest's Word Studies from the Greek New Testament for the English Reader: Ephesians and Colossians (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1953), 60.
- 2 George V. Wigram, The Englishman's Greek Concordance of the New Testament, 9th ed. (London: Samuel Bagster and Sons, 1903), 33-34.
- 3 Wuest, 60.
- 4 Warren Baker, ed., The Complete Word Study Old Testament (Chattanooga, Tenn.: AMG Publishers, 1994), 2348.
- 5 Wuest, 60-61.
- 6 Spiros Zodhiates, ed., The Complete Word Study New Testament, 2d ed. (Chattanooga, Tenn: AMG Publishers, 1992), 882-83.
- 7 Ibid., 929.
- 8 R. C. H. Lenski, The Interpretation of St. Paul's Epistles to the Galatians, to the Ephesians and to the Philippians (Columbus, Ohio: Wartburg Press, 1946; reprint, Minneapolis: Augsburg Publishing House, 1961), 408.
- 9 Wuest, 62.
- 10 S. D. F. Salmond, "The Epistle to the Ephesians," in The Expositor's Greek Testament, ed. W. Robertson Nicoll (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1967), 3:284.
- 11 Wuest, 63.
- 12 Ibid.
- 13 Ibid.
- 14 Ibid.
- 15 Andrew T. Lincoln, Ephesians, Word Biblical Commentary, vol. 42 (Dallas: Word Books, 1990), 98.
- 16 Wuest, 64.
- 17 Ibid.
Pengarang: Jay Lockhart
Hak Cipta © 2015 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Efesus (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 John MacArthur, Jr., Ephesians, The MacArthur New Testament Commentary (Chicago, Ill.: Moody Press, 1986), 54.
Pengarang: Rusty ...
Catatan Akhir:
- 1 John MacArthur, Jr., Ephesians, The MacArthur New Testament Commentary (Chicago, Ill.: Moody Press, 1986), 54.
Pengarang: Rusty Peterman
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Efesus (Pendahuluan Kitab) Maksud Abadi Allah Mengenai Keselamatan (Efesus 2:4-10)
Setelah pengingat yang suram tentang bagaimana jemaat Efesus pernah hidup sebelum menerima Kr...
Maksud Abadi Allah Mengenai Keselamatan (Efesus 2:4-10)
Setelah pengingat yang suram tentang bagaimana jemaat Efesus pernah hidup sebelum menerima Kristus, Paulus lalu memberikan pesan dorongan. Ia menjelaskan maksud indah Allah tentang keselamatan untuk manusia.
TFTWMS: Efesus (Pendahuluan Kitab) DI ATAS KAYU SALIB—ALLAH YANG BAIK HATI (2:4-12)
Perkataan "tetapi Allah" membuat perbedaan yang penting. Kita mungkin mengharapkan ayat ...
DI ATAS KAYU SALIB—ALLAH YANG BAIK HATI (2:4-12)
Perkataan "tetapi Allah" membuat perbedaan yang penting. Kita mungkin mengharapkan ayat 4 bermula dengan "Dan Allah mengutuk mereka semua" atau "Dan Allah menghancurkan mereka semua." Sebaliknya, Paulus bicara tentang sifat baik hati Allah.
"Kaya dalam rahmat" Allah tidak hanya penuh belas kasihan; Ia juga kaya dengan rahmat. Ia berkelimpahan dalam rahmat. Rahmat ingin menghalangi apa yang patut diberikan. Orang berdosa patut diberi kehancuran, tetapi rahmat Allah ingin menghalangi kehancuran.
"Kasih-Nya yang besar." Inilah sebabnya mengapa Allah ingin mengulurkan rahmat kepada orang berdosa. Ia mengasihi semua orang berdosa dengan kasih yang besar.
"Dengan kasih karunia kamu diselamatkan." Kasih karunia Allah adalah kebaikan-Nya yang "tidak patut diterima, tidak bisa diperoleh dengan amal, tidak bisa diperoleh dengan usaha." Kasih karunia ingin memberi orang berdosa apa yang tidak pernah bisa dengan patut mereka terima. Perhatikanlah kebenaran ini: Keadilan memberikan apa yang orang patut terima, dan Allah, yang adil, akan membiarkan orang berdosa menjadi sesat; rahmat ingin menghalangi apa yang orang berdosa patut terima, dan Allah adalah penuh rahmat; dan kasih karunia memberi manusia apa yang tidak pernah bisa ia terima dengan patut. Setiap orang harus memilih apakah akan tetap berada di dalam dosa dan menerima keadilan murni Allah—atau menerima Allah dan diselamatkan oleh kasih, rahmat, dan karunia Allah yang ditawarkan di dalam Kristus. Sampai orang berdosa diselamatkan oleh kasih karunia melalui iman, ia tetap terpisah dari Kristus dan tanpa Allah (2:12).
TFTWMS: Efesus (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Kenneth S. Wuest, Wuest's Word Studies from the Greek New Testament for the English Reader: Ephesians and Colossians (Grand R...
Catatan Akhir:
- 1 Kenneth S. Wuest, Wuest's Word Studies from the Greek New Testament for the English Reader: Ephesians and Colossians (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1953), 65.
- 2 William Barclay, More New Testament Words (New York: Harper & Brothers, 1958), 11-24.
- 3 Ibid., 21.
- 4 Wuest, 66.
- 5 Spiros Zodhiates, ed., The Complete Word Study New Testament, 2d ed. (Chattanooga, Tenn.: AMG Publishers, 1992), 967.
- 6 Andrew T. Lincoln, Ephesians, Word Biblical Commentary, vol. 42 (Dallas: Word Books, 1990), 110.
- 7 Ibid.
- 8 Ethelbert W. Bullinger, A Critical Lexicon and Concordance to the English and Greek New Testament (London: Samuel Bagster and Sons, n.d.; reprint, Grand Rapids, Mich.: Zondervan Publishing House, Regency Reference Library, 1975), 95.
- 9 C. G. Wilke and Wilibald Grimm, A Greek-English Lexicon of the New Testament, trans. and rev. Joseph Henry Thayer (Edinburgh: T. & T. Clark, 1901; reprint, Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1977), 511; lihat juga Walter Bauer, A Greek-English Lexicon of the New Testament and Other Early Christian Literature, 3d ed., rev. and ed. Frederick William Danker (Chicago: University of Chicago Press, 2000), 816-18.
Pengarang: Jay Lockhart
Hak Cipta © 2015 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Efesus (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Max Lucado, He Still Moves Stones (Dallas: Word Publishing, 1993), 196.
2 A. Skevington Wood, Ephesians , The Expositor's ...
Catatan Akhir:
- 1 Max Lucado, He Still Moves Stones (Dallas: Word Publishing, 1993), 196.
- 2 A. Skevington Wood, Ephesians , The Expositor's Bible Commentary with The New International Version of the Holy Bible, gen. ed. Frank E. Gaebelein (Grand Rapids, Mich.: Zondervan Publishing House, 1978), 36.
- 3 Kent Hughes, Ephesians: The Mystery of the Body of Christ (Wheaton, Ill.: Crossway Books, 1990), 84.
- 4 Brennan Manning, The Ragamuffin Gospel: Embracing the Unconditional Love of God (Sisters, Oreg.: Multnomah Books, 1990), 105-6.
Pengarang: Rusty Peterman
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Efesus (Pendahuluan Kitab) Didamaikan Melalui Darah Kristus (Efesus 2:11-13)
Ketika Paulus menyurati umat Kristen di Efesus tentang maksud gereja Kristus yang mulia, ia menekan...
Didamaikan Melalui Darah Kristus (Efesus 2:11-13)
Ketika Paulus menyurati umat Kristen di Efesus tentang maksud gereja Kristus yang mulia, ia menekankan perubahan yang sudah terjadi dalam hidup mereka. Perubahan itu seperti penciptaan ulang, dan bagian dari eksistensi baru mereka itu adalah persaudaraan antara orang Yahudi dan non-Yahudi.
TFTWMS: Efesus (Pendahuluan Kitab) SATU TAMBAH SATU SAMA DENGAN … SATU! (2:11-22)
Satu-satunya perjanjian damai yang abadi yang masih bertahan di dalam dunia ini—dan akan terus ber...
SATU TAMBAH SATU SAMA DENGAN … SATU! (2:11-22)
Satu-satunya perjanjian damai yang abadi yang masih bertahan di dalam dunia ini—dan akan terus bertahan—adalah perjanjian yang dibuat oleh Allah dan dimeteraikan oleh darah Yesus, Anak-Nya. Untuk menghargai keagungan perdamaian yang Yesus bawa, kita harus mengingat perpecahan yang ada di antara manusia di zaman Kristus dan ketika gereja dimulai. Dalam paragraf akhir Efesus 2, Paulus menunjukkan kepada kita adanya jurang pemisah antara manusia dan manusia yang Allah sudah tutup untuk kita agar tubuh-Nya, gereja, bisa menjadi tubuh yang besar, bersatu dari orang-orang percaya.
Keterasingan (2:11, 12). Setiap budaya memiliki garis demarkasi yang memunculkan pelbagai hambatan antara kelompok-kelompok manusia. Di zaman Paulus, dunia dibagi menjadi dua kategori: Yahudi dan non-Yahudi. Permusuhan di antara dua budaya ini tidak bisa dilebih-lebihkan.
Apa perbedaan antara orang Yahudi dan non-Yahudi? Orang Yahudi bisa melacak garis keturunannya kepada Abraham, Ishak, dan Yakub. Siapa saja yang tidak bisa melakukan hal itu adalah orang non-Yahudi. Paulus mengidentifikasi enam perbedaan yang memisahkan orang Yahudi dan non-Yahudi pada zamannya. Orang non-Yahudi …
1. Tidak bersunat (2:11). Orang non-Yahudi tidak melakukan ritual sunat. Allah telah memberikan tanda khusus ini kepada orang Yahudi sebagai pengingat yang tetap bahwa Ia telah berjanji untuk memberkati dunia melalui ras kaum ini. Namun begitu, orang Yahudi mengubah hal itu menjadi kebanggaan duniawi. Pada abad pertama, penghinaan ini telah mencapai puncaknya.
2. Tidak memiliki Kristus (2:12). Bagi orang Yahudi, sejarah bergerak maju dengan tujuan. Allah sedang mengerjakan kehendak-Nya melalui bangsa Israel. Suatu hari Allah akan mengutus Kristus-Nya, Mesias-Nya, untuk membebaskan orang Yahudi selama-lamanya dari penindasan terkutuk orang non-Yahudi. Itulah harapan mereka kepada kedatangan Kristus yang menghibur dan memotivasi orang Yahudi dalam menghadapi penolakan dan penganiayaan yang terus-menerus.
Namun begitu, bangsa-bangsa lain tidak memiliki mimpi seperti itu. Bagi mereka, sejarah tidak pergi ke mana-mana. Para filsuf Yunani menggambarkan sejarah sebagai berjalan dalam lingkaran. Selama tiga ribu tahun, sejarah menjalani jalurnya; kemudian muncul kebakaran hebat yang menghanguskan dunia Romawi dalam kobarannya.22
Beberapa orang mengatakan bahwa sejarah ditakdirkan mengulang seluruh proses, sehingga jenis orang dan pelbagai peristiwa yang sama akan terlihat berkali-kali Hasilnya adalah bahwa mereka memandang kehidupan sebagai hampa dan tak berarti. Orang non-Yahudi tidak memiliki pembebas yang akan datang untuk menyelamatkan mereka dari kesia-siaan pandangan duniawi mereka.
3. Tidak memiliki kewarganegaraan (2:12). Allah telah memanggil bangsa Israel untuk menjadi umat-Nya. Mereka memiliki kewargaan ilahi dalam kerajaan Allah oleh karena panggilan-Nya. Orang non-Yahudi tidak memiliki panggilan seperti itu. Mereka tidak memiliki konsep kewarganegaraan di dalam kerajaan Allah, mereka juga tidak ditawari kesempatan untuk menjadi warga negara. Pada abad pertama, orang Yahudi menerima beberapa mualaf non-Yahudi; namun begitu, paling tinggi, para mualaf ini menjadi kelompok kelas dua. Mereka selalu harus mengatakan, "Bapakmu, Abraham." Mereka selalu diingatkan bahwa mereka tidak punya hak alami terhadap kewarganegaraan di dalam kerajaan Allah.
4. Tidak memiliki perjanjian (2:12). Dengan Abraham, Ishak, dan Yakub—dan belakangan dengan Musa—Allah membuat perjanjian dengan umat-Nya. Ia tidak pernah membuat perjanjian seperti itu dengan bangsa-bangsa lain. Mereka tidak pernah memiliki janji ilahi yang untuknya mereka mengantisipasi penggenapannya. Semua kesepakatan dan semua janji di dalam Perjanjian Lama dibuat oleh Allah dengan bangsa pilihan-Nya, Israel. Orang non-Yahudi tidak punya apa-apa yang bisa mereka klaim.
5. Tidak memiliki keyakinan (2:12). Awan besar keputusasaan melanda dunia kuno. Filsafat terasa hampa; tradisi tidak memuaskan; agama tidak berdaya untuk menolong para penganut mereka dalam menghadapi kehidupan atau kematian. Orang non-Yahudi tidak memiliki pesan dari Allah, juga tidak memiliki Kristus untuk membebaskan mereka dari keputusasaan mereka, tidak ada harapan kepada keselamatan. Apakah mengherankan bila mereka tidak memiliki kepercayaan diri untuk menghadapi masa depan, tidak memiliki harapan untuk mendorong mereka menjalani kehidupan yang berkelimpahan?
6. Tidak memiliki Pencipta (2:12). Mereka memiliki banyak sekali berhala—tapi tidak memiliki Allah. Pencipta bangsa non-Yahudi tidak mereka kenal. Mereka tidak tahu siapa Dia atau apa yang Ia inginkan dari mereka. Yang terbaik yang mereka bisa lakukan adalah mendirikan sebuah berhala bagi "Allah yang tidak dikenal" dan berharap bahwa mereka tidak menyinggung ilah tertentu.
sKeenam perbedaan besar ini mendorong orang Yahudi dan non-Yahudi semakin terpisah. Pelbagai perbedaan yang tak terdamaikan itu memisahkan dua budaya itu. Keadaan terpisah, terpisah dalam roh dari orang-orang di sekitar kita, adalah pengalaman yang umum di dunia saat ini. Itu merupakan akibat dosa yang berkuasa yang bekerja di dalam hati manusia.
Penebusan (2:13-17). Di mana manusia gagal, Allah berhasil. Ia memiliki obat untuk setiap bentuk keterpisahan di antara manusia: "Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu yang dahulu jauh sudah dibawa dekat oleh darah Kristus" (2:13). Kristus adalah jalan keluar bagi keterpisahan manusia—tidak hanya dari Allah, tetapi juga dari orang lain. Ia mengumpulkan orang-orang yang memiliki perbedaan yang sengit dan membuat mereka "bersatu" lagi dalam hubungan mereka.
Yesus adalah Perdamaian Kita (2:14). Paulus tidak mengatakan bahwa Yesus membawa perdamaian; ia mengatakan bahwa Yesus adalah perdamaian kita. Maksudnya itu apa?
Misalkan seorang suami dan seorang istri pergi ke pengadilan untuk bercerai setelah bersama-sama mengalami tahun-tahun penuh angin badai. Seorang pengacara menyusun dokumen yang mengatakan bahwa suami itu akan mendapat harta ini sementara istri itu akan mendapat harta itu, dan suami itu harus membuat konsesi tertentu dan istri itu juga harus membuat konsesi lainnya. Dokumen itu merupakan perjanjian legal, tapi laki-laki dan perempuan itu mungkin tidak pernah benar-benar sepakat dengan apa yang tertulis di atas kertas itu.
Sebaliknya, misalkan anak laki-laki mereka yang berusia sepuluh tahun—yang sangat mereka cintai—masuk dan menyatukan tangan mereka bersama-sama. Kemudian, dengan menangis, berkata, "Mohon jangan bercerai. Tinggallah bersama. Aku butuh bapak dan ibu. Aku ingin bapak dan ibu saling mencintai lagi. Aku akan berbuat semampuku untuk membantu." Anak itu dapat melakukan jauh lebih banyak untuk menengahi kesepakatan antara bapak dan ibunya dibandingkan yang pernah bisa dilakukan oleh sebuah dokumen. Peraturan tidak dapat mengubah hati manusia.
Paulus mengatakan jawaban bagi dilema manusia adalah Yesus, pribadi-Nya. Ketika kita sama-sama mengasihi Yesus dan Ia hidup di dalam diri kita, maka respon alami kita adalah saling mengasihi. Ia menjadi sumber perdamaian kita dengan satu sama lain.
Yesus Membuat Perdamaian (2:15). Bagaimanakah Yesus membuat perdamaian antara kelompok-kelompok manusia yang berseteru? Ia melakukannya dengan membuat manusia baru. Ia menciptakan dalam diri-Nya satu manusia baru. Istilah "Kristen Yahudi" dan "Kristen non-Yahudi" benar-benar asing bagi Perjanjian Baru. Di dalam Kristus hanya ada satu jenis individu—Kristen!
Setidaknya sudah sepuluh kali di dalam kitab Efesus, Paulus menyinggung posisi kita "di dalam Kristus" (atau "di dalam Dia"). Jika seorang Yahudi diselamatkan, Ia berada di dalam Kristus. Jika seorang non-Yahudi diselamatkan, ia berada di dalam Kristus. Kristus hanya memiliki satu tubuh. Ini adalah misteri tubuh itu. Dari berbagai ras, berbagai budaya, dan berbagai kebangsaan muncul hanya satu tubuh—tubuh Yesus Kristus.
Yesus adalah perdamaian kita ketika Ia hidup di dalam diri kita. Yesus membuat perdamaian ketika kita sadar bahwa kita semua berada di dalam Dia bersama-sama.
Yesus Memberitakan Perdamaian (2:17). Yesus bisa saja sudah datang ke bumi ini untuk memberitakan hukuman bagi dosa-dosa manusia—tetapi Ia tidak melakukan itu. Ia datang sebagai Raja Damai, dengan pesan perdamaian. Jika Kristus ada di dalam hati Anda dan Anda berada di dalam Kristus, Anda telah dipanggil untuk menjadi utusan perdamaian—di rumah dengan pasangan Anda dan anak-anak Anda, di tempat kerja dengan rekan-rekan kerja Anda, di seberang jalan dengan tetangga Anda, di seluruh negeri dengan kerabat Anda.
Kita harus merobohkan hambatan yang berbentuk permusuhan. Karena kita berada di dalam Raja Damai, maka kita membagi misi-Nya untuk membuat perdamaian dengan orang lain dan memberitakan kemungkinan perdamaian bagi semua orang.
Kesepakatan (2:18-22). Keterpisahan terjadi antara manusia oleh karena dosa. Yesus membuat penebusan di antara manusia ketika Ia mendamaikan mereka di dalam tubuh-Nya. Kebenaran terakhir yang menangkap perhatian Paulus adalah kesepakatan yang manusia miliki di dalam Kristus.
Ketika Paulus bicara tentang "dinding permusuhan yang memisahkan" (2:14; NIV), yang ada di dalam pikirannya mungkin ciri khas bait suci Yerusalem. Paulus ingat dinding setinggi kira-kira dua meter yang mengitari pelataran bait suci, yang memisahkan Pelataran Orang Non-Yahudi dari Pelataran Dalam yang boleh dimasuki oleh orang Yahudi saja. Pada tahun 1871, arkeolog menemukan sebuah prasasti Yunani yang ditempelkan di sepanjang dinding pembatas ini, yang bunyinya, "Jangan ada orang asing yang berani memasuki ruangan berpagar di sekeliling bait suci. Siapa saja yang tertangkap melanggar akan menyebabkan kematiannya sendiri yang akan menyusul."
Dinding itu melambangkan permusuhan lama antara pelbagai ras. Secara rohani, Yesus merobohkan dinding itu ketika Ia mati. Sekarang semua orang memiliki akses yang sama kepada Allah alam semesta: "karena melalui Dia kita sama-sama memiliki akses kita dalam satu Roh kepada Bapa" (2:18).
Paulus selanjutnya melambangkan permusuhan yang sudah sangat lama terjadi antara ras manusia. Hanya ada satu bangsa (2:19), bangsa yang kudus, dan setiap anggota memiliki kewarganegaraan di sorga. Hanya ada satu keluarga (2:19); kita adalah saudara dan saudari dalam keluarga Allah, tidak peduli perbedaan apa yang mungkin kita miliki. Hanya ada satu bait suci (2:21); itu bukan buatan manusia, tetapi terdiri dari laki-laki dan perempuan dari berbagai latar belakang yang berfungsi sebagai batu yang hidup bagi bait suci rohani ini.
Allah telah mendatangkan kesepakatan untuk semua manusia melalui Anak-Nya. Kita dipanggil kepada kesatuan roh dengan satu sama lain. Yesus adalah perdamaian kita dan bekerja melalui kita untuk membawa perdamaian di atas bumi antara manusia. Celakalah orang yang membangun dinding pemisah, yaitu perseteruan di dalam gereja Allah! Allah sedang melakukan penghacuran pelbagai hambatan antara manusia. Siapa saja yang kata-kata atau perbuatannya merusak kesepakatan di dalam gereja adalah orang yang sedang melawan Allah!
Kesimpulan . Kita harus bergabung dengan Raja Damai untuk menjadi utusan perdamaian. Kita bisa menjangkau orang lain di luar status ekonomi, ras, atau kepribadian dan menunjukkan kepada dunia apa arti sebenarnya dari menjadi satu manusia baru di dalam gereja.
Chris Bullard
TFTWMS: Efesus (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 C. G. Wilke and Wilibald Grimm, A Greek-English Lexicon of the New Testament, trans. and rev. Joseph Henry Thayer (Edinburgh: T. &...
Catatan Akhir:
- 1 C. G. Wilke and Wilibald Grimm, A Greek-English Lexicon of the New Testament, trans. and rev. Joseph Henry Thayer (Edinburgh: T. & T. Clark, 1901; reprint, Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1977), 528; see also Walter Bauer , A Greek-English Lexicon of the New Testament and Other Early Christian Literature, 3d ed., rev. and ed. Frederick William Danker (Chicago: University of Chicago Press, 2000), 845.
- 2 Andrew T. Lincoln, Ephesians, Word Biblical Commentary, vol. 42 (Dallas: Word Books, 1990), 137.
- 3 Ibid.
- 4 Ethelbert W. Bullinger, A Critical Lexicon and Concordance to the English and Greek New Testament (London: Samuel Bagster and Sons, n.d.; reprint, Grand Rapids, Mich.: Zondervan Publishing House, Regency Reference Libra ry, 1975), 741.
- 5 Kenneth S. Wuest, Wuest's Word Studies from the Greek New Testament for the English Reader: Ephesians and Colossians (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1953), 73.
- 6 Bullinger, 192.
Pengarang: Jay Lockhart
Hak Cipta © 2015 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Efesus (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Kent Hughes, Ephesians: The Mystery of the Body of Christ (Wheaton, Ill.: Crossway Books, 1990), 92-93.
2 Clement of Alexandria...
Catatan Akhir:
- 1 Kent Hughes, Ephesians: The Mystery of the Body of Christ (Wheaton, Ill.: Crossway Books, 1990), 92-93.
- 2 Clement of Alexandria, quoted in Hughes, 93.
- 3 Bob Hendren, Chosen for Riches: A Life-Related Exposition of Ephesians (Austin, Tex.: Journey Books, 1978), 49.
- 4 Glenn Owen, "Undying Spirit of Hope," Upreach Magazine (January-March 1994), 3.
- 5 Kainos "menunjukkan 'baru,' mengenai sesuatu yang tidak dikenal atau tidak digunakan, bukan 'baru' dalam pengertian waktu, yang baru saja terjadi, melainkan 'baru' dalam pengertian bentuk atau kualitas, mengenai sifat yang berbeda dari sifat lamanya." Neos "menandakan 'baru' dalam pengertian waktu, yang baru saja terjadi; kata ini dipakai untuk anak muda, dan begitulah diterjemahkannya, khususnya tentang tingkat perbandingan 'lebih muda'; dengan begitu apa yang dimaksud dengan neos bisa berarti reproduksi barang lama dalam hal kualitas dan karakternya. Neos dan kainos kadang-kadang dipakai untuk benda yang sama, namun tetap ada perbedaannya, seperti yang sudah ditunjukkan di atas. Dengan demikian 'manusia baru' dalam Efesus 2:15 (kainos) adalah 'baru' untuk membedakan karakternya; … namun 'manusia baru' dalam Kolose 3:10 (neos) menekankan fakta tentang pengalaman baru orang percaya, yang baru saja dimulai, dan masih terus berlangsung." E. Vine, Merrill F. Unger, and William White, "new," Vine's Expository Dictionary of Biblical Words (Nashville, Tenn.: Thomas Nelson Publishers, 1985), 430-31.
Pengarang: Rusty Peterman
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Efesus (Pendahuluan Kitab) PELBAGAI BERKAT DI DALAM KRISTUS (2:13)
Pelbagai berkat Efesus 2 hanya terdapat di dalam Kristus (2:13). Setiap orang diundang untuk merespon kasih, ...
PELBAGAI BERKAT DI DALAM KRISTUS (2:13)
Pelbagai berkat Efesus 2 hanya terdapat di dalam Kristus (2:13). Setiap orang diundang untuk merespon kasih, rahmat, dan kasih karunia Allah yang diulurkan oleh pengorbanan Kristus di kayu salib. Mereka yang merespon dengan ketaatan diselamatkan dari keterasingan dari Allah. Mereka menerima syarat-syarat keselamatan Allah dengan mengimani, mempercayai, dan mentaati Dia. Tercakup di dalam respon iman adalah langkah dibaptis "di dalam Kristus" (Roma 6:3), di mana keselamatan ditemukan. Menerima undangan Allah dengan cara ini menghasilkan diselamatkan melalui darah Kristus "oleh kasih karunia … melalui iman" (2:8).
TFTWMS: Efesus (Pendahuluan Kitab) DI ATAS KAYU SALIB—PERDAMAIAN DI DALAM KRISTUS (2:13-22)
"Tapi sekarang" dalam ayat 13 sesuai dengan "tetapi Allah" dalam ayat ...
DI ATAS KAYU SALIB—PERDAMAIAN DI DALAM KRISTUS (2:13-22)
"Tapi sekarang" dalam ayat 13 sesuai dengan "tetapi Allah" dalam ayat 4. Darah di kayu salib menjadikan Kristus "perdamaian kita." Kematian-Nya sebagai korban memungkinkan perdamaian antara manusia dengan manusia, yang menyebabkan orang-orang yang terasing dari satu sama lainnya didamaikan dalam "satu manusia baru," gereja. Kristus juga memungkinkan terjadinya perdamaian antara manusia dan Allah dengan mendamaikan orang Kristen kepada Allah "dalam satu tubuh." Perdamaian antara Allah dan manusia memungkinkan mereka yang mentaati injil sekarang ini untuk menjadi "sesama warga negara" di dalam kerajaan Allah, anak-anak di dalam "keluarga Allah," dan "bait suci" di mana Allah menetap.
TFTWMS: Efesus (Pendahuluan Kitab) Perdamaian Dimungkinkan Dalam Tubuh-Nya (Efesus 2:14-22)
Setelah menunjukkan beberapa perbedaan menyolok antara orang Yahudi dan non-Yahudi, Paulus l...
Perdamaian Dimungkinkan Dalam Tubuh-Nya (Efesus 2:14-22)
Setelah menunjukkan beberapa perbedaan menyolok antara orang Yahudi dan non-Yahudi, Paulus lalu menyatakan bahwa kedua kelompok itu bisa memiliki hubungan yang penuh damai. Bagaimana mungkin ini terjadi? Paulus berkata, "Sebab Ia sendiri adalah perdamaian kita" (2:14). Di sini, ia memperkenalkan satu tema yang melekat hingga 2:18 — tema perdamaian. Rasul itu pertama-tama mengetengahkan perdamaian antara orang Yahudi dan non-Yahudi (2:14, 15); lalu ia membahas perdamaian antara manusia dan Allah (2:16-18).
TFTWMS: Efesus (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Ethelbert W. Bullinger, A Critical Lexicon and Concordance to the English and Greek New Testament (London: Samuel Bagster and Sons...
Catatan Akhir:
- 1 Ethelbert W. Bullinger, A Critical Lexicon and Concordance to the English and Greek New Testament (London: Samuel Bagster and Sons, n.d.; reprint, Grand Rapids, Mich.: Zondervan Publishing House, Regency Reference Library, 1975), 358.
- 2 S. D. F. Salmond, "The Epistle to the Ephesians," in The Expositor's Greek Testament, ed. W. Robertson Nicoll (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1967), 3:294.
- 3 Kenneth S. Wuest, Wuest's Word Studies from the Greek New Testament for the English Reader: Ephesians and Colossians (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1953), 75.
- 4 Alfred Edersheim, The Life and Times of Jesus the Messiah, new updated ed. (Peabody, Mass.: Hendrickson Publishers, 1993), 169-70.
- 5 Josephus Antiquities 15.11.5.
- 6 Bullinger, 19.
- 7 Albert Barnes, Notes on the New Testament: Ephesians, Philippians and Colossians, ed. Robert Frew (Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1965), 47.
- 8 Wuest, 76.
- 9 C. G. Wilke and Wilibald Grimm, A Greek-English Lexicon of the New Testament, trans. and rev. Joseph Henry Thayer (Edinburgh: T. & T. Clark, 1901; reprint, Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1977), 544; see also Walter Bauer, A Greek-English Lexicon of the New Testament and Other Early Christian Literature, 3d ed., rev. and ed. Frederick William Danker (Chicago: University of Chicago Press, 2000), 876.
- 10 R. C. H. Lenski, The Interpretation of St. Paul's Epistles to the Galatians, to the Ephesians and to the Philippians (Columbus, Ohio: Wartburg Press, 1946; reprint, Minneapolis: Augsburg Publishing House, 1961), 447.
- 11 Andrew T. Lincoln, Ephesians, Word Biblical Commentary, vol. 42 (Dallas: Word Books, 1990), 149.
- 12 Wuest, 79.
- 13 Thayer, 439.
- 14 Bullinger, 58.
- 15 Galatia 1:19; Kisah 14:14; 2 Korintus 11:13; Wahyu 2:2; Ibrani 3:1.
- 16 Bullinger, 188.
- 17 Lincoln, 155.
- 18 Lenski, 454.
- 19 Lincoln, 157.
- 20 Lenski, 459.
- 21 Lincoln, 152.
- 22 Kebakaran hebat di Roma mulai pada 19 Juli 64 Masehi dan terbakar di luar kendali selama berhari-hari. Api itu pada akhirnya memusnahkan tiga dari empat belas kabupaten Roma, menimbulkan kerusakan yang luas terhadap tujuh kabupaten lagi dan hanya menyisakan empat kabupaten tanpa kerusakan. Kebakaran itu menghanguskan rumah-rumah mewah pribadi, rumah-rumah petak, kuil-kuil, tempat-tempat keramat, mezbah-mezbah, dan harta yang tak tergantikan yang diperoleh melalui penaklukan Romawi. (Tacitus Annals 15,40-41.)
Pengarang: Jay Lockhart
Hak Cipta © 2015 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
BIS: Efesus (Pendahuluan Kitab) SURAT PAULUS KEPADA JEMAAT DI EFESUS
PENGANTAR
Dalam Surat Paulus Kepada Jemaat di Efesus, penulis menekankan Rencana Allah
agar "Seluruh alam, baik
SURAT PAULUS KEPADA JEMAAT DI EFESUS
PENGANTAR
Dalam Surat Paulus Kepada Jemaat di Efesus, penulis menekankan Rencana Allah agar "Seluruh alam, baik yang di surga maupun yang di bumi, menjadi satu dengan Kristus sebagai kepala" (Ef 1:10). Surat ini merupakan juga seruan kepada umat Allah supaya mereka menghayati makna rencana agung dari Allah itu untuk mempersatukan seluruh umat manusia melalui Yesus Kristus.
Di dalam bagian pertama surat Efesus ini dikemukakan bagaimana penyatuan itu terjadi. Untuk menjelaskan hal itu ia menceritakan bagaimana Allah Bapa telah memilih umat-Nya, bagaimana Allah melalui Yesus Kristus, Anak-Nya, mengampuni dan membebaskan umat-Nya dari dosa, dan bagaimana janji Allah itu dijamin oleh Roh Allah. Di dalam bagian kedua, diserukan kepada para pembacanya supaya mereka hidup rukun agar kesatuan mereka sebagai umat yang percaya kepada Kristus dapat terlaksana.
Untuk menunjukkan bahwa umat Allah sudah menjadi satu karena bersatu dengan Kristus, penulis memakai beberapa kiasan. Jemaat adalah seperti tubuh dengan Kristus sebagai kepalanya, atau seperti sebuah bangunan yang batu sendinya ialah Kristus, atau seperti seorang istri dengan Kristus sebagai suaminya. Penulis sangat terharu ketika mengingat akan rahmat Allah melalui Kristus, sehingga ungkapan-ungkapan yang dipakainya dalam suratnya menunjukkan bahwa hatinya makin meluap dengan perasaan syukur dan pujian kepada Tuhan. Segala sesuatu ditinjaunya dari segi kasih Kristus, dari segi pengurbanan-Nya, pengampunan-Nya, kebaikan hati-Nya dan kesucian-Nya.
Isi
- Pendahuluan
Ef 1:1-2 - Kristus dengan gereja-Nya
Ef 1:3-3:21 - Kehidupan yang baru sebagai orang Kristen
Ef 4:1-6:20 - Penutup
Ef 6:21-24
Ajaran: Efesus (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya orang Kristen mengerti bahwa yang dimaksudkan dengan Gereja adalah Tubuh
Kristus. Ini berarti Gereja adalah Tubuh Kristus. Ini berarti
Tujuan
Supaya orang Kristen mengerti bahwa yang dimaksudkan dengan Gereja adalah Tubuh Kristus. Ini berarti Gereja adalah Tubuh Kristus. Ini berarti Gereja adalah orang-orang pilihan Allah, atau kelompok orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yesus sebagai Juruselamatnya.
Pendahuluan
Penulis : Rasul Paulus.
Tahun : Sekitar tahun 61 sesudah Masehi.
Penerima : Jemaat Kristen di kota Efesus. (Dan juga jemaat-jemaat Kristen di seluruh dunia).
Isi Kitab: Kitab Efesus terbagi atas 6 pasal. Di dalamnya kita dapat melihat dengan jelas uraian tentang arti Gereja yang benar.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Efesus
Pasal 1-3 (Ef 1:1-3:21).
Pengajaran tentang keselamatan orang-orang percaya
Dalam bagian ini dijelaskan bahwa keselamatan orang-orang percaya sudah berada dalam rencana Allah, yaitu terhadap orang-orang yang dipilih-Nya dan orang-orang yang mau menerima anugerah-Nya di dalam Kristus dengan iman.
Pendalaman
Pasal 4-6 (Ef 4:6-6:9).
Pengajaran tentang kesatuan orang percaya dan cara-cara kehidupan sebagai orang percaya
Dalam bagian ini Rasul Paulus menjelaskan bahwa setiap orang percaya sudah menjadi saudara karena dipersatukan di dalam Tuhan Yesus. Juga Paulus menjelaskan bagaimana orang-orang Kristen harus hidup di dalam gereja, keluarga dan masyarakat.
Pendalaman
- Bacalah pasal Ef 4:2-3,25-26,28-29,31-32. _Tanyakan_: Apakah yang harus dilakukan oleh orang percaya menurut nats ini?
- Bacalah pasal Ef 5:8-21. _Tanyakan_: Apakah yang membuktikan bahwa saudara anak-anak terang?
Pasal 6 (Ef 6:10-24). Pengajaran tentang perlengkapan rohani orang Kristen dalam mengikut Yesus
Pendalaman
- Mengapakah orang Kristen perlu menggunakan perlengkapan rohani yan Allah berikan?
- Siapakah musuh-musuh orang Kristen?
II. Kesimpulan
Melalui Kitab Efesus, jelaslah kita lihat bahwa orang-orang percaya adalah Gereja yang disebut juga Tubuh Kristus. Dan melalui Kitab ini juga dijelaskan tentang cara-cara kehidupan Gereja itu.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah yang menjadi penulis Kitab Efesus?
- Siapakah yang dikatakan sebagai orang-orang percaya?
- Mengapakah orang (manusia) tidak bisa menyelamatkan dirinya dengan usah atau perbuatannya?
Intisari: Efesus (Pendahuluan Kitab) Sebuah surat edaran?
UNTUK SIAPA SURAT INI DITULIS?Banyak orang berpendapat bahwa surat ini dimaksudkan untuk diedarkan secara luas, bukan hanya untu
Sebuah surat edaran?
UNTUK SIAPA SURAT INI DITULIS?
Banyak orang berpendapat bahwa surat ini dimaksudkan untuk diedarkan secara luas, bukan hanya untuk gereja di Efesus saja. Surat ini mungkin semacam surat edaran yang ditulis untuk digunakan oleh berbagai kelompok Kristen di daerah Efesus dan sekitamya. Apa yang ditulis Paulus dalam surat ini dapat diterapkan oleh umat Allah pada umumnya dan tidak ditujukan untuk suatu gereja tertentu. Tidak ada salam pribadi. Mungkin surat ini sebenarnya yang dimaksud oleh Rasul Paulus dalam Kolose 4:16 sebagai 'surat dari Laodikia'. Tikhikus dipercayakan untuk menyampaikan surat ini kepada alamat yang dituju. (Efe 6:21, 22). Surat ini, seperti surat-surat Rasul Paulus kepada jemaat di Filipi dan Kolose, ditulis dari dalam penjara dan tema utamanya ialah sifat, ciri-ciri dan tujuan dari gereja Kristen, yaitu terciptanya apa yang disebut 'masyarakat Allah yang baru'.
GEREJA DI EFESUS.
Paulus tinggal di Efesus selama 3 tahun (Kis 19:8, 10; 20:31). Efesus merupakan suatu kota yang banyak menyediakan sarana untuk penyembahan berhala. Kuil Dewi Diana (Artemis) terletak di kota itu. Di sana banyak terdapat orang-orang yang mempraktekkan ilmu sihir. Namun, waktu kita membaca surat ini kita tidak perlu mengetahui latar belakang gereja yang menjadi tujuan surat ini, karena isinya bersifat umum.
PESAN.
Surat ini tidak berhubungan dengan masalah-masalah yang khusus, tetapi tujuannya adalah untuk meninggikan nama Yesus Kristus dan untuk menunjukkan pentingnya gereja Kristen sebagai alat Allah di dunia ini. Seperti halnya dengan surat-surat Paulus lainnya, doktrin yang diberikan disusul dengan penerapan praktis. Iman Kristen dan kehidupan Kristen harus berjalan secara seimbang. Surat ini ditutup dengan peringatan bahwa Kristen selalu berada dalam konflik yang terus-menerus dengan setan dan kuasa kejahatan, tetapi Allah telah memberikan senjata yang diperlukan untuk memampukan Kristen bertahan dalam menghadapi semua serangan musuh.
Pesan
1. Warisan kekayaan untuk dinikmati.o Tiga Pribadi Keallahan yang berperan dalam penyelamatan kita:
- Allah Bapa. Efe 1:4-6
- Allah Putra. Efe 1:7-12
- Allah Roh Kudus. 1: 13, 14
o Perhatikan permohonan doa Paulus bagi orang-orang Efesus
- untuk penerangan guna mengetahui sampai seberapa luas warisan kita. Efe 1:17-19
- untuk kuasa guna mengetahui sampai seberapa besar keagungan Allah. Efe 1:19-21
2. Kasih karunia dan damai sejahtera untuk dialami.
o Dari keadaan apa kita diselamatkan. Efe 2:1-3, 11, 12
o Oleh siapa kita diselamatkan. Efe 2:4-9, 13-18
o Untuk apa kita diselamatkan. 2:10, 19-22
3. Sumber-sumber rohani untuk dijajaki.
o Kekayaan yang tidak dapat dicari. Efe 3:8-13
o Kekuatan Ilahi. Efe 3:14-21
4. Persatuan rohani yang harus dipelihara.
o Sikap yang benar itu penting. Efe 4:1-3
o Dasar yang sama itu penting. Efe 4:4-6
o Persatuan dalam keanekaragaman harus dihadapi. 4:11
o Kedewasaan Kristen diharapkan. 4:13
5. Hubungan harmonis yang harus diusahakan.
o Terang sebagai ganti kegelapan. Efe 5:3-6
o Hikmat sebagai ganti kebodohan. Efe 5:15-17
o Kerohanian sebagai ganti hawa nafsu.Efe 5:18-20
o Kepatuhan sebagai ganti perdebatan.Efe 5:21-33
6. Senjata rohani untuk dipakai.
o Musuh yang kita hadapi. Efe 6:10-12
o Perlengkapan senjata yang kita punyai.Efe 6:13-20
Penerapan
Efesus mengajar kita tentang:
1. Betapa murah hati Allah
o dalam memberi kita seorang Penyelamat
o dalam mengirim kepada kita Roh Kudus
o dalam memberi jaminan kepada kita rumah surgawi
2. Betapa besar hak kita
untuk menjadi anggota keluarga Allah untuk mendapat bagian dalam Kerajaan Allah
3. Betapa kita perlu tenggang rasa
o dalam sikap kita terhadap orang lain
o dalam hubungan kita dengan orang lain
4. Betapa praktisnya kekristenan dalam hal
o perkawinan
o kedudukan sebagai orang-tua
o pekerjaan
5. Betapa nyatanya setan dalam
o pengaruhnya
o kegiatannya
6. Bagaimana kita perlu bersiap-siap
o dengan perlengkapan senjata Allah
o dengan doa
Tema-tema Kunci
1. Kasih karunia.
Kasih karunia merupakan kata kunci dalam Alkitab, sebab hal itu memperlihatkan sifat Allah yang memungkinkan adanya keselamatan bagi kita. Oleh karena dosa manusia, jika tidak ada kasih karunia, tidak akan ada pengharapan. Kasih karunia berarti hadiah yang diberikan cuma-cuma. Respons manusia terhadap kasih karunia ialah iman, tetapi ini pun diberikan oleh Allah kepada kita. Lihatlah khususnya Efe 2:1-10. Perhatikan bahwa kasih karunia selalu dipertentangkan dengan hukum Taurat (Rom 6:14). Pembenaran dimungkinkan oleh dua alasan, yaitu kasih karunia Allah (Rom 3:24) dan kematian Kristus (Rom 5:9).
2. Keesaan.
Paulus telah menjelaskan bahwa umat Allah di bawah perjanjian baru mengikutsertakan baik orang Yahudi maupun bukan Yahudi, dan sekarang ia menekankan perlunya kita memelihara keesaan sejati ini. Sebagai Kristen kita tidak dapat menciptakan keesaan oleh karena hal ini adalah pekerjaan Roh Kudus, tetapi kita diminta untuk memeliharanya. Kesatuan yang kita punyai tidaklah sama dengan keseragaman. Ada keanekaragaman karunia di antara umat Allah, tetapi hanya ada satu dasar kesatuan. Lihat juga pada perikop lain yang terbaik yang menekankan pentingnya kesatuan - Yohanes pasal 17.
3. Hubungan.
Kita tidak hidup di dalam suatu ruangan hampa, tetapi di dalam serentetan hubungan - di dalam rumah, dalam pekerjaan, di dalam gereja dan di dalam masyarakat pada umumnya. Iman Kristen kita terutama menyangkut hubungan-hubungan tersebut. Kita sering menemukan bahwa pada suatu saat, standar kehidupan menurut ajaran Alkitab bertentangan dengan standar kehidupan yang sementara ini diterima dalam masyarakat. Dalam kasus seperti itu kita harus lebih menaati Allah daripada manusia. Bandingkan perikop dalam Efesus tentang masalah ini dengan ayat-ayat yang serupa dalam Kolose. Juga perhatikan bagaimana dalam memilih pemimpin Kristen, masalah hubungan kekeluargaan sangat mendapat perhatian (1Tim 3:1-5; Tit 1:6-8).
4. Konflik.
Paulus menyebut seorang Kristen sebagai prajurit (2 Tim. 2:3, 4). Baginya selalu berlangsung peperangan, dan Kristen benar-benar terlibat di dalamnya. Alkitab tidak pernah meragukan keberadaan setan. Setan begitu nyata dalam pengalaman Tuhan Yesus,dan nyata juga bagi para murid.Dalam Efesus Paulus mengingatkan kita tentang kecerdikan musuh itu.Kita tidak dapat menghadapinya tanpa senjata atau tanpa perlindungan. Carilah hal-hal yang berhubungan dengan Iblis yang ditunjukkan oleh Kristus - Matius 4:1-11; 12:24; 13:39; 25:41; Lukas 8:12; 10:18; Yohanes 8:44.
Garis Besar Intisari: Efesus (Pendahuluan Kitab) [1] SEBUAH PESAN UNTUK ORANG-ORANG KUDUS YANG SETIA DALAM YESUS KRISTUS DI
EFESUS Efe 1:1, 2
[2] WARISAN KITA SEBAGAI ORANG KRISTEN Efe 1:3-2:
[1] SEBUAH PESAN UNTUK ORANG-ORANG KUDUS YANG SETIA DALAM YESUS KRISTUS DI
EFESUS Efe 1:1, 2[2] WARISAN KITA SEBAGAI ORANG KRISTEN Efe 1:3-2:22
Efe 1:3-6 | Dipilih untuk suatu maksud |
Efe 1:7-14 | Diselamatkan untuk suatu maksud |
Efe 1:15-23 | Diterangi untuk suatu maksud |
Efe 2:1-10 | Dihidupkan untuk suatu maksud |
Efe 2:11-22 | Didamaikan untuk suatu maksud |
[3] SUATU MISTERI YANG DISINGKAPKAN Efe 3:1-21
Efe 3:1-6 | Orang-orang yang bukan Yahudi juga diikutsertakan |
Efe 3:7-12 | Pelayanan Paulus yang strategis |
Efe 3:13-21 | Pengertian penuh sangat penting |
[4] SIFAT GEREJA Efe 4:1-32
Efe 4:1-6 | Dipersatukan di dalam Roh |
Efe 4:7-12 | Diberkati dengan karunia-karunia Roh |
Efe 4:13-16 | Diperlengkapi untuk bertumbuh |
Efe 4:17-24 | Diperbarui ciri-cirinya |
Efe 4:25-32 | Diubahkan penampilannya |
[5] CIRI-CIRI, TINGKAH LAKU DAN KONFLIK KRISTEN Efe 5:1-6:24
Efe 5:1-20 | Mengikut Kristus |
Efe 5:21-6:9 | Hidup dengan sesama |
Efe 6:10-24 | Menghadapi musuh |
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi